Tuesday, October 12, 2010

Sufi Road : Berziarah ke makam Syeh Burhanudin Kampar

Tuan guru Naqsybandi di Kampar
Makam Syeh Burhanudin berlokasi di Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar. tepatnya didesa kuntu simpang empat lipat kain. Jalan menuju makam ini bisa dari dua arah, yaitu dari kota pekan baru atau dari sumatra barat. Jika dari arah Pekanbaru perjalanan kearah kampar kiri sekitar 1 jam kemudian sampai di Simpang Empat Lipat Kain dan menuju Desa Kuntu dengan mengikuti petunjuk disimpang tersebut. Sedangkan kl dari sumatra barat yaitu kearah teluk kuantan yang diteruskan kekampar kiri.

Tidak banyak sejarah yang bisa dicatat dari manakib syeh burhanudin.
Syeikh Burhanuddin kampar ini adalah murid Syeikh Abdullah Arif, ini berbeda dengan Syeikh Burhanuddin Ulakkan murid Syeikh Abdur Rauf bin Ali al-Fansuri.

Almarhum Syekh Burhanuddin adalah salah seorang penyebar Agama Islam yang juga merupakan tuan guru dari tarekat naqsybandi.
Syekh Burhanuddin lahir di Mekkah pada tahun 1111 M atau 530 H dan Wafat di Kuntu pada 1191 M atau 610 H. Beliau menyiarkan agama Islam di Batu Hampar, Sumatra Barat pada 1141 - 1151 M, pada 1151 - 1156 ia tinggal di Kumpulan Bonjol, Sumatra Barat kemudian berpindah lagi ke Pariaman pada rentang waktu 1156 - 1171.

Kemudian Syekh Burhanuddin menetap dan menyiarkan Islam di Kuntu, Riau, selama 20 tahun hingga meninggal pada tahun 1191 dan dimakamkan di tepian sungai Sebayang, Desa Kuntu.


Makam tuan guru Tarekat Naqsabandiah ini ditandai dengan batang kayu sungkai yang kini telah menjadi batu fosil. Beberapa barang peninggalannya dipegang oleh keturunannnya baik buku kotbah, kitab, stempel, pedang maupun baju kebesarannya


Banyak hal-hal menarik yang dianggap keramat oleh masyarakat, baik pengikutnya maupun masyarakat luas, yang kemudian menjadikan imam ini menjadi mulia. Salah satunya adalah dua batu nisan yang menandai makamnya. Menurut H Junaidi, pimpinan Ponpes Burhanuddin Kuntu, batu nisan tersebut asalnya adalah pohon sungkai yang menjadi batu. Sejak ditanam hingga sekarang tak ada yang bisa mencabutnya. Bahkan, seekor gajah mencabutnya dengan belalai. Selain tak tercabut, ternyata gajah itu langsung mati.

“Dulu tebing Sungai Subayang atau Sungai Kampar Kiri ini sering runtuh, namun setelah Syekh Burhanuddin bermakam di sana, tebing tersebut tak pernah runtuh lagi, bahkan aliran sungai itu beralih ke tempat lain,”

Berikut sekilas makam syeh burhanudin. Semoga Allah terus menjaga dan melestarikan makam dari para kekasihnya. Amin

2 comments:

dakwahpost.com said...

taubatlah wahai penyembah kubur

http://kumpulankonsultasi.blogspot

Unknown said...

Bertaubatlah Jaysun Mubarrak dari tdk menghormati dan memuliakan Dai al-Allah