Purnama penuh terbit di atas kita
dengan terbitnya, tenggelam seluruh bulan lainnya
rupawan seindah wajahmu tak pernah kami menyaksikannya -
wajah ceria penuh sukacita!
Engkau mentari, engkau lah punama
engkau cahaya di atas segala cahaya
engkau pembangkit semangat dan daya
engkau lentera hati kita
Wahai kekasihku, wahai Muhammad junjunganku!
wahai bintang dari Timur dan Barat!
wahai, engkau sang pendukung! Wahai yang terpuji!
wahai, Imam dua kiblat!
Ia yang sempat melihat wajahmu betapa untungnya!
wahai engkau yang berbudi mulia pada orangtua
mata-airmu yang sejuk dan suci
adalah tempatku mereguk minum di hari kebangkitan nanti.
Kami tak pernah melihat unta-unta
dari mana pun asalnya - berjalan gembira
kecuali saat mereka menujumu semata
awan-awan melindungimu
dan tuan rumah mulia melimpahkan segala
hadiah kehormatan bagimu saja.
Pepohonan mendatangimu menitikkan airmata
merundukkan diri antara dua tanganmu
dan kijang-kijang yang melesat itu, wahai kekasihku,
mereka pun datang untuk perlindunganmu.
Bila semua karavan telah siap sedia
saat keberangkatan telah diumumkan bagi semua
kudekati mereka dengan basah airmata
sembari berkata: "tunggu sejenak, wahai tuan kepala,
dan kirimkan untukku beberapa surat ini saja".
wahai, rasa rindu yang tak tertanggugkan!
Di tengah tujuan nampak rumah-rumah hunian
waktunya malam hari dan saat awal subuh sekali
di puncak gembira semua makhluk di alamraya ini
untukmu - wahai pria berdahi rupawan berseri
cinta mereka bagimu sungguh tak ada yang memadai -
penuh tunggu penuh rindu.
dalam kehadiran aura jiwamu
umat manusia yang ada dimana-mana, laksana terpana!
Engkau lah penutup seluruh nabi
dan pada Dia Tuhanmu bersyukur engkau tiada henti
Hamba-hambamu ini wahai Tuhan amat mengharapkan
seluruh rahmatmu berlimpah baginya tanpa henti.
Pikiran kami tentang dirimu junjunganku Muhammad
senantiasa luhur dan suci
wahai pembawa berita gembira, wahai pemberi peringatan
bagi umat manusia!
bantu aku ya Allah dan lindungi aku!
wahai yang mampu melindungi siksa api neraka.
wahai yang mampu menolong dan tempat kami berlindung
di saat-saat malapetaka harus ditanggung!
Sukacitalah sang budak yang telah merasakan arti
bahagianya merdeka
dari segala pedih dan cemas atasmu Muhammad kekasih hati
yang cahayanya begitu terang layaknya purnama
bagimu seluruh kebaikan sempurna
Dibanding dirimu, tak ada lagi yang lebih suci
wahai kakek baginda Husein
bagimu seluruh rahmat Allah semata
terus menerus melimpah sepanjang masa!
Wahai engkau yang derajatnya tinggi diangkat
maafkan segala dosa yang kami buat
dan maafkan segala kesalahan kami
engkau murah maaf bagi segala salah
dan segala laku tercela
Engkau yang memaafkan semua dosa
engkau yang meluruskan jalan kami yang menyimpang
yang mengetahui semua rahasia
bahkan yang paling dalam dari semua rahasia
engkau yang menjawab semua do'aku!
Tuhanku, kasihi semua hambamu ini
melalui jalan kebajikan dan kebaikan
semoga rahmatMu tercurah bagi Ahmad
- rahmat melebihi seluruh baris
yang pernah ditulis
Aku berdo'a bagi Muhammad yang selalu dalam bimbinganNya
pemilik wajah cahaya, wajah yang berkilau laksana sang surya
malam hari kelahirannya bagi Islam adalah saat sukacita
saat semua berbangga!
Hari itu anak perempuan Wahab
meperoleh berkah kebesaran tak wanita lain pun
pernah mendapatkan
dia pun mendatangi kaumnya
lebih anggun
bahkan dari Maryam wanita yang perawan selamanya.
Masa kelahirannya adalah masa kedurhakaan pada puncaknya,
dan kelahirannya adalah puncak bencana bagi para pendurhaka!
Namun dalam suasana kebahagian penuh sukacita
yang berjalan tanpa henti-hentinya
kabar baik itu datang juga:
telah lahir seorang Muhammad
pribadi yang selalu berada dalam bimbinganNya
dan masa bahagia
serta yang di atasnya semua bahagia
datang lah pada akhirnya!
Akhir dari Qyam
No comments:
Post a Comment