Wednesday, September 29, 2010

Sufi Road: Arti Nama Rasulullah dan Sifatnya

Nama ini (Muhammad) adalah nama beliau SAW paling masyhur. Secara etimologis, berakar pada asal kata al hamdu dengan kondisi bentuk kata isim Maf’ul, mengandung makna:
"Pujian atas yang terpuji, mencintainya, meninggikannya, dan mengagungkannya".
Inilah sebenamya hakikat pujian.
Maka Muhammad, artinya : Orang yang banyak mendapat pujaan orang orang yang memuji. Atau berarti: Orang yang berhak dipuji terus menerus.
Di dalam hadis Jubair bin Muth'im ra, dari Nabi SAW bersabda:

"Saya mempunyai beberapa nama: Saya Muhammad (yang terpuji), nama saya juga Ahmad (yang paling terpuji) dan nama saya juga Al Mahie (Penyirna) karena dengan nama ini Allah menyirnakan kekufuran".'

Nabi SAW terpuji di sisi Allah SWT, terpuji di sisi para Malaikat, terpuji di sisi saudara saudaranya para nabi dan terpuji di kalangan penduduk bumi semua, dan semua sifat sifat beliau sempurna dan terpuji di mata orang orang berakal.

Terbukti Tuhannya, Allah SWT telah memujinya bahkan menganugerahkan Asma dan Sifat-Nya, raufur-rahiim disematkan kepada sifat Baginda Nabi SAW ;

“sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (At-Taubah ayat 128)

Nama beliau adalah Muhammad dan Ahmad. Ummat beliau adalah al Hammaaduun, orang orang yang banyak dan terus menerus memuji, mereka memuji Allah SWT dikala senang dan susah.
Khutbah beliau selalu diawali dengan al hamd (pujian), demikian pula surat surat beliau, di tangan beliau pula kelak di hari kiamat akan berkibar bendera pujian (liwaa' al hamd).
Setelah beliau bersujud di sisi Tuhannya untuk mendapatkan syafa'at , dan memperoleh izin kemudahan memberi syafa'at Allah memuji beliau dengan pujian kemenangan bahwa beliau adalah Shahibul Maqaam al Mahmuud (Pemilik Singgasana Terpuji) yang menjadi dambaan para terdahulu dan orang orang kemudian.

Beliau Mahmud SAW, karena telah memenuhi bumi dengan petunjuk, iman, ilmu nafi' dan amal saleh, membuka hati, menyingkap kegelapan penduduk bumi, menyelamatkan mereka dari perangkap syetan, dari kemusyrikan, kekufuran dan kebodohan.
Karena beliau, para pengikutnya meraih kemuliaan dunia dan akhirat. Beliau telah mengenalkan mereka pada jalan menuju keridlaan Tuhannya dan surga keramat tempat tinggalnya, tiada suatu yang baik kecuali beliau telah memerintahkannya dan tidak ada suatu yang jelek kecuali beliau telah melarangnya, tegasnya SAW:
"Segala suatu yang dapat menghantar kalian ke surga telah kami perintahkan kalian untuk mengerjakannya, dan setiap sesuatu yang menghantar kalian ke neraka telah kami larang kalian mengerjakannya".


Allah SWT pun berfirman :

"Muhammad adalah hambaku, Rasulku.
Saya beri nama dia Al Mutawakkil (yang pasrah)
la tidak keras dan tidak berhati kasar
Tidak suka cekcok menarik suara di pasar
Tidak membalas keburukan dengan keburukan
la sangat pemberi maaf
Dan saya tidak akan mencabut ruhnya sebelum
tugas dia meluruskan agama bengkok selesai
Saya perintahkan dia membuka mata mata yang buta
Telinga telinga tuli, hati hati yang tertutup
Hingga mereka menyatakan "Laa Ilaaha Illallaah"
Tiada Tuhan selain Allah.”

• la adalah wujud makhluk paling pengasih dan paling penyayang, paling besar memberi manfaat untuk mereka dalam masalah agama dan dunia.
• Beliau makhluk Allah paling fashih.
• Untaian katanya paling indah, simpel tapi penuh arti dan tepat sasaran,
• Paling sabar dalam hal-hal yang menuntut kesabaran
• Paling tepat waktu dalam berbagai pertemuan
• Paling tepat pada janji dan tanggung jawab
• Paling banyak menanggung kebaikan dalam ganda besar
• Paling tawadlu'
• Paling banyak mendahulukan orang lain atas dirinya
• Paling gigih membela dan melidungi sahabatnya
• Paling tepat melakukan apa yang diperintahkan kepadanya
• Paling cepat meninggalkan apa yang dilarang
• Dan paling setia menyambung silaturrahim Ali ra berkata : "Rasulullah SAW adalah: Paling baik memiliki dada
• Paling benar tutur katanya
• Paling lembut punya temperamen
• Paling mulia punya pergaulan
• Dalam sepintas beliau dilihat menakutkan
• Dan siapapun yang bergaul dengan arif ia mencintainya
• Yang memperhatikan akan berkata: Belum pemah aku melihat sebelum ini atau setelah ini orang seperti beliau SAW."

Diriwayatkan oleh Turmidzi didalam As Syama'il Maksud dari Ucapan Sayidina Ali ra bahwa:
• Beliau paling baik punya dada, artinya: Dada beliau penuh kebaikan meliputi semua makhluk dan semua kebaikan.
• Paling benar punya tutur kata, artinya: Tidak pernah ada seorangpun yang mendapatkan beliau berbohong walaupun sekali. Tidak terkecuali para pencinta beliau, para musuh beliaupun mengakui kebenaran beliau.

• Paling lembut punya temperamen, artinya: Beliau pemurah, lembut, dekat dengan siapa saja, menghadiri undangan orang yang mengundangnya, me-laksanakan kebutuhan orang yang memerlukannya, menarik hati orang yang bertanya, tidak mengelak atau menolak dengan merta, menerima kebaikan setiap orang yang berbuat baik kepada beliau dan memaafkan setiap orang yang berbuat jahat kepada beliau.

• Dalam sepintas beliau dilihat menakutkan, dan setiap orang yang bergaul dengan arif ia mencintainya, artinya:
Dua karekter ini adalah prioritas Allah bagi setiap hamba yang loyal Shidiq (benar) dan Ikhlas: Adalah dua sifat keagungan dan cinta yang membiaskan wibawa besar dan rasa cinta, membuat setiap orang yang memandangnya hormat dan takut, hatinya penuh ta'dhiem dan ijlal hingga lawanpun.

Tapi bila bergaul dan bersahabat ia akan mencintai beliau melebihi makhluk lain, beliau akan ditinggikan, diagungkan, dicintai dan dihormati. Demikianlah cinta yang sempurna, akan senantiasa membiaskan keagungan dan wibawa, maka cinta tanpa ta'dhiem dan wibawa, atau ta'dhiem dan wibawa tanpa cinta tanpa ta'dhiem yang wibawa, atau ta'dhiem dan wibawa atau ta'dhiem dan wibawa tanpa cinta akan ganjil, seperti penipu dhalim.

Suatu kesempurnaan: muatannya sejatinya adalah cinta, kasih sayang rasa ta' dhiem dan ijlal. Sifat ini tidak akan didapati kecuali pada yang dicintai telah memiliki sifat sifat tersebut.
Dan hanya Allah SWT jua yang berhak memiliki sifat sifat ini, maka Dialah semata yang berhak diagungkan, dibesarkan, ditakuti dan dicintai, sepenuh hati tanpa sekutu, karena dosa menyekutukan Allah dengan memberikan porsi cinta yang sama antara Allah dan lainNya adalah dosa syirik yang tak terampuni, Allah sendiri menegaskan:

165. dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu[106] mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Al-Baqarah ayat 165)
[106] Yang dimaksud dengan orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah.

Dan yang paling tepat dalam hal ini adalah pendapat yang menyatakan bahwa yang dimaksud Ijlal, artinya ialah Ta'dhiem (mengagungkan), dan Al Ikraam, artinya : Al Hubb (cinta).
Maka segala bentuk cinta dan ta'dhiem terhadap manusia tak lebih dari sekedar efek atau konsekwensi cinta dan ta'dhiem kepada Allah, seperti:
Cinta dan ta' dhiem kepada Rasul Allah, adalah konsekwensi mencapai kesempurnaan cinta dan ta'dhiem kepada Yang Mengutusnya. Semen- tara cinta ummat kepada beliau SAW adalah konsekwensi (taba'un) cinta Allah kepada beliau SAW, dan ta'dhiem mereka kepada beliau SAW adalah konsekwensi Ijlal Allah kepada beliau SAW.
Dengan demikian, maka:
• Cinta kepada Rasulullah merupakan manifestasi cinta milik Allah dan wujud konsekwensi dari cinta Allah.
• Cinta kepada para Ulama (Ahlul Ilmi) dan Orang orang Beriman (Ahlul Iman), dan
• Cinta kepada para Sahabat Rasulullah SAW radliyallaahu' anhum dan hormat kepada mereka, merupakan konsekwensi dari cinta Allah dan RasulNya kepada mereka.
Artinya, bahwa Allah SWT telah menganugerahkan kepada nabi Muhammad SAW wibawa (Al Mahabah), dan cinta (Al Mahabbah) setiap orang Mukmin yang Ikhlash akan mendapat bagian dari wibawa dan cinta itu.

Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata: Sesungguhnya setiap orang Mukmin telah mendapat anugerah wibawa dan manisnya cinta, artinya: dia dicinta, ditakuti dan dihormati karena anugerah tersebut.

Sebelum masuk Islam Amru bin Al 'Ash pernah berkata:
Tidak ada seorang yang paling saya benci melebihi Rasulullah, setelah saya masuk Islam beliau adalah orang yang paling saya cintai dan paling mulia dimataku. Andaikan saya diminta untuk menggambarkan beliau, saya tidak akan mampu karena mataku tidak pernah puas memandang dan menghormati beliau SAW.

Kepada orang orang Quraisy, Urwah bin Masud ra pernah berkata:
Wahai kaumkui Demi Allah, saya telah datang diutus menghadap kaisar, kisra dan para raja. Saya belum pernah melihat seorang raja dihormati oleh para sahabatnya seperti apa yang di- lakukan sahabat sahabat Muhammad kepada Muhammad SAW.
Wallaahi, mereka tidak pernah memandang tajam kepada beliau karena hormat.
Setiap kali meludah, Judah meliau jatuh ke telapak tangan sebahagian mereka sebelum jatuh ke tanah lalu is kurapkan ke wajah dan dadanya.
Bila berwudlu', mereka berebut berusaha mendapatkan yang jatuh dari air wudlu 'nya.







ceramah Hb Mundzir : Mengingat Kematian

Sufi Road: Sekilas Kitab Sirr Al Asrar

Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam
Dan, menjelang fajar mereka mohon ampunan
Allah memandu kepada cahaya-Nya
Siapa yang Dia kehendaki


Demikian salah satu bait-bait syair yang terdapat dalam kitab Sirr al-Asrar wa Muzhhir al-Anwar fi ma Yahtaju Ilayhi al-Abrar (Rahasia dari Segala Rahasia Kehidupan) karya Syekh Abdul Qadir al-Jailani, seorang sufi terkemuka.
Kitab ini menjelaskan tentang dasar-dasar ajaran Islam, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji, berdasarkan sudut pandang sufistik (tasawuf). Di dalamnya, terdapat 24 bab yang didasarkan pada 24 huruf dalam kalimat syahadat (Asyhadu an laa Ilaaha Illa Allah wa Asyahadu annaa Muhammad Rasulullah) dan 24 jam dalam sehari semalam.

Kitab yang ditulis Syekh Abdul Qadir al-Jailani (ada pula yang menulisnya dengan Al-Jilani) ini dianggap sebagai jembatan yang mengantarkan pada tiga karyanya yang terkenal, yaitu Al-Ghunyah li Thalibi Thariq al-Haqq (Bekal para Pencari Kebenaran), Al-Fath al-Rabbani wa al-Faydh al-Rahmani (Menyelami Samudra Hikmah), dan Futuh al-Ghayb (Penyingkapan Kegaiban).
Adapun metode pengajaran dan penyampaian yang digunakannya dalam kitab tersebut adalah metode bayani (penjelasan), yakni dengan menggunakan kata-kata yang tepat, ungkapan yang mudah, seimbang, dan jauh dari keruwetan.

Contohnya, ketika memberikan pengertian tentang iman, ia berkata, ''Kami yakin bahwa keimanan adalah pengucapan dengan lisan, pembenaran dengan hati, dan pelaksanaan dengan anggota badan. Bertambah dengan ketaatan, berkurang dengan kemaksiatan, menguat dengan ilmu, melemah dengan kebodohan, dan timbul karena adanya taufik.''

24 Rahasia

Sesuai dengan namanya, yaitu Sirr al-Asrar (Rahasia dari Segala Rahasia Kehidupan), setidaknya terdapat 24 macam rahasia yang diungkapkan Abdul Qadir al-Jailani dalam kitab ini.
Pertama, pembahasan ini dimulai dengan keberadaan manusia yang dilihat dari sudut pandang jiwa dan raga. Secara umum, manusia mempunyai ciri-ciri fisik yang hampir sama. Tapi, dari sisi jiwa, setiap orang berbeda-beda. Karena itu, perlu penjelasan yang lebih khusus, yakni sebuah kaidah tentang jalan menapaki satu tingkatan ke tingkatan lainnya, untuk mencapai alam ilmu, sebagai tingkatan tertinggi.

Ia mendasarkan hal tersebut pada sebuah hadis, ''Ada satu tingkatan yang di dalamnya semua dan segala sesuatu dihimpun, yaitu makrifat ilmu.'' Kemudian, ia memperkuat argumentasinya dengan beberapa hadis lain. ''Tafakur sesaat lebih utama daripada ibadah setahun.'' Atau, ''Sesaat tafakur lebih utama daripada ibadah seribu tahun.''

Kedua, ia mengatakan bahwa jalan pertama menuju kesempurnaan adalah tobat. Seperti disebutkan dalam Alquran, ''Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.'' (QS al-Baqarah [2]: 222).

Lalu, diperkuat dan diperjelas lagi dengan ayat lain. ''Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan mengerjakan amal saleh; Maka itu, kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS al-Furqan [25]: 70).

Ketiga, tentang zakat dan sedekah. Syekh Abdul Qadir al-Jailani mengatakan bahwa segala sesuatu yang diberikan sebagai zakat, akan melalui tangan Allah sebelum sampai kepada kaum fakir. Karena itu, tujuan zakat tidak semata-mata untuk membantu kaum fakir, karena Allah Maha Mengetahui semua kebutuhan, termasuk kebutuhan kaum fakir.

Menurut Abdul Qadir, tujuan zakat sejatinya adalah agar niat seorang yang berzakat diterima oleh Allah. Ia mengutip firman Allah SWT, ''Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan, apa saja yang kamu nafkahkan. Maka, sesungguhnya Allah mengetahuinya.'' (QS Ali Imran [3]: 62).

Keempat, Syekh Abdul Qadir membagi puasa menjadi dua, puasa lahir dan puasa batin. Puasa lahir dibatasi oleh waktu, dengan menjauhi makan, minum, dan hubungan seks, dari fajar hingga tenggelam matahari. Sedangkan puasa batin dijalani selama-lamanya, selama hidup di dunia hingga kehidupan di akhirat, dengan menjaga semua indra dan pikiran dari segala yang diharamkan. Inilah puasa yang sejati.

Ia mengutip hadis, ''Bagi orang yang berpuasa, ada dua kegembiraan. Satu kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan lainnya saat ia melihat Allah (makrifat).''

Syekh Abdul Qadir yang juga dijuluki sebagai 'Penghulu Para Auliya' ini mengupas tentang aspek lahir dan batin dari shalat dan ibadah haji. Memberi panduan zikir, wirid, dan berkhalwat. Menyingkap hakikat kebahagiaan, penderitaan, dan penyucian jiwa. Menganjurkan perang melawan hawa nafsu dan melihat hakikat Ilahi, hingga meraih maqam penyaksian (musyahadah).

Syekh Abdul Qadir al-Jailani telah menggambarkan secara lengkap tentang tasawuf yang memadukan antara ilmu syariat, yang didasarkaan pada Alquran dan sunah melalui penerapan praktis dengan keharusan untuk menghayati hakikat serta manfaat dari diterapkannya syariat.

Jadi, tasawuf yang dirumuskannya jauh dari paham-paham yang mengatakan bahwa setelah seseorang mencapai tingkat hakikat, sudah tidak dibutuhkan lagi syariat.

Dengan kata lain, kajian ini mengajak setiap Mukmin untuk berpindah dari iman yang baru sampai pada batasan rasio dan teori (iman aqli), kepada iman yang sudah sampai pada tahapan penghayatan dan pendalaman (iman dzauq). Dan, dari kesadaran hati akan perbuatan dan sifat-sifat Allah (maqam fana) kepada pemahaman rohani akan zat-Nya (maqam baqa').

Dengan demikian, seorang Mukmin akan meraih hakikat kelembutan, mencapai keikhlasan, dan menghampiri Sang Kekasih Yang Mahasuci. Inilah rahasia dari segala rahasia kehidupan, yang baru diketahui sebagian rahasianya oleh Barat, dengan terbitnya buku The Secret yang fenomenal itu.

Kalau tidak boleh dibilang terpengaruh, spiritualitas di Barat sebenarnya jauh tertinggal dengan spiritualitas di dunia Islam, karena kitab Sirr al-Asrar dikarang jauh sebelum Barat mengungkapnya.

Sumber : News room Republika

Sufi Road : Penciptaan Nur Muhammad


By: Haja Amina Adil
www.nurmuhammad.com As-Sayed Nurjan Mirahmadi

Suatu hari Sayedena Ali, karam Allahu wajhahu, misanan dan menantu Nabi Suci s.a.w. bertanya, Wahai Muhammad, kedua orang tuaku akan menjadi jaminanku, mohon katakan padaku apa yang diciptakan Allah TaAla sebelum semua makhluq ciptaan? Berikut ini adalah jawaban nya yang indah :
Sesungguhnya, sebelum Rabb mu menciptakan lainnya, Dia menciptakan dari Nur Nya nur Nabimu, dan Nur itu diistirahatkan haithu mashaAllah, dimana Allah menghendakinya untuk istirahat. Dan pada waktu itu tidak ada hal lainnya yang hadir tidak lawh al-mahfoudh, tidak Sang Pena, tidak Surga ataupun Neraka, tidak Malaikat Muqarabin (Angelic Host), tidak langit ataupun dunia; tiada matahari, tiada rembulan, tiada bintang, tiada jinn atau manusia atau malaikat belum ada apa-apa yang diciptakan, kecuali Nur ini.
Kemudian Allah Subhan Allah dengan iradat Nya menghendaki adanya ciptaan. Dia kemudian membagi Nur ini menjadi empat bagian. Dari bagian pertama Dia menciptakan Pena, dari bagian kedua lawh al-mahfoudh, dari bagian ketiga Arsy.
Kini telah diketahui bahwa ketika Allah menciptakan lawh al-mahfoudh dan Pena, pada Pena itu terdapat seratus simpul, jarak antara kedua simpul adalah sejauh dua tahun perjalanan. Allah kemudia memerintahkan Pena untuk menulis, dan Pena bertanya, Ya Allah, apa yang harus saya tulis? Allah berkata, Tulislah : la ilaha illAllah, Muhammadan Rasulullah. Atas itu Pena berseru, Oh, betapa sebuah nama yang indah, agung Muhammad itu bahwa dia disebut bersama Asma Mu yang Suci, ya Allah.

Allah kemudian berkata, Wahai Pena, jagalah kelakuan mu ! Nama ini adalah nama Kekasih Ku, dari Nurnya Aku menciptakan Arsy dan Pena dan lawh al-mahfoudh; kamu, juga diciptakan dari Nur nya. Jika bukan karena dia, Aku tidak akan menciptakan apapun. Ketika Allah S.W.T. telah mengatakan kalimat tersebut, Pena itu terbelah dua karena takutnya akan Allah, dan tempat dari mana kata-katanya tadi keluar menjadi tertutup/terhalang, sehingga sampai dengan hari ini ujung nya tetap terbelahdua dan tersumbat, sehingga dia tidak menulis, sebagai tanda dari rahasia ilahiah yang agung.


Maka, jangan seorangpun gagal dalam memuliakan dan menghormati Nabi Suci, atau menjadi lalai dalam mengikuti contoh nya (Nabi) yang cemerlang, atau membangkang/meninggalkan kebiasaan mulia yang diajarkannya kepada kita.

Kemudian Allah memerintahkan Pena untuk menulis. Apa yang harus saya tulis, Ya Allah? bertanya Pena. Kemudian Rabb al Alamin berkata, Tulislah semua yang akan terjadi sampai Hari Pengadilan ! Berkata Pena, Ya Allah, apa yang harus saya mulai? Barkata Allah, “Kamu harus memulai dengan kata-kata ini : Bismillah al-Rahman al-Rahim. Dengan rasa hormat dan takut yang sempurna, kemudian Pena bersiap untuk menulis kata-kata itu pada Kitab (lawh al-mahfoudh), dan dia menyelesaikan tulisan itu dalam 700 tahun.
Ketika Pena telah menulis kata-kata itu, Allah S.W.T. berbicara dan berkata, Telah memakan 700 tahun untuk kamu menulis tiga Nama Ku; Nama Keagungan Ku, Kasih Sayang Ku dan Empati Ku. Tiga kata-kata yang penuh barakah ini saya buat sebagai sebuah hadiah bagi ummat Kekasih Ku Muhammad.


Dengan Keagungan Ku Aku berjanji bahwa bilamana abdi manapun dari ummat ini menyebutkan kata Bismillah dengan niat yang murni, Aku akan menulis 700 tahun pahala yang tak terhitung untuk abdi tadi, dan 700 tahun dosa akan Aku hapuskan.
Sekarang (selanjutnya), bagaian ke-empat dari Nur itu Aku bagi lagi menjadi empat bagian :
- Dari bagian pertama Aku ciptakan Malaikat Penyangga Singgasana (hamalat al-‘Arsh);
- Dari bagian kedua Aku telah ciptakan Kursi, majelis Ilahiah (Langit atas yang menyangga Singgasana Ilahiah, ‘Arsh);
-Dari bagian ketiga Aku ciptakan seluruh malaikat (makhluq) langit lainnya;
- dan bagian ke-empat Aku bagi lagi menjadi empat bagian:
--dari bagian pertama Aku membuat semua langit, dari bagian kedua Aku membuat bumi-bumi , dari bagian ketiga Aku membuat Jinn dan api.
--Bagian keempat Aku bagi lagi menjadi empat bagian : dari bagian pertama Aku membuat cahaya yang menyoroti muka kaum beriman; dari bagian kedua Aku membuat cahaya di dalam jantung mereka, merendamnya dengan ilmu ilahiah; dari bagian ketiga cahaya bagi lidah mereka yang adalah cahaya Tawhid (Hu Allahu Ahad),
--dan dari bagian keempat Aku membuat berbagai cahaya dari ruh Muhammad s.a.w..

Ruh yang cantik ini diciptakan 360,000 tahun sebelum penciptaan dunia ini,
! dan itu dibentuk sangat (paling) cantik dan dibuat dari bahan yang tak terbandingkan.
! Kepalanya dibuat dari petunjuk, lehernya dibuat dari kerendahan hati,
! Matanya dari kesederhanaan dasn kejujuran, dahinya dari kedekatan (kepada Allah),
! Mulutnya dari kesabaran, lidahnya dari kesungguhan,
! Pipinya dari cinta dan ke-hati-hati-an,
! Perutnya dari tirakat terhadap makanan dan hal-hal keduniaan,
! Kaki dan lututnya dari mengikuti jalan lurus,
! dan jantungnya yang mulia dipenuhi dengan rahman.
! Ruh yang penuh kemuliaan ini diajari dengan rahmat dan dilengkapi dengan adab semua kekuatan yang indah. Kepadanya diberikan risalahnya dan kualitas kenabiannya dipasang.
! Kemudian Mahkota Kedekatan Ilahiah dipasangkan pada kepalanya yang penuh barokah, masyhur dan tinggi diatas semua lainnya, didekorasi dengan Ridha Ilahiah dan diberi nama Habibullah (Kekasih Allah) yang murni dan suci.

Duabelas Tabir { Bismi=786 7+8+6=21 Mirror of 21= 12 Bulan, 12th Rabil Awal, 12 suku, 12 Menunjukkan Penuntasan}

Sesudah ini Allah S.W.T., menciptakan duabelas tabir.
- Yang pertama dari itu adalah Tabir Kekuatan didalam mana Ruh Nabi s.a.w. mukim (tinggal) selama 12,000 tahun, membaca Subhana rabbil-ala (Maha Suci Rabb-ku, Maha Tinggi).
- Yang kedua adalah Tabir Kebesaran dalam mana dia ditutupi selama 11,000 tahun, berkata, Subhanal Alim al-Hakim (Maha Suci Rabb-ku, Maha Tahu, Maha Bijak).
- Dia dipingit selama 10,000 tahun dalam Tabir Kebaikan, mengucapkan Subhana man huwa daim, la yaqta (Maha Suci Rabb-ku Yang Abadi, Yang Tidak Berakhir).
- Tabir ke-empat adalah Tabir Rahman, disitu ruh mulia itu tinggal selama 9,000 tahun, memuja Allah, berkata: Subhana-rafi’-al-‘ala (Maha Suci Rabb ku Yang Ditinggikan, Maha Tinggi).
- Tabir kelima adalah Tabir Nikmat, dan di situ tinggal selama 8,000 tahun, mengagungkan Allah dan berkata, Subhana man huwa qa’imun la yanam. (Maha Suci Rabb-ku Yang Selalu Ada, Yang Tidak Tidur).
- Tabir ke-enam adalah Tabir Kemurahan; dimana dia tinggal selama 7,000 tahun, memuja, Subhana-man huwal-ghaniyu la yafqaru (Maha Suci Rabb-ku Yang Maha Kaya, Yang Tidak Pernah Menjadi Miskin).
- Kemudian diikuti tabir ke tujuh, Tabir Kedudukan. Disini ruh tercerahkan itu tinggal selama 6,000 tahun, memuja Allah dan berkata : Subhana man huwal Khaliq-an-Nur (Maha Suci Rabb-ku Maha Pencipta, Maha Cahaya Light).
- Berikutnya, Dia menyelimutinya dengan tabir ke delapan, Tabir Petunjuk dimana dia tinggal selama 5,000 tahun, memuja Allah dan berkata, Subhana man lam yazil wa la yazal. (Maha SuciRabb-ku Yang Keberadaan Nya Tak Pernah Berhenti, Yang Tidak Musnah).
- Kemudian diikuti tabir ke sembilan, yaitu Tabir Kenabian dimana dia tinggal selama 4,000 tahun, mengagungkan Allah: Subhana man taqarrab bil-qudrati wal-baqa. (Maha Suci Rabb-ku yang Mengajak Dekat dengan Maha Kuat dan Maha Langgeng).
- Kemudian datang Tabir Keunggulan, tabir ke sepuluh dimana ruh yang tercerahkan ini tinggal selama 3,000 tahun, membaca pepujian untuk Pencipta dari Semua Sebab, berkata, “Subhana dhil-arshi amma yasifun(Maha Suci Rabb-ku Pemilik Singgasana Diatas Semua Karakter Yang Dilekatkan Kepada Nya).
- Tabir ke-sebelas adalah Tabir Cahaya. Disana dia tinggal selama 2,000 tahun, berdoa, Subhana dhil-Mulk wal-Malakut. (Maha Suci Rabb-ku Maha Raja semua Kerajaan Langit dan Bumi).
- Tabir ke-dua belas adalah Tabir Intervensi (Syafa’at), dan disana dia tinggal selama 1,000 tahun, berkata “Subhana-rabbil-’azhim” (Maha Suci Rabb-ku, Maha Anggun).
Penciptaan AHMAD Tercinta

Setelah itu Allah menciptakan sebuah pohon yang dikenal sebagai Pohon Kepastian.
-Pohon ini memiliki empat cabang. Dia menempatkan ruh yang diberkahi tadi pada salah satu cabang, dan dia terus menerus memuja Allah untuk 40,000 tahun, mengatakan, Allahu dhul-Jalali wal-Ikram. (Allah, Pemilik Keperkasaan dan Kebaikan).
-Setelah dia memuja Nya demikian itu dengan pepujian yang banyak dan beragam, Allah S.W.T. menciptakan sebuah cermin,dan Dia meletakannya demikian hingga menghadapi ruh Habibullah, dan memerintahkan ruh itu untuk memandangi cermin itu.
- Ruh itu melihat ke dalam cermin dan melihat dirinya terpantul sebagai pemilik bentuk yang paling cantik/ bagus dan sempurna.
-Dia kemudian membaca lima kali, Shukran lillahi taala (terima kasih kepada Allah, Maha Tinggi Dia), dan tersungkur dalam posisi sujud dihadapan Rabb-nya. Dia tetap bersujud seperti itu selama 100 tahun, mengatakan Subhanal-aliyyul-azhim, wa la yajhalu. (Maha Suci Rabb ku Maha Tinggi Maha Anggun, Yang Tidak Mengabaikan Apapun); Subhanal-halim alladhi la yuajjalu. (Maha Suci Rabb-ku Maha Toleran, Yang Tidak Tergesa-gesa); Subhanal-jawad alladhi la yabkhalu. (Maha Suci Rabb ku Maha Pemurah Yang Tidak Pelit).

-Karena itulah Penyebab (Adanya) Makhluq mewajibkan ummat Muhammad s.a.w. untuk melakukan sujud (sajda) lima kali dalam sehari– lima shalat dalam jangka waktu siang sampai malam ini adalah sebuah hadiah kehormatan bagi ummat Muhammad s.a.w..
Dari Nur Muhammad


Berikutnya Allah menciptakan sebuah lampu jamrut hijau dari Cahaya,
-dan dilekatkan pada pohon itu melalui seuntai rantai cahaya. Kemudian Dia menempatkan ruh Muhammad s.a.w. di dalam lampu itu dan memerintahkannya untuk memuja Dia dengan Nama Paling Indah (Asma al-Husna).
Itu dilakukannya, dan dia mulai membaca setiap satu dari Nama itu selama 1,000 tahun. Ketika dia sampai kepada Nama ar-Rahman (Maha Kasih), pandangan ar-Rahman jatuh kepadanya dan ruh itu mulai berkeringat karena kerendahan hatinya.
Tetesan keringat jatuh dari padanya, sebanyak yang jatuh itu menjadi nabi dan rasul, setiap tetes keringat beraroma mawar berubah menjadi ruh seorang nabi.! Mereka semua berkumpul di sekitar lampu di pohon itu, dan Azza wa Jala berkata kepada Nabi Muhammad s.a.w., Lihatlah ini sejumlah besar nabi yang Aku ciptakan dari tetesan keringatmu yang menyerupai mutiara.

Mematuhi perintah ini, dia memandangi mereka itu, dan ketika cahaya mata itu menyentuh menyinari objek itu, maka ruh para nabi itu sekonyong konyong tenggelam dalam Nur Muhammad s.a.w., dan mereka berteriak, Ya Allah, siapa yang menyelimuti kami dengan cahaya?
!Allah menjawab mereka, Ini adalah Cahaya dari Muhammad Kekasih Ku, dan kalau kamu akan beriman kepadanya dan menegaskan risalah kenabiannya, Aku akan menghadiahkan kepada kamu kehormatan berupa kenabian.
!Dengan itu semua ruh para nabi itu menyatakan iman mereka kepada kenabiannya, dan Allah berkata, Aku menjadi saksi terhadap pengakuanmu ini, dan mereka semua setuju. Sebagaimana disebutkan di dalam al Quran yang Suci:

Dan ketika Allah bersepakat dengan para nabi itu : Bahwa Aku telah memberi kamu Kitab dan Kebijakan; kemudian akan datang kepadamu seorang Rasul yang menegaskan kembali apa-apa yang telah apa padamu–kamu akan beriman kepadanya dan kamu akan membantunya; apa kamu setuju? Dia berkata. Dan apakah kamu menerima beban Ku kepadamu dengan syarat seperti itu. Mereka berkata, Benar kami setuju. Allah berkata, Bersaksilah demikian, dan Aku akan bersama kamu diantara para saksi.
(Ali Imran, 3:75-76)

Kemudian ruh yang murni dan suci itu kembali melanjutkan bacaan Asma ul Husna lagi.
Ketika dia sampai kepada Nama al-Qahhar, kepalanya mulai berkeringat sekali lagi karena intensitas dari al Qahhar itu, dan dari butiran keringat itu Allah menciptakan ruh para malaikat yang diberkati.
Dari keringat pada mukanya, Allah menciptakan Singgasana dan Hadhirat Ilahiah,
Kitab Induk dan Pena, matahari, rembulan dan bintang -bintang.
Dari keringat di dadanya Dia menciptakan para ulama, para syuhada dan para mutaqin.
Dari keringat pada punggungnya dibuat lah Bayt-al-Ma’mur (rumah surgawi),
Kabatullah (Kaba), dan Bayt-al-Muqaddas (Haram Jerusalem),
dan Rauda-i-Mutahhara (kuburan Nabi Suci s.a.w.di Madinah), begitu juga semua mesjid di dunia ini.
Dari keringat pada alisnya dibuat semua ruh kaum beriman, dan dari keringat punggung bagian bawahnya dibuatlah semua ruh kaum tak-beriman, pemuja api dan pemuja patung.

Dari keringat di kaki nya dibuatlah semua tanah dari timur ke barat, dan semua apa-apa yang berada didalamnya. Dari setiap tetes keringatlah ruh seorang beriman atau tak-beriman dibuatnya. Itulah sebabnya Nabi Suci s.a.w.disebut juga sebagai Abu Arwah”, Ayah para Ruh. Semua ruh ini berkumpul mengelilingi ruh Muhammad s.a.w., berputar mengelilinginya dengan pepujian dan pengagungannya selama 1,000 tahun; kemudian Allah memerintahkan para ruh itu untuk memandang ruh Muhammad s.a.w..Para ruh mematuhi.

Siapa Memandang kepada Ruh Muhammad s.a.w.
Nah, di antara mereka yang pandangannya jatuh kepada kepalanya ditakdirkan menjadi raja dan kepala negara di dunia ini. Mereka yang memandang kepada dahinya menjadi pemimpin yang adil. Mereka yang memandang matanya akan menjadi hafiz Kalimat Allah (yaitu seorang yang memegangnya kedalam ingatannya). Mereka yang memandang alisnya akan menjadi pelukis dan artist. Mereka yang memandang telinganya akan menjadi mereka yang menerima peringatan dan nasehat. Mereka yang melihat pipinya yang penuh barakah menjadi pelaksana karya yang bagus dan pantas. Mereka yang melihat mukanya menjadi hakim dan pembuat wewangian, dan mereka yang melihat bibirnya yang penuh barokah menjadi menteri.

Barang siapa melihat mulutnya akan menjadi mereka yang banyak berpuasa. Barangsiapa yang melihat giginya akan menjadi kelihatanbagus/cantik, dan siapa yang melihat lidahnya akan menjadi utusan /duta raja-raja. Barang siapa melihat tenggorokannya yang penuh barokah akan menjadi khatib dan mu’adhdhin (yang mengumandangkan adhan). Barang siapa memandang janggutnya akan menjadi pejuang di jalan Allah. Barang siapa memandang lengan atasnya akan menjadi seorang pemanah atau pengemudi kapal laut, dan barang siapa melihat lehernya akan menjadi usahawan dan pedagang.

Siapa yang melihat tangan kananya akan menjadi seorang pemimpin, dan siapa yang melihat tangan kirinya akan menjadi seorang pembagi (yang menguasai timbangan dan mengukur catu kebutuhan hidup). Siapa yang melihat telapak tangannya menjadi seorang yang gemar memberi; siapa yang melihat belakang tangannya akan menjadi kolektor. Siapa yang melihat bagian dalam dari tangan kanannya menjadi seorang pelukis; siapa yang melihat ujung jari tangan kanannya akan menjadi seorang calligrapher, dan siapa yang melihat ujung jari tangan kirinya akan menjadi seorang pandai besi.

Siapa yang melihat dadanya yang penuh baraokah akan menjadi seorang terpelajar, meninggalkan keduniaan (ascetic) dan berilmu. Siapa yang melihat punggungnya akan menjadi seorang yang rendah hati dan patuh pada hukum Shari’a. Siapa yang melihat sisi badanya yang penuh barokah akan menjadi seorang pejuang. Siapa yang melihat perutnya akan menjadi orang yang puas, dan siapa yang melihat lutut kanannya akan menjadi mereka yang melaksanakan ruk’u dan sujud. Siapa yang melihat kakinya yang penuh barokah akan menjadi seorang pemburu, dan siapa yang melihat telapak kakinya menjadi mereka yang suka bepergian. Siapa yang melihat bayangannya akan mejadi penyanyi dan pemain saz (lute). Semua yang memandang tetapi tidak melihat apa-apa akan menjadi kaum tak-beriman, pemuja api dan pemuja patung. Mereka yang tidak memandang sama sekali akan menjadi mereka akan menyatakan bahwa dirinya adalah tuhan, seperti Nimrod, Pharoah dan sejenisnya.

Kini semua ruh itu diatur dalam empat baris.
- Di baris pertama berdiri ruh para nabi dan rasul, a.s.;
- Di baris kedua ditempatkan ruh para orang suci, para sahabat Allah;
- Di baris ketiga berdiri ruh kaum beriman, laki dan perempuan;
- Di baris ke empat berdiri ruh kaum tak-beriman.

Semua ruh ini tetap berada dalam dunia ruh di hadhirat Allah S.W.T.sampai waktu mereka tiba untuk dikirim ke dunia fisik.
Tidak seorang pun tahu kecuali Allah S.W.T. yang tahu berapa selang waktu dari waktu diciptakannya ruh penuh barokah Nabi Muhammad sampai diturunkannya dia dari dunia ruh ke bentuk fisiknya itu.
Diceritakan bahwa Nabi Suci Muhammad s.a.w. bertanya kepada malaikat Jibra'il ,
! Berapa lama sejak engkau diciptakan?
! Malaikat itu menjawab, Ya h Rasulullah, saya tidak tahu jumlah tahunnya, yang saya tahu bahwa setiap 70,000 tahun seberkas cahaya gilang gemilang menyorot keluar dari belakang kubah Singgasana Ilahiah; sejak waktu saya diciptakan cahaya ini muncul 12,000 kali.
Apakah engkau tahu apakah cahaya itu?” bertanya Muhammad s.a.w..
Tidak, saya tidak tahu,” berkata malaikat itu. “Itu adalah Nur ruhku dalam dunia ruh, jawab Nabi Suci s.a.w.. Pertimbangkan kemudian, berapa besar jumlah itu, jika 70,000 dikalikan 12,000 !


Monday, September 27, 2010

Sufi Road : Mengenal Sunan Drajat


Sunan Drajat diperkirakan lahir pada tahun 1470. Nama kecilnya adalah Raden Qasim, kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin. Dia adalah putra dari Sunan Ampel, dan bersaudara dengan Sunan Bonang
Diantara para wali, mungkin Sunan Drajat yang punya nama paling banyak. Semasa muda ia dikenal sebagai Raden Qasim, Qosim, atawa Kasim. Masih banyak nama lain yang disandangnya di berbagai naskah kuno. Misalnya Sunan Mahmud, Sunan Mayang Madu, Sunan Muryapada, Raden Imam, Maulana Hasyim, Syekh Masakeh, Pangeran Syarifuddin, Pangeran Kadrajat, dan Masaikh Munat.

Sunan Drajat yang mempunyai nama kecil Syarifudin atau raden Qosim putra Sunan Ampel dan terkenal dengan kecerdasannya. Setelah menguasai pelajaran islam beliau menyebarkan agama islam di desa Drajad sebagai tanah perdikan dikecamatan Paciran. Tempat ini diberikan oleh kerajaan Demak. Ia diberi gelar Sunan Mayang Madu oleh Raden Patah pada tahun saka 1442/1520 masehi Makam Sunan Drajat dapat ditempuh dari surabaya maupun Tuban lewat Jalan Dandeles ( Anyer - Panarukan ), namun bila lewat Lamongan dapat ditempuh 30 menit dengan kendaran pribadi

Dia adalah putra Sunan Ampel dari perkawinan dengan Nyi Ageng Manila, alias Dewi Condrowati. Empat putra Sunan Ampel lainnya adalah Sunan Bonang, Siti Muntosiyah, yang dinikahi Sunan Giri, Nyi Ageng Maloka, yang diperistri Raden Patah, dan seorang putri yang disunting Sunan Kalijaga. Akan halnya Sunan Drajat sendiri, tak banyak naskah yang mengungkapkan jejaknya.


Wewarah pengentasan kemiskinan Sunan Drajat kini terabadikan dalam sap tangga ke tujuh dari tataran komplek Makam Sunan Drajat. Secara lengkap makna filosofis ke tujuh sap tangga tersebut sebagai berikut :

1.Memangun resep teyasing Sasomo (kita selalu membuat senang hati orang lain)
2. Jroning suko kudu eling Ian waspodo (didalam suasana riang kita harus tetap ingat dan waspada)
3. Laksitaning subroto tan nyipto marang pringgo bayaning lampah (dalam perjalanan untuk mencapai cita - cita luhur kita tidak peduli dengan segala bentuk rintangan)
4. Meper Hardaning Pancadriya (kita harus selalu menekan gelora nafsu - nafsu)
5.Heneng - Hening - Henung (dalam keadaan diam kita akan mem­peroleh keheningan dan dalam keadaan hening itulah kita akan mencapai cita - cita luhur).
6. Mulyo guno Panca Waktu (suatu kebahagiaan lahir bathin hanya bisa kita capai dengan sholat lima waktu)
7. Menehono teken marang wong kang wuto, Menehono mangan marang wong kang luwe, Menehono busono marang wong kang wudo, Menehono ngiyup marang wongkang kodanan (Berilah ilmu agar orang menjadi pandai, Sejahterakanlah kehidupan masya­rakat yang miskin, Ajarilah kesusilaan pada orang yang tidak punya malu, serta beri perlindungan orang yang menderita).




Empat pokok ajaran dari Sunan Drajad
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Satu hal yang sangat menarik perhatian saya adalah materi dakwah yang disampaikan oleh Sunan Drajad. Dalam setiap dakwahnya beliau menyampaikan empat pokok ajarannya yang sangat terkenal di masyarakat. Empat pokok ajaran inilah yang menjadi substansi dakwah dari Sunan Drajad. Empat pokok ajaran dari Sunan Drajad adalah :

1. Menehono teken marang wong wuto
2. Menehono mangan marang wong kan luwe
3. Menehono busono marang kang mudo
4. Menehono ngiyup marang wong kang kudanan

Kurang lebih demikian artinya :
Berilah tongkat kepada orang yang buta
Berilah makan kepada orang yang kelaparan
Berilah pakaian kepada orang yang telanjang
Berilah tempat berteduh kepada orang yang kehujanan


Sekilas kalau kita perhatikan dari 4 pokok ajaran yang disampaikan Sunan Drajad tersebut nampaknya tidak ada yang istimewa. Namun kalau kita kaji lebih dalam lagi ternyata ada makna tersirat yang terkandung dalam 4 pokok ajaran tersebut. Dan ternyata 4 pokok ajaran ini sangat supel dan luwes, siapapun dapat mengamalkannya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Bahkan 4 pokok ajaran tersebut tampaknya masih sangat relevan untuk diamalkan dalam kondisi kekinian. Makna tersirat dari 4 pokok ajaran tersebut adalah :

Berilah petunjuk kepada orang yang bodoh.
Dalam konteks kekinian tentu saja dapat pula dimaknai bahwa kualitas pendidikan harus terus ditingkatkan, karena pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berkualitas akan semakin banyak mencetak generasi penerus yang siap hidup dan bersaing di era globalisasi ini

Sejahterakanlah kehidupan orang yang miskin (kurang makan)
Program pengentasan kemiskinan harus dijadikan prioritas utama oleh pemegang kekuasaan bangsa ini. Berbagai upaya harus senantiasakan dilakukan demi terciptanya pemerataan hidup. Sehingga tidak akan terdengar lagi slogan “yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin”

Ajarkanlah budi pekerti (akhlak) kepada orang yang tidak punya malu atau belum beradab.
Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan dari budi pekerti bangsa itu, jika dekadensi moral menjadi wabah yang menjalar pada bangsa tersebut, maka tunggu saja saat kehancurannya. Untuk itu perlu adanya penanganan yang sangat serius dalam pembelajaran budi pekerti di dalam masyarakat. Tentu peran pemerintah sangat dominan untuk merealiasasikan hal ini.

Berilah perlindungan kepada orang-orang yang menderita atau ditimpa bencana
Dalam konteks kekinian perwujudan ajaran ini sangat dibutuhkan, apalagi saat ini bangsa kita sedang di landa berbagai macam musibah, baik gempa bumi, banjir, longsor, lumpur lapindo, kecelakaan pesawat, kebakaran dan lain-lain. Penanggulangan bencana tentunya bukan hanya pada aspek fisik saja, tapi yang lebih penting tentu pada aspek psikis dan rohani.

Jika 4 pokok ajaran tersebut benar-benar dilaksanakan oleh segenap lapisan masyarakat pada bangsa ini, insya Allah tujuan negeri ini menciptakan masyakat yang adil makmur akan benar-benar terwujud, bukan hanya menjadi slogan yang tak kunjung ada eksistensinya


Ada diceritakan, Raden Qasim menghabiskan masa kanak dan remajanya di kampung halamannya di Ampeldenta, Surabaya. Setelah dewasa, ia diperintahkan ayahnya, Sunan Ampel, untuk berdakwah di pesisir barat Gresik. Perjalanan ke Gresik ini merangkumkan sebuah cerita, yang kelak berkembang menjadi legenda

Syahdan, berlayarlah Raden Qasim dari Surabaya, dengan menumpang biduk nelayan. Di tengah perjalanan, perahunya terseret badai, dan pecah dihantam ombak di daerah Lamongan, sebelah barat Gresik. Raden Qasim selamat dengan berpegangan pada dayung perahu. Kemudian, ia ditolong ikan cucut dan ikan talang –ada juga yang menyebut ikan cakalang.

Dengan menunggang kedua ikan itu, Raden Qasim berhasil mendarat di sebuah tempat yang kemudian dikenal sebagai Kampung Jelak, Banjarwati. Menurut tarikh, persitiwa ini terjadi pada sekitar 1485 Masehi. Di sana, Raden Qasim disambut baik oleh tetua kampung bernama Mbah Mayang Madu dan Mbah Banjar.

Konon, kedua tokoh itu sudah diislamkan oleh pendakwah asal Surabaya, yang juga terdampar di sana beberapa tahun sebelumnya. Raden Qasim kemudian menetap di Jelak, dan menikah dengan Kemuning, putri Mbah Mayang Madu. Di Jelak, Raden Qasim mendirikan sebuah surau, dan akhirnya menjadi pesantren tempat mengaji ratusan penduduk.

Jelak, yang semula cuma dusun kecil dan terpencil, lambat laun berkembang menjadi kampung besar yang ramai. Namanya berubah menjadi Banjaranyar. Selang tiga tahun, Raden Qasim pindah ke selatan, sekitar satu kilometer dari Jelak, ke tempat yang lebih tinggi dan terbebas dari banjir pada musim hujan. Tempat itu dinamai Desa Drajat.

Namun, Raden Qasim, yang mulai dipanggil Sunan Drajat oleh para pengikutnya, masih menganggap tempat itu belum strategis sebagai pusat dakwah Islam. Sunan lantas diberi izin oleh Sultan Demak, penguasa Lamongan kala itu, untuk membuka lahan baru di daerah perbukitan di selatan. Lahan berupa hutan belantara itu dikenal penduduk sebagai daerah angker.

Menurut sahibul kisah, banyak makhluk halus yang marah akibat pembukaan lahan itu. Mereka meneror penduduk pada malam hari, dan menyebarkan penyakit. Namun, berkat kesaktiannya, Sunan Drajat mampu mengatasi. Setelah pembukaan lahan rampung, Sunan Drajat bersama para pengikutnya membangun permukiman baru, seluas sekitar sembilan hektare.

Atas petunjuk Sunan Giri, lewat mimpi, Sunan Drajat menempati sisi perbukitan selatan, yang kini menjadi kompleks pemakaman, dan dinamai Ndalem Duwur. Sunan mendirikan masjid agak jauh di barat tempat tinggalnya. Masjid itulah yang menjadi tempat berdakwah menyampaikan ajaran Islam kepada penduduk.

Sunan menghabiskan sisa hidupnya di Ndalem Duwur, hingga wafat pada 1522. Di tempat itu kini dibangun sebuah museum tempat menyimpan barang-barang peninggalan Sunan Drajat –termasuk dayung perahu yang dulu pernah menyelamatkannya. Sedangkan lahan bekas tempat tinggal Sunan kini dibiarkan kosong, dan dikeramatkan.

Sunan Drajat terkenal akan kearifan dan kedermawanannya. Ia menurunkan kepada para pengikutnya kaidah tak saling menyakiti, baik melalui perkataan maupun perbuatan. ”Bapang den simpangi, ana catur mungkur,” demikian petuahnya. Maksudnya: jangan mendengarkan pembicaraan yang menjelek-jelekkan orang lain, apalagi melakukan perbuatan itu.

Sunan memperkenalkan Islam melalui konsep dakwah bil-hikmah, dengan cara-cara bijak, tanpa memaksa. Dalam menyampaikan ajarannya, Sunan menempuh lima cara. Pertama, lewat pengajian secara langsung di masjid atau langgar. Kedua, melalui penyelenggaraan pendidikan di pesantren. Selanjutnya, memberi fatwa atau petuah dalam menyelesaikan suatu masalah.

Cara keempat, melalui kesenian tradisional. Sunan Drajat kerap berdakwah lewat tembang pangkur dengan iringan gending. Terakhir, ia juga menyampaikan ajaran agama melalui ritual adat tradisional, sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Empat pokok ajaran Sunan Drajat adalah: Paring teken marang kang kalunyon lan wuta; paring pangan marang kang kaliren; paring sandang marang kang kawudan; paring payung kang kodanan. Artinya: berikan tongkat kepada orang buta; berikan makan kepada yang kelaparan; berikan pakaian kepada yang telanjang; dan berikan payung kepada yang kehujanan.

Sunan Drajat sangat memperhatikan masyarakatnya. Ia kerap berjalan mengitari perkampungan pada malam hari. Penduduk merasa aman dan terlindungi dari gangguan makhluk halus yang, konon, merajalela selama dan setelah pembukaan hutan. Usai salat asar, Sunan juga berkeliling kampung sambil berzikir, mengingatkan penduduk untuk melaksanakan salat magrib.

”Berhentilah bekerja, jangan lupa salat,” katanya dengan nada membujuk. Ia selalu menelateni warga yang sakit, dengan mengobatinya menggunakan ramuan tradisional, dan doa. Sebagaimana para wali yang lain, Sunan Drajat terkenal dengan kesaktiannya. Sumur Lengsanga di kawasan Sumenggah, misalnya, diciptakan Sunan ketika ia merasa kelelahan dalam suatu perjalanan.

Ketika itu, Sunan meminta pengikutnya mencabut wilus, sejenis umbi hutan. Ketika Sunan kehausan, ia berdoa. Maka, dari sembilan lubang bekas umbi itu memancar air bening –yang kemudian menjadi sumur abadi. Dalam beberapa naskah, Sunan Drajat disebut-sebut menikahi tiga perempuan. Setelah menikah dengan Kemuning, ketika menetap di Desa Drajat, Sunan mengawini Retnayu Condrosekar, putri Adipati Kediri, Raden Suryadilaga.

Peristiwa itu diperkirakan terjadi pada 1465 Masehi. Menurut Babad Tjerbon, istri pertama Sunan Drajat adalah Dewi Sufiyah, putri Sunan Gunung Jati. Alkisah, sebelum sampai di Lamongan, Raden Qasim sempat dikirim ayahnya berguru mengaji kepada Sunan Gunung Jati. Padahal, Syarif Hidayatullah itu bekas murid Sunan Ampel.

Di kalangan ulama di Pulau Jawa, bahkan hingga kini, memang ada tradisi ”saling memuridkan”. Dalam Babad Tjerbon diceritakan, setelah menikahi Dewi Sufiyah, Raden Qasim tinggal di Kadrajat. Ia pun biasa dipanggil dengan sebutan Pangeran Kadrajat, atau Pangeran Drajat. Ada juga yang menyebutnya Syekh Syarifuddin.

Bekas padepokan Pangeran Drajat kini menjadi kompleks perkuburan, lengkap dengan cungkup makam petilasan, terletak di Kelurahan Drajat, Kecamatan Kesambi. Di sana dibangun sebuah masjid besar yang diberi nama Masjid Nur Drajat. Naskah Badu Wanar dan Naskah Drajat mengisahkan bahwa dari pernikahannya dengan Dewi Sufiyah, Sunan Drajat dikaruniai tiga putra.

Anak tertua bernama Pangeran Rekyana, atau Pangeran Tranggana. Kedua Pangeran Sandi, dan anak ketiga Dewi Wuryan. Ada pula kisah yang menyebutkan bahwa Sunan Drajat pernah menikah dengan Nyai Manten di Cirebon, dan dikaruniai empat putra. Namun, kisah ini agak kabur, tanpa meninggalkan jejak yang meyakinkan.

Tak jelas, apakah Sunan Drajat datang di Jelak setelah berkeluarga atau belum. Namun, kitab Wali Sanga babadipun Para Wali mencatat: ”Duk samana anglaksanani, mangkat sakulawarga….” Sewaktu diperintah Sunan Ampel, Raden Qasim konon berangkat ke Gresik sekeluarga. Jika benar, di mana keluarganya ketika perahu nelayan itu pecah? Para ahli sejarah masih mengais-ngais naskah kuno untuk menjawabnya

== Dari berbagai sumber

Friday, September 24, 2010

Sufi Road: Kitab Aqidatul Awwam ( pengenalan dan terjemahan)

Matan Manzumah 'Aqidatul 'Awam :- Download
Terjemahan Matan 'Aqidatul 'Awam :-
Download
Mp 3'Aqidatul 'Awam 1:-
Download
Aqidatul 'Awam 2:-
Download'
Aqidatul 'Awam 3:-
Download
Video :-
Klik

Kitab ini mengajarkan kepada setiap muslim untuk lebih mengenal tentang Rabb-nya, sebagaimana manusia mengenal dirinya sendiri.

Di dunia pesantren, khususnya salafiyah, kitab kuning merupakan rujukan bagi sejumlah santri dan kyai untuk menjawab berbagai persoalan kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari. Hampir tiada hari bagi seorang santri, tanpa bersentuhan dengan kitab kuning. Kitab kuning adalah sebuah buku yang ditulis para ulama Salafiyah (mutaqaddimin; terdahulu), tentang persoalan kehidupan sehari-hari. Umumnya, kitab kuning itu membahas tentang masalah fiqih (shalat, puasa, zakat dan haji), hadits, tasawuf, tata bahasa arab (nahwu, sharaf, balaghah, mantiq), tafsir, aqidah (Tauhid) dan lainnya.

Dinamakan kitab kuning, karena kertasnya berwarna agak merah kekuning-kuningan. Kitab ini ditulis dalam bahasa arab tanpa harakat (baris). Karena itu, di kalangan santri, kitab kuning disebut juga kitab gundul (tanpa harakat).

Dalam bidang aqidah, banyak dibahas tentang keimanan dan hubungan seorang Abid (yang menyembah; hamba) dengan Ma'bud (Yang disembah; Allah), keimanan kepada Rasul-rasul Allah, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Qadla dan Qadar serta Hari Kiamat. Dan salah satu kitab kuning yang membahas tentang aqidah ini adalah 'Aqidah Al-Awwam karya Sayyid Ahmad Al-Marzuki Al-Maliki, yang ditulis pada tahun 1258 H.

Sesuai dengan namanya 'Aqidah Al-Awwam, yang berarti aqidah untuk orang-orang awam, kitab ini diperuntukkan bagi umat Islam dalam mengenal ke-tauhid-an, khususnya tingkat permulaan (dasar). Karena itu, isi dari kitab ini sangat perlu dan penting untuk diketahui setiap umat Islam. Terlebih bagi mereka yang baru pertama mengenal Islam. 'Aqidah Al-Awwam ini ditulis dalam bentuk syair (nazham). Didalamnya terdapat sekitar 57 bait syair yang berisi pengetahuan yang harus diketahui setiap pribadi muslim.

Nazham 'Aqidah Al-Awwam ini berisi tentang sifat-sifat wajib dan mustahil bagi Allah, sifat wajib dan mustahil bagi Rasul, nama-nama Nabi dan Rasul, nama-nama Malaikat dan tugas-tugasnya. Selain itu, didalamnya juga dibahas tentang pentingnya mengenal nama-nama keluarga dan keturunan Nabi Muhammad SAW dan perjalanan hidup beliau dalam membawa ajaran Islam. Di sebagian masyarakat, materi dari nazam 'Aqidah Al-Awwam ini dikenal dengan sebutan sifat 20.

Begitu pentingnya kitab ini, Syekh Nawawi Al-Syafi'i, kemudian memberikan syarah (keterangan dan penjelasan) tentang 'Aqidah Al-Awwam ini dalam kitabnya Nur Al-Zholam (penerang atau cahaya dalam kegelapan), mengenai kandungan dari nazham tersebut. Syarah Nur al-Zholam ini ditulis Syekh Nawawi sekitar tahun 1277 H.

Nazham dari 'Aqidah al-Awwam ini dimulai dari kalimat : Abda'u bismi Allah wa Al-Rahman wa bi al-Rahimi da'im al-Ihsani (saya memulai dengan nama Allah yang Pengasih dan yang senantiasa memberikan kasih sayang tanpa pernah putus asa). Kemudian diakhiri dengan kalimat wa Shuhuf al-Khalil wa al-Kalimi fi ha Kalam al-Hakam al-Alimi (Dan shuhuf/nabi Khalil (Ibrahim) dan Al-Kalim (Musa)).

Kitab ini terdiri dari beberapa bab (pasal). Bab pertama membahas tentang Sifat-sifat yang wajib dimiliki Allah, sifat jaiz (boleh) dan mustahil bagi Allah. Jumlahnya ada 41 sifat yang terdiri atas 20 sifat wajib, 20 sifat mustahil dan satu sifat jaiz bagi Allah.

Karena itu, menurut pengarang kitab ini, wajib hukumnya bagi orang mukallaf (orang yang terbebani hukum syariat) untuk mengetahui sifat-sifat Allah tersebut. Ke-20 sifat wajib bagi Allah adalah : wujud (ada; (QS Thaha:14, Al- Rum:8, Al-Hadid:3), qodim (terdahulu), baqa' (kekal; QS Ar Rohman: 26-27 dan Al-Qashas : 4), Mukhalafatuhu li al-Hawaditsi (berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya; (QS As Syuro;11, Al-Ikhlas:4), Qiyamuhu bi Nafsihi (berdiri sendiri; QS Thoha:111, Al-Faathir:15 dan Al-Ankabut:6), Wahdaniyah (Maha Esa; QS Al-Ikhlash:1-4, Az Zumar:4), Qudrah (Maha Berkuasa; QS An-Nur:45, Al-Faathir:44), Iradah (Maha Berkehendak; QS An-Nahl;40, Al-Qashash:68), 'Ilmu (Maha Mengetahui; QS.Ali Imran:26, Asy-Syuura:94-50, Al-Mujadalah:7), Hayyu (Maha Hidup; QS Al-Furqon:58, Al-Mu'min:65, Thaha:111), Sama' (Maha Mendengar; (QS.Al-Mujadalah:1, Thaha:43-46)), Bashar (Maha Melihat; (QS Al-Mujadalah:1, Thaha : 43-46), Kalam (Maha Berbicara; QS. An Nisa:164, Al-A'raaf:143). Kemudian Qodirun (Berkuasa), Muridun (Berkendak), 'Aliman (Mengetahui, Berilmu), Hayyan (Hidup), Sami'an (Mendengar), Bashiran (Melihat), Mutakalliman (Berbicara).
Ke-20 sifat tersebut terbagi lagi menjadi 4 bagian, yaitu Nafsiyah (jiwa, sifat wujud), salbiyah (meniadakan: Qidam, Baqa', Mukholafatuhu Lilhawaditsi, Qiyamuhu binafsihi dan Wahdaniyah), Ma'any (karena sifat ini menetapkan pada Allah makna Wujudnya yang menetap pada Zat-nya yang sesuai dengan kesempurnaannya. Sifat Ma'ani ini ada tujuh yaitu sifat berkuasa, berkehendak, berilmu, hidup, mendengar, melihat dan berbicara. Sedangkan yang terakhir adalah sifat Ma'nawiyah, yang bernisbat pada sifat ma'ani yang merupakan cabang dari sifat ma'nawiyah. Disebut ma'nawiyah karena sifat itu menetap pada sifat ma'ani, yaitu bahwa Allah Maha berkuasa, berkehendak, berilmu, hidup, mendengar, melihat, dan berbicara.

Sementara itu, lawan dari sifat wajib adalah mustahil. Ke-20 sifat mustahil bagi Allah itu adalah 'Adam (tidak ada); Hudust (baru); Fana (rusak); Mumatsilah lilhawaditsi (sama dengan makhluknya); A'damu Qiyamuhu binafsihi (tidak berdiri sendiri); Ta'dud (berbilang); A'juzn (dlaif; lemah); Karahah (terpaksa); Jahlun (bodoh); Mautun (mati); Shomamun (tuli); 'Umyun (buta); Bukmun (bisu); Kaunuhu A'jizan (Dzat yang lemah); Kaunuhu Kaarihan (Dzat yang terpaksa); Kaunuhu Jaahilan (Dzat yang bodoh); Kaunuhu Mayyitan (Dzat yang mati); Kaunuhu Ashomma (Dzat yang tuli); Kaunuhu A'maa (Dzat yang buta); Kaunuhu Abkamu (Dzat yang bisu).

Sedangkan sifat Jaiz (boleh) bagi Allah Ta'ala adalah sesuatu yang akan diciptakan tergantung pada Allah, apakah akan diciptakan atau tidak. Pengarang Nadhom (Al-Marzuky) berkata : Dengan karunia dan keadilanNya, Allah memiliki sifat boleh (wenang) yaitu boleh mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya. Keterangan ini berdasarkan firman Allah: "Dan Tuhanmu menetapkan apa yang Dia kehendakidan memilihnya, tidak ada pilihan bagi mereka" (QS Al-Qashash:68 dan Al-Baqarah:284).

Pasal kedua kitab ini membahas tentang sifat-sifat yang dimiliki oleh Nabi dan Rasul serta jumlah Nabi dan Rasul. Adapun sifat itu adalah sifat wajib, mustahil dan boleh (jaiz). Sifat wajib itu adalah Fathonah (cerdas) lawannya adalah baladah (bodoh), Siddiq (jujur) lawannya Kidzib (bohong), Tabligh (menyampaikan risalah atau wahyu) lawannya adalah Kitman (menyembunyikan atau menyimpan) dan Amanah (dapat dipercaya) lawannya Khianat (tidak dapat dipercaya).

Dan sifat Jaiz pada haknya para Nabi dan Rasul adalah adanya sifat-sifat (yang bisa terjadi) pada manusia yanag tidak menyebabkan terjadinya pengurangan pada martabat (kedudukan) mereka (Nabi dan Rasul) yang tinggi.

Dari keterangan ini, maka lengkaplah aqidah yang perlu diketahui setiap orang Islam tentang sifat-sifat Allah dan Rasul-rasulnya yang berjumlah 50 sifat, yaitu sifat Wajib bagi Allah (20), mutahil (20), Wajib bagi Rasul (4), sifat mustahil bagik rasul (4) dan sifat Jaiz bagi Allah dan Rasul (masing-masing 1 sifat).

Nabi dan Rasul
Sementara itu, mengenai jumlah Nabi dan Rasul, Alquran tidak pernah menyebutkannya. Hanya saja, yang wajib diketahui berjumlah 25 orang. Mereka adalah Nabi Adam, Idris, Nuh, Hud, Sholeh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya'qub, Yusuf, Ayyub, Syuaib, Harun, Musa, Ilyasa', Dzulkifli, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa dan Toha (Muhammad SAW). Para nabi dan rasul ini didalam Alquran disebutkan sebanyak 18 Rasul dalam surah Al-An'am, dan tujuh Rasul lainnya pada berbagai ayat pada surah-surah lainnya.

Para ulama berselisih pendapat mengenai jumlah Nabi dan Rasul. Ada yang menyebutkan jumlah Nabi mencapai 124 ribu orang sedangkan jumlah Rasul sebanyak 313 orang, sebagaiman yang di riwayatkan oleh Ibnu Mardawiyah dari Abu Dzar ra. Lihat Ibnu Katsir i/585 ).

Sementara itu, Syaikh Al-Bajuri berpendapat jumlah Nabi dan rasul itu tidak terbatas. ''Pendapat yang shahih (benar) mengenai para Nabi dan Rasul adalah tidak membatasi jumlah dengan hitungan tertentu. Karena hal itu bisa menetapkan kenabian pada seorang yang realitasnya bukan Nabi atau sebaliknya menabikan kenabian pada seorang padahal realitasnya dia benar-benar Nabi.''

keterangan Bajuri ini, kata pengarang Kitab ini bersumber pada Al-Quran surah An-Nisa ayat 164. ''Dan (Kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu dan para Rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu.''

Sementara itu, mengenai Malaikat Allah jumlahnya sangat banyak. Hanya saja, menurut Al-Marzuqy, mereka yang wajib diketahui berjumlah 10 orang, yakni Jibril (menyampaikan wahyu), Mikail (menurunkan hujan), Isrofil (meniup terompet), Izrail (pencabut nyawa), Munkar dan Nakir (bertanya kepada manusia yang telah meninggal di alam kubur), Rakib dan Atid (pencatat amal baik dan buruk manusia), Ridwan (penjaga Surga) dan Malik (penjaga neraka).

"Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."(QS. At Tahrim : 6). Dan diantara mereka terdapat malaikat yang bertugas sebagai juru tulis (Al-Katabah), penjaga (Al-Hafadlotu), penjaga Arsy, pembaca tasbih (AI-Musabbihun), memintakan ampunan orang-orang mukmin (Al-Mustaghfirur li Al-Mu'minin), senantiasa sujud (As-saajidun), mengatur barisan (Ash-shoofun), yang mengatur peredaran siang dan malam hari, pemberi rahmat, malaikat yang berjalan mencari majelis dzikir dan lain sebagainya.

Dalam syarah Nur Al-Zholam disebutkan, kitab 'Aqidah Al-Awwam sangat penting untuk dipelajari dan diketahui oleh setiap orang mukallaf. Dengan mengenal sifat-sifat Allah, dia akan mengenal dirinya sendiri, begitu juga sebaliknya. ''Man 'Arafa nafsah, faqad 'arafa Rabbah,'' (Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Tuhan-Nya). Dengan mengenal Tuhan-Nya, maka dia akan senantiasa untuk taat dalam menjalankan perintah Allah, dan menjauhi segala larangan-Nya.



TERJEMAH

Kata Sambutan
Segala puji bagi Allah seru sekalian alam. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada utusan yang paling utama yaitu junjungan kita Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya.

Amma ba’du : Sesungguhnya di antara nikmat Allah ta’ala atas hambaNya adalah terlihatnya buah upaya dan hasil usaha kerasnya. Tidak diragukan lagi bahwa paling agungnya buah hasil dan pohon yang paling bermanfaat adalah anak-anak kami yang telah kami bina, didik, dan ajar. Setelah itu mereka keluar ke medan pergumulan hidup untuk melaksanakan risalah dan menyampaikan amanat. Mereka menasehati diri mereka sendiri dan umatnya. Dan telah datang dari mereka orang-orang yang baik dan negara yang baik dengan keluar tumbuhannya dengan ijin Tuhannya. Dan sesungguhnya anak sholeh yaitu Al Ustadz Muhammad Ihya’ Ulumiddin termasuk hasil buah ini yang kami banggakan. Beliau tinggal bersama kami selama empat tahun sebagai murid yang gigih dalam berkhidmad sampai pulang ke negaranya. Kemudian hubungan ini tidak putus manakala beliau gigih dalam berkhidmah selama saya tinggal di jawa. Dan kini beliau mempersembahkan karya perdanananya “komentar atas kitab Aqidatul Awam” dalam rangka membela Aqidah Islam.
Semoga Allah menjadikan beliau orang yang bermanfaat, pemberi petunjuk, dan orang yang ikhlas. Alhamdulillahi Robil Alamin.
24 Muharram 1402 H
Muhammad Alawi Al Maliky
Pelayan Ilmu yang Agung di Tanah Haram

Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah yang memberikan petunjuk pada kita dan kita tidak akan memperoleh petunjuk jika saja Allah tidak memberikan petunjuk pada kita. Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Semoga sholawat dan salam dan berkah engkau tujukan kepada junjungan kita Nabi kita Ibrahim beserta keluarga di semesta alam ini, sesungguhnya Engkau adalah Dzat Maha Terpuji lagi Maha Perkasa.
Amma Ba’du : Kitab ini adalah syarah (komentar) ringkas atas kitab “Aqidatul Awam” karya Syaikh AllauDza’i Al Allamah As Syayyid Ahmad Al Marzuqi Al Maliki, semoga Allah meberikan rahmat kepadanya.
Saya mengumpulkannya ketika mencari ilmu (belajar) di Tanah Haram Makkah Al Mukarommah pada Murobbi ruh kami Al Walid As Syaikh Al Allamah Al Muhaddits Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki, semoga Allah memberikan manfaat pada kami melalui beliau dan ilmunya. Saya mengumpulkan atas perintah beliau walaupun saya bukan ahli dalam bidang ini. Saya mengambilkan intisari dari berbagai kitab yang pernah beliau ajarkan. Oleh sebab itu kitab tersebut bukan karya saya , saya sekedar mengumpulkannya setelah melalui proses pemeriksaan (penelitian) dengan memperhatikan (menyebutkan) dalil – dari Al Qur’an dan Hadits.
Harapan saya pembaca senantiasa membantu mentashih kesalahan dalam menjelaskannya. Jika dalam penjelasan itu terdapat suatu kebenaran maka hal itu datangnya dari Allah dan jika terdapat kesalahan maka hal itu dari keterbatasan saya. Semoga Alloh membukakan pada diri saya pintu pengampunan dan semoga Alloh membalasnya dengan seutama-utamanya balasan.
Dan saya menutup perkataan sebagaimana yang dikatakan oleh Al Allamah Azaarqoni :
(فافتح له باب اعتذارفسد * معنى واًو ل مو هما اِذا ورد)
“ Bukalah pintu pengampunan baginya jika terjadi kesalahan, maknanya dan takwilkanlah sesuatu yang tidak jelas juka ada keterangannya”
Saya menamakan kitab ini (جلاءالاًفهام بشرح عقدة العوام)
Kami mohon pada Alloh semoga amal ini bermanfaat bagi kami, dan menjadikannya amal yang diterima di sisiNya sebagai amal yang ikhlas. Dan semoga Alloh senantiasa memberi petunjuk pada kami untuk berkhidmah atas kebenaran memberi kita petunjuk, dan jalan yang benar, dan jalan yang lurus, dan cukuplah Alloh sebagai wakil, tiada daya dan kekuatan selain dari Alloh yang Maha Agung dan akhir do’a kami “Segala puji bagi Alloh, seru sekalian alam”

LATAR BELAKANG PENULISAN
Suatu ketika pengarang nadhom (semoga Alloh memberikan rahmat kepadanya) bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW. Sedang sahabat r.a duduk mengelilingi. Kemudian Beliau berkata pada pengarang nadhom : Bacalah Mandhumah (susunan bait Syair) tauhid, barang siapa hafal mandhumah itu akan masuk surga dan akan memperoleh kebaikan yang sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah”. Pengarang bertanya : “Apa Mandhumah itu ya Rosululloh?”, para sahabat berkata : “dengarkan apa yang dikatakan oleh Rosululloh SAW”. Rosululloh berkata : “Ucapkanlah : saya memulai dengan nama Alloh dan nama Dzat Maha Pengasih”. Kemudian beliau membaca ; “saya memulai dengan nama Alloh dan nama Dzat yang Maha Pengasih” hingga bait : “kitab nabi Khalil (Nabi Ibrahim) dan Al Kalim (Nabi Musa). Dalam kitab suci mereka terdapat kalam Dzat yang Maha Bijaksana lagi mengetahui”.
Dan Rosululloh SAW mendengarkannya. Ketika bangun, beliau membaca apa yang beliau lihat dalam mimpinya dalam keadaan hafal dari awal hingga akhir bait. Kemudian beliau melihat Rosululloh kedua kalinya yaitu waktu menjelang subuh (sahur). Waktu itu Rosululloh SAW mengatakan : “bacalah apa yang engkau kumpulkan dalam hatimu”. Kemudian pengarang membacanya dari awal hingga akhir bait. Waktu itu dia sedang duduk di depan Rosululloh SAW dan para sahabat R.A. duduk mengelilingi mengucapkan: “Amin” setiap bait dari mandzumah ini dibacakan. Ketika beliau selesai membacanya, Rosululloh SAW berkata : “semoga Alloh memberikan petunjuk padamu terhadap apa yang dia ridhoi dan menerima itu semua, dan memberkatimu dan orang-orang mukmin, serta bermanfaat pada semua hamba, Amin”.
Ketika pengarang nadhom ditanya mengenai nadhom itu setelah diteliti oleh ulama’, dia menjawab pertanyaan mereka dan menambahkan isi nadhom itu, mulai dari perkataannya:
“Dan setiap apa yang disampaikan oleh Rosul maka konsekwensinya adalah pasrah dan menerima” hingga akhir bait dalam kitab.
Kabar cerita ini disampaikan sendiri oleh sang pengarang. Kami hanya menukil teks aslinya sementara akurasi transmisi perowi.

MUQODDIMAH
Pengarang nadhom rohimahulloh berkata :
(ابداًباسم الله ورحمن * وبالرحيم داًئم الاٍ حسان)
“saya memulai dengan nama Alloh, Dzat yang maha pengasih, dan Maha Penyayang yang senatiasa memberikan kenikmatan tiada putusnya”.
Kosakata :
Arti الله adalah nama Dzat yang wajib ada, lagi wajib disembah.
Arti الرحمن adalah Dzat pemberi nikmat dengan seagung-agungnya nikmat, pokok-pokok nikmat seperti iman, kesehatan, rizqi, pendengaran, dsb.
Arti الرحيم adalah Dzat pemberi nikmat-nikmat yang bentuknya lembut (cabang) seperti bertambahnya iman, kesempurnaan nikmat, pendengaran, penglihatan dsb.
Arti داًئم الاٍ حسان adalah yang senantiasa memberikan kenikmatan yang tiada putusnya.
Penjelasan
Saya memulai mengarang mandhumah “Aqidatul Awam” ini dengan Basmalah seraya meminta pertolongan pada Alloh azza Wajalla yang luas Rahmatnya pada segala sesuatu, pemberian dan kenikmatanNya yang berlangsung tanpa ada putus dan bergeser.
Pertama : karena mengikuti aturan Al Qur’an yang Aziz secara urutannya bukan turunnya Al Qur’an.
Kedua : karena mengamalkan hadits Rosululloh SAW, “setiap perkara yang mempunyai kepentingan yang tidak diawali di dalamnya dengan Basmalah maka ia terputus” (1) maksudnya kurang dan sedikit kebaikan dan barokahnya.
(1) Hadist riwayat Al Khatib dari Abu Hurrairah RA secara marfu’
Ketiga : karena mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW, karena Beliau ketika membuka kitab dan surat-suratnya diawali dengan basmalah. Sebagaimana keterangan yang ada dalam tulisan (surat) Rosululloh SAW kepada Hiraklus dan yang lainnya.
Pengarang Nadhom berkata :
(فالحمد الله القديم الاًول * الاخر الباقي بلا تحول)
“Maka segala puji bagi Alloh Yang Maha Dahulu, Yang Maha Awal, Yang Maha Akhir, Yang Maha Tetap tanpa ada perubahan”
Kosakata :
Arti الحمد menurut bahasa adalah pujian dengan lisan atas segala sesuatu yang tidak secara ikhtiar disertai rasa penghormatan baik nikmat itu diterima atau tidak, menurut syara’ adalah perbuatan yang tumbuh (keluar) dari penghormatan Sang Pemberi nikmat disebabkan bahwa Dia adalah pemberi nikmat walaupun tanpa ada orang yang memuji, baik perbuatan itu berupa dzikir dengan lisan, cinta dalam hati atau dilakukan dengan perbuatan.
Arti القديم adalah : Alloh yang mewujudkan tanpa diawali dan wujudnya terus berlangsung.
Arti الاًول adalah : sebelum adanya segala sesuatu tanpa ada permulaannuya.
Arti الاخر adalah : setelah adanya sesuatu tanpa ada akhirannya.
Arti الباقي adalah kekal yang terus berlangsung
Arti بلا تحول adalah : tanpa ada perubahan dan ini adalah bpenjelasan sifat Al Baqi.
Penjelasan
Dan saya juga memulai mengarang Mandzumah ini dengan menambahkan hamdalah, maksdunya adalah dengan memuji dengan lisan pada Alloh yang Qodim, Al Awwal, Al Akhir, Al Baqi disertai penghormatan padaNya dan meyakini bahwa setiap pujian itu tetap padaNya.
Alasan pertama : karena mengamalkan sabda Rosululloh SAW, “Setiap perkara yang mempunyai kepentingan yang tidak diawali didalamnya dengan hamdalah maka ia terputus” (1)
Alasan kedua : karena melaksanakan hak sesuatu yang wajib disyukuri nikmat-nikmatnya termasuk dikarangnya mandzumah ini.
Pengarang nadhom rohimahullohu berkata :
(ثم الصلاة و السلام سر مدا * على النبي خير من قد وحد)
(واله وصحبه و من تبع * سيل دين الحق غير مبتد ع)
“Kemudian, semoga sholawat dan salam senantiasa tercurahkan pada Nabi sebaik-baiknya orang yang mengEsakan Alloh”
“Dan keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jalan agama secara benar bukan orang-orang yang berbuat bid’ah”.
Kosakata
Kata الصلاة : menurut bahasa adalah berdo’a untuk kebaikan, jika kata الصلاة disandarkan pada Alloh Ta’ala, maka mempunyai arti penambahan nikmat yang disertai dengan pengagungan dan penghormatan. Ada riwayat dari ibnu Abbas R.A. bahwasannya : الصلاة dari Alloh berarti Rohmat, dan dari hamba berarti do’a dan dari malaikat berarti meminta ampun.
Kata السلام : berarti penghormatan yang layak pada nabi Muhammad SAW.
(1) Hadits riwayat Abu dawud dan lainnya, dan dianggap hasan oleh Ibnu Sholah
- Kata سر مدا : berarti senantiasa kekal
Kataالنبي: berarti secara mutlak adalah seorang yang ditanggung (dijamin) dialah adalah junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Arti Nabi itu sendiri mempunyai dua definisi yaitu :
Dia adalah seorang manusia, laki-laki, merdeka, diberi wahyu berupa syari’at, baik dia diperintahkan menyampaikan wahyu atau tidak, jika dia diperintahkan maka dia juga disebut seorang Rosul, maka Nabi itu lebih umum dari pada Rosul.
Dia adalah manusia, laki-laki, merdeka, diberi wahyu berupa syari’at supaya diamalkan untuk dirinya sendiri sedangkan Rosul adalah manusia, laki-laki, merdeka, diberi wahyu berupa syari’at supaya disampaikan pada orang lain dan tidak ada seorang nabi atau Rosul kecuali dia seorang laki-laki. Sebagaimana firman Alloh SWT : Tidaklah kami utusseorang sebelum kamu kecuali seorang laki-laki. Kami mewahyukan (syari’at) pada mereka (Q.S. Al Anbiya’ ayat 7 )
Dan kata Nabi tersebut ada dua tinjauan :
Ditasydid huruf ya’ nya (( نبي diambil dari kata Nubuwwah yang berarti tempat yang tinggi, disebut nabi karena beliau adalah orang yang diangkat derajatnya atau orang yang diangkat derajatnya atau orang yang mengangkat derajat orang-orang yang mengikutinya.
Dengan huruf hamzah (( نبيء diambil dari kata Naba’ yang berarti kabar karena beliau adalah orang yang memberi kabar atau orang yang diberi kabar oleh Alloh Ta’ala.
Arti خير من قد وحد adalah seutama-utamanya seluruh orang-orang yang mengesakan Alloh. Sebagaimana ucapan Syaikh Bushiri dalam burdahnya :
فاق النبين في خلق و في خلق * ولم يدانوه في علم ولا كرم
وكلهم من رسل الله ملتمس * غرفا من البحراًو رشفا من الد يا م
“ Beliau melebihi para nabi dalam segi penciptaan bentuk jasmani dan akhlaqnya. Mereka selisih jauh dengan beliau dalam keilmuan dan kedermawanannya” : seluruh mereka menimba ilmu dari Rosululloh, bagai cebok dari air lautan atau seteguk dari air hujan yang deras”.
Dan huruf alif dalam ucapan “وحدا “ menunjukkan mutlaq (dalam istilah gramatika bahasa arab).
Kata واًله : yang dimaksud dengan mereka (keluarga Nabi) yaitu dalam kedudukan do’a. Sebagaimana pengertian keluarga nabi disini adalah setiap mukmin yang bertaqwa. Berdasar hadits Nabi dari riwayat Anas bin Malik R.A. berkata : Rosululloh SAW ditanya, “Siapa keluarga Muhammad itu?” kemudian beliau menjawab : “keluarga Muhammad adalah setiap orang yang bertaqwa”. (1) Adapun dalam kedudukan zakat, Imam Malik Rahimahulloh berpendapat, mereka (keluarga Nabi) adalah bani Hasyim saja. Sedangkan Imam Syafi’i Rahimahulloh berpendapat, mereka (keluarga Nabi) adalah bani Hasyim dan Bani Mutholib.
Kata وصحبه : berarti kata benda, bentuk jama’ dari kata صاحب berarti shohabiun yaitu orang yang berkumpul dengan nabi SAW setelah datangnya risalah, beriman dan meninggal dalam keadaan beriman.
Kata غير مبتدع : berarti orang yang berbuat bid’ah yaitu orang yang keluar dari kebenaran sedangkan arti kebenaran itu sendiri adalah setiap perkara yang sesuai dengan Al Qur’an, As Sunah, Ijma’, dan Qiyas.
Kata والبدعة secara bahasa : berarti sesuatu yang baru tanpa ada contoh sebelumnya. Sedangkan menurut syara’ yaitu sesuatu yang baru yang bertentangan dengan ketentuan pembuat Syara’ (Alloh).
Penjelasan
Kemudian setelah saya bersholawat dan salam pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW manusia paling utama mengEsakan Alloh, dan juga pada keluarganya, sahabat dan orang-orang yang mengikutinya dijalan agama yang benar dengan kebajikan hingga hari kiamat, hal itu dilakukan karena mengamalkan hadist Nabi SAW. Sabda Beliau “ setiap perkara yang mempunyai kepentingan yang tidak diawali dengan hamdalah dan bersholawat kepadaku maka dia terputus, terpotong dan terhapus dari setiap barokah” (1)
Faedah : Imam Syafi’i berpendapat, “saya lebih menyukai seseorang yang mendahulukan didepan khutbahnya dan setiap hal yang diinginkannya, dengan membaca Hamdalah pada Alloh Ta’ala, dan bersholawat pada Rosululloh SAW.





HR. Abdul Qodir Ar Rahawi dalam kitab Arbain, Syaikh Al Haitsami berpendapat sanad hadist ini tidak kuat, tetapi karena dalam bingkai keutamaan amal boleh saja diamalkan dengan kedhoifannya dengan persyaratan-persyaratannya.
PASAL PERTAMA
Mengenai Sifat-sifat Alloh Ta’ala
(Sifat Wajib, Jaiz dan Mustahil pada diri Allah Ta’ala)

Pengarang nadhom berkata :
(وبعد فاعلم بوجودالمعرفة * من واجب الله عشر ين صفة)
فا لله مو جود قد يم باقي * مخا لف للخلق با لاٍ طلا ق)
وقا ئم غنى وواحد وحي * قادر مريدعالمبكل شيء
سميع البصير والمتكلم * له صفا ت سبعة تنتظم
“ Dan setelahnya ketahuilah dengan yakin bahwa Alloh itu mempunyai 20 sifat wajib”. Alloh itu ada, Qodim, Baqi dan berbeda dengan makhlukNya secara mutlak”. “berdiri sendiri, Maha Kaya, Maha Esa, Maha Hidup, Maha Kuasa, Maha Menghendaki, Maha Mengetahui atas segala sesuatu”. “Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Berbicara, Alloh mempunyai 7 sifat yang tersusun”. “yaitu Berkuasa, Menghendaki, Mendengar, Melihat, Hidup, Mempunyai Ilmu, Berbicara secara terus berlangsung”.][

Kosakata
Kata بعد : maksudnya setelah menyebut Basmalah, Hamdalah, Sholawat dan Salam
Kata بوجودالمعرفة : berarti secara hakikat mengetahui dengan pasti yang sesuai dengan kebenaran berdasarkan dalil bukan taqlid (mengikuti apa adanya) karena taqlid itu dilarang dalam masalah aqidah jika muqalid (orang yang mengikuti) itu mempunyai keahlian dalam hal menganalisa ( menyelidiki).
Kataلاٍ طلا ق maksudnya : tanpa ada ikatan pada suatu hal, pengertiannya bahwa Alloh itu berbeda dengan makhlukNya dan segala hal.
Penjelasan :
Wajib bagi orang mukallaf (orang yang terbebani hukum Syariat) mengetahui sifat-sifat Alloh Ta’ala sifat (1) wajib yaitu tidak tergambar atau terfikirkan dalam akal seseorang tidak adanya sifat wajib itu, dan (2) sifat mustahil bagi Alloh yaitu tidak tergambar atau terfikirkan dalam akal seseorang adanya sifat mustahil itu (3) dan sifat jaiz yaitu dibenarkan dalam akal seseorang adanya dan tidak adanya sifat Alloh tersebut. Begitu pula wajib bagi seorang mukallaf mengetahui hal yang serupa sifat yang ada pada para Rosul Alaihi Sholatu Wassalam. Pengarang Nadhom memilih bait-bait ini dengan menyebutkan sifat wajib bagi Alloh Ta’ala yaitu sebanyak 20 sifat dengan perincian sebagai berikut :
1. Sifat Wujud pengertiannya tetapnya sesuatu dan pasti adanya, sifat wujud ini wajib bagi Alloh Ta’ala Dzatnya bukan Illat (Pengaruh Luar) maksudnya bahwa selain Alloh (Makhluk) tidak dapat mempengaruhi adanya Alloh. Adapun sifat wujud tanpa Dzat itu terjadi seperti keberadaan kita yaitu melalui perbuatan Alloh Ta’ala. Adapun bukti adanya Alloh yaitu adanya makhluk ini, jika Alloh SWT tidak ada, maka tidak akan ada satu makhlukpun. Alloh Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Aku ini adalah Alloh, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku”. (QS. Thaha : 14) dan firman Alloh Ta’ala, “Tidaklah mereka memikirkan tentang kejadian diri mereka? Alloh tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan kebenaran dan waktu yang ditetapkan. Dan sesungguhnya kebanyakan diantara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya”. (QS. Ar Rum :8)
Seorang badui ditanya tentang bukti adanya Alloh. Dia menjawab : kotoran unta itu menunjukkan adanya unta dan kotoran hewan (teletong : jawa) menunjukkan adanya hewan keledai dan bekas kaki itu menunjukkan adanya orang yang berjalan, maka langit itu mempunyai bintang dan bumi mempunyai jalan yang terbentang dan laut mempunyai ombak yang bergelombang, apakah semua itu tidak menunjukkan atas adanya pencipta yang bijak, lagi Maha Berkuasa dan Maha Mengetahui?.
Sifat Qidam : adalah tidak ada permulaan pada wujudnya Alloh Ta’ala maksudnya bahwa Alloh Ta’ala tidak mempunyai permulaannya karena Alloh Dzat yang agung, pencipta alam semesta dan pencipta makhluk yang ada, maka sudah pasti Alloh yang mendahuluinya. Alloh Ta’ala berfirman “Dialah Alloh yang Awal, yang Akhir, yang Dhohir dan yang Bathindan dia maha mengetahui ada segala sesuatu”. (QS. Ql Hadid : 3)
2. Sifat Baqa’ adalah tidak ada pengakhiran pada wujudnya Alloh bahwa Alloh Ta’ala senantiasa ada tanpa ada ujung dan senantiasa kekal tanpa ada akhirannya. Alloh Ta’ala berfirman “Semua yang ada dibumi ini akan binasa dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai keagungan dan kemuliaan”. (QS. Ar Rohman : 26 – 27). Alloh Ta’ala berfirman, “Setiap sesuatu pasti binasa kecuali Alloh. BagiNya sesuatu itu ditentukan dan padaNya pula kamu semua kembali”. (QS. Al Qoshos : 4)
3. Sifat Mukholafatuhu lilhawadist adalah tidak ada makhluk yang menyamai Alloh SWT. Alloh Ta’ala berfirman, “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. As Syuro ; 11). Alloh Ta’ala berfirman, “Tidak ada satupun yang menyamainya”.
(QS. Al Ikhlas : 6)
Sifat Qiyamuhu Binafsihi adalah Alloh tidak butuh pada tempat yang menetap padanya atau tempat yang ditempatinya atau pencipta yang mewujudkannya. Tetapi Dia Maha Kaya [tidak butuh] dari segala sesuatu selainnya (makhluk). Alloh Ta’ala berfirman, “Dan tunduklah semua (maksudnya merendah diri) pada Alloh yang kuasa hidup lagi senantiasa mengurus (makhluknya)”. (QS. Thoha : 111). Dan Alloh Ta’ala berfirman, “Wahai manusia, kamu sekalian membutuhkan Alloh, sedangkan Alloh Maha kaya (Tidak membutuhkan) lagi maha terpuji”. (QS. Faathir : 15). Dan Alloh Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Alloh sungguh Maha Kaya (Tidak membutuhkan) dari alam semesta” (QS. Al Ankabut : 6)
Sifat Al Wahdaniyah adalah tidak berbilang dalam Dzatnya, sifatnya, dan perbuatannya. Dan pengertian Esa DzatAlloh itu tidak tersusun dari bagian-bagian dan Dia tidak bersekutu dalam kerajaanNya. Pengertian Esa sifatnya adalah bahwa tidak satupun (makhluk) bersifat seperti sifatnya Alloh. Dan pengertian Esa dalam perbuatan adalah bahwa tidak satupun (makhluk) berbuat seperti perbuatan Alloh Ta’ala. Maka Alloh adalah pencipta segala sesuatu dan pembuat segala sesuatu. Maka Alloh Ta’ala berdiri sendiri (independen) dalam penciptaanya dan pembuatannya (sesuatu yang baru). Alloh Ta’ala berfirman, “Maha suci Alloh Dialah yang Maha Esa lagi Maha Pemaksa” (QS. Az Zumar : 4) dan Alloh Ta’ala berfirman, “Dan Tuhanmu sekalian adalah tuhan yang maha Esa tidak ada Tuhan kecuali Dia yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang” (QS. Al Baqoroh : 163). Dan Alloh ta’ala berfirman, “Katakanlah bahwa Alloh itu Esa” (QS. Al Ikhlas :1). Dan Allah Ta’ala berfirman, “Allah tidak membuat anak dan tidak ada (Tuhan yang lain) menyertaiNya, jika ada Tuhan beserta Nya maka tuhan itu membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari Tuhan-Tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain, Maha Suci Alloh dari apa yang mereka sifatkan itu” (QS. Al Mukminun : 91). Dan Alloh ta’ala berfirman...
Sifat Qudrah adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala dalam menciptakan (sesuatu) dan meniadakan (sesuatu). Alloh Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Alloh itu maha kuasa atas segala sesuatu” (QS. An Nur : 45) dan Alloh Ta’ala berfirman, Tidak ada sesuatupun yang dapat melemahkan Alloh baik dilangit maupun dibumi. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa” (QS. Faathir : 44)
Sifat Irodah adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala. Sifat Irodah ini khusus terjadi pada hal-hal yang bisa terjadi pada setiap sesuatu yang boleh terjadi. Dengan demikian Alloh SWT mengatur alam semesta ini menurut keinginan, kehendak dan ketentuan-ketentuanNya. Maka Alloh Ta’ala menjadikan sesuatu ini panjang, pendek,baik dan buruk, alim atau bodoh pada tempat ini dan lainnya. Alloh Ta’ala berfirman, “ Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya : Jadilah maka jadilah ia” (QS. An Nahl ; 40). Alloh Ta’ala berfirman, “Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dia kehendaki dan memilihnya, tidak ada bagi mereka suatu pilihan. Maha Suci Alloh dan Maha Tinggidari apa yang mereka persekutukan” (QS. Al Qashas : 68). Alloh Ta’ala berfirman, “Katakanlah Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, kamu berikan kerajaan pada orang yang Kamu kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Mu lah segala kebaikan. Sesungguhnya Kamu Maha Menguasai atassegala sesuatu. (QS. Ali Imran : 26). Alloh Ta’ala berfirman, “Kepunyaan Alloh lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang dia kehendaki dan memberikan anak-anak laki-laki kepada siapa yang dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan mandul siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS. Asy Syuura : 94 – 50)
Sifat Ilmu adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala dalam mengetahui segala sesuatu. Alloh Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Alloh Ta’ala itu maha mengetahui atas segala sesuatu” (QS. Al Mujadalah : 7) dan Alloh Ta’alaberfirman, “Dan sesungguhnya Ilmu Alloh itu meliputi segala sesuatu” (QS. Ath-Thalaq : 12) dan Alloh Ta’ala berfirman, “Dan di sisi Allah kunci-kunci yang Ghaib, tidak ada yang mengetahui kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang didaratan dan dilautan dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basahatau kering melainkan tertulis dalam kitab yang nyata” (QS. Al An’am : 59). Alloh Ta’ala berfirman, “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya dan kami lebih dekat dari pada urat lehernya” (QS. Qaaf : 16)
Sifat Hayat (Hidup) adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala. Sifat berkuasa, berkehendak, ilmu, mendengar, melihat dan berbicara. Maka jika Alloh itu tidak hidup, maka sifat-sifat tersebut tidak akan tetap (ada). Alloh Ta’ala berfirman, “Dan bertaqwalah pada Alloh yang Hidup dan tidak Mati” (QS. Al-Furqon : 58) dan Alloh Ta’ala berfirman “Dialah yang hidup tidak ada Tuhan selain Dia, maka sembahlah Dia dengan ikhlas karena beragama padaNya” (QS. Al Mukmin : 65). Dan Alloh Ta’ala berfirman, “Dan tunduklah semua (Maksudnya merendah diri) pada Alloh yang Maha Hidup lagi senantiasa mengurus (MakhlukNya)”. (QS. Thaha : 111)
(11 dan 12) Sifat Mendengar dan Melihat adalah keduanya sifat yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala yang dapat menyingkap (membuka) sesuatu yang ada. Maka Alloh Ta’ala Maha Mendengar segala sesuatu hingga mampu mendengar jalannya semut dipadang pasir yang hitam dimalam yang gelap dan Maha Melihat segala sesuatu yang tampak secara keseluruhan yang meliputi segala yang tampak (dapat ditemukan). Alloh Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Alloh telah mendengar ucapan seorang wanita yang mengajukan gugatan kepadamu tentang suaminya, dan mengadukannya kepada Alloh, dan Alloh mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Alloh Maha Mendengar lagi maha Melihat” (QS. Al Mujadilah : 1) dan Alloh Ta’ala berfirman “ pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut”, mereka berdua berkata, “Ya tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas”, Alloh berfirman, “Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat”. (QS. Thaha : 43-46).
(13) Sifat kalam adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta’ala bukan berupa huruf atau bukan berupa suara yang menunjukkan pada seluruh maklumat ( ). Alloh Ta’ala berfirman, “Dan Alloh telah berbicara pada Musa dengan langsung”. (QS. An Nisa :164) dan Alloh Ta’ala berfirman, “Dan tatkala Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah kami tentukan dan tuhanNya telah berbicara langsung kepadanya”. (QS. Al A’raaf : 143). Dan Alloh Ta’ala berfirman, “Dan tidak ada seorang manusiapun bahwa Alloh berbicara dengan dia kecuali dengan perantra wahyu”. (QS. Asy-Syura : 51).
Dan jika Alloh Ta’ala mempunyai sifat berkuasa, berkehendak, berilmu, hidup, mendengar, melihat, dan berbicara maka secara otomatis Alloh Ta’ala mempunyai sifat-sifat berikut ini :
Dialah Yang Maha Perkasa
Dialah Yang Maha Berkehendak
Dialah Yang Maha Mengetahui
Dialah Yang Maha Hidup
Dialah Yang Maha Mendengar
Dialah Yang Maha Melihat
Dialah Yang Maha Berbicara
Sifat – sifat 20 ini terbagi menjadi 4 bagian :
Sifat Nafsiah adalah bernisbat pada kata nafsi (jiwa) maksudnya Dzat dan sifat nafsiah adalah tidak masuk akal bila Dzat tanpa sifat yaitu Esa Wujudnya.
Sifat Salbiah adalah bernisbat pada kata salbu maksudnya mentiadakan. dinamakan salbiah karena sifat-sifat itu tidak ada pada diri Alloh karena sifat – sifat itu tidak sesuai dengan keagunganNya. Sifat salbiyah tersebut ada 5 yaitu : Qidam, Baqa’, Mukholafatuhu Lilhawaditsi, Qiyamuhu binafsihi dan Wahdaniyah.
Sifat Ma’ani. Dinamakan Ma’ani karena sifat ini menetapkan pada Alloh Ta’ala makna Wujudnya yang menetap pada Dzatnya yang sesuai dengan kesmpurnaannya. Sifat Ma’ani ini ada 7 yaitu : sifat berkuasa, berkehendak, berilmu, hidup, mendengar, melihat dan berbicara.
Sifat Ma’nawiyah adalah bernisbat pada sifat ma’ani yang berjumlah 7 yang merupakan cabang dari sifat ma’nawiyah. Disebut ma’nawiyah karena sifat itu menetap pada sifat ma’ani, yaitu bahwa Alloh Ta’ala Maha berkuasa, berkehendak, berilmu, hidup, mendengar, melihat, dan berbicara.
Adapun hikmah menyebut sifat-sifat Ma’nawiyah yang terkandung dalam sifat ma’ani tersebut adalah sebagai berikut :
1. Aqidah diterangkan dengan cara terperinci, karena pemikiran bodoh dalam masalah aqidah adalah masalah benar.
2. Mengcounter (menjawab) orang-orang mu’tazilah yang mengingkari sifat – sifat ma’nawiyah. Mereka berpendapat bahwa Alloh Ta’ala Maha berkuasa dengan Dzatnya, berkehendak dengan Dzatnya tanpa ada kekuasaan, dan kehendak dan sifat-sifat lainnya. Mereka bermaksud mengingkari sifat-sifat itu untuk mensucikan Alloh Ta’ala. Mereka berpendapat : Kami mensifati Alloh Ta’ala dengan sifat-sifat itu baik sifat itu hadits (baru) atau sifat-sifat itu qodim. Jika sifat-sifat itu hadits maka sifat-sifat itu menempati Alloh Ta’ala. Atau jika sifat – sifat itu Qodim maka sifat-sifat qodim itu berbilang (banyak) maka hal itu mentiadakan sifat wahdaniyah (Esa). Dan menjawab hal itu kami berpendapat : Sesungguhnya sifat-sifat tersebut tidak berdiri sendiri dari DzatNya, hanya saja sifat-sifat itu mengikuti DzatNya yaitu sifat-sifat yang ada itu menempati DzatNya.


Sifat Jaiz bagi Alloh Ta’ala

Pengarang Nadhom ra. Berkata : “Dengan karunia dan keadilanNya, Alloh memiliki sifat boleh (wenang) yaitu boleh mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya”

Penjelasan
Sifat Jaiz bagi Alloh Ta’ala adalah boleh bagi Alloh mengerjakan atau meninggalkan sesuatu, maka wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa Alloh Ta’ala boleh menciptakan dan memilih hambaNya menurut kehendaknya, dan tidak sesuatupun (makhluknya) yang mewajibkan Alloh. Karena Alloh adalah pengatur secara mutlak, tidak ada seorangpun memilih bersamaNya karena seluruh urusan (hal) itu berada ditanganNya baik perkara baik atau buruk. Maka Dialah (Alloh) yang memberi, mencegah, memuliakan, menghinakan, memberi manfaat, memberi madhorot, mengampuni, menyiksa, menetapkan (hukum) dan memberi sanksi dan begitu seterusnya. Alloh Ta’ala berfirman : “Dan Tuhanmu menetapkan apa yang Dia kehendakidan memilihnya, tidak ada pilihan bagi mereka” (QS. Al Qashas : 68). “Katakanlah, Wahai Tuhan yang memiliki kerajaan. Kamu berikan kerajaan kepada orang yang kamu kehendaki dan kamu hinakan orang yang kamu kehendaki. ditanganMulah segala kebaikan. Sesungguhnya Kamu Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kamu masukkan malam kedalam siang dan Kamu masukkan siang kedalam malam. Kamu keluarkan yang hidup dari yang mati dan Kamu keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Kamu beri rizqi siapa saja yang Kamu kehendaki tanpa disangka-sangka” (QS. Ali Imron : 26 – 27) “Kepunyaan Allohlah segala apa yang ada dilangit dan apa yang ada didalam hatimu atau kamu menyembunyikannya niscaya Alloh akan membuat perhitungan dengan kamu atas perbuatanmu itu. Maka Alloh akan mengampuni siapa yang dikehendakiNya dan Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS. Al Baqarah : 284)

PASAL KEDUA
Para Nabi dan para Rosul Alaihi Sholatu Wassalam
“Sifat Wajib Rosul ‘Alaihi Sholatu Wassalam”
Pengarang nadhom r.a. berkata “Alloh telah mengutus para nabi yang memiliki 4 ifat yang wajib yaitu cerdas, jujur, menyampaikan (risalah) dan dipercaya”.

Kosakata
Arti Anbiya’ : dibuang huruf hamzah yang dipanjangkan secara darurat merupakan kata jamak dari kata nabi. Definisinya telah diterangkan sebelumnya.
Arti Fatonah : adalah kecerdasan yang sempurna dan tajam akalnya dalam mengalahkan saat berdebat, dalam mengemukakan hujjah dan menggagalkan tuntutan mereka yang bathil.
Arti Shiddiq : adalah kabar yang disampaikan (mereka) sesuai dengan kenyataan.
Arti Tabligh : adalah pengajaran mereka (para Rosul) kepada manusia akan Syariat-syariat Alloh agar dapat memberikan petunjuk kepada mereka untuk meraik kebahagiaan didunia dan akhirat.
Arti Amanat : adalah mereka terjaga secara Dhahir dan Bathin dari pengaruh jelek yang dilarang walaupun larangan itu makruh.

Penjelasan
Wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa Alloh Ta'ala mempunyai para Nabi yang diutus. Alloh Ta'ala berfirman, "Rosul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. Demikian pula orang -orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Alloh, malaikat - malaikatNya, kitab-kitabNya dan Rosul-rosulNya. (Mereka mengatakan) Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang dari rosul-rosulNya dan mereka mengatakan, "Kami mendengar dan kami taati, (mereka berdo'a) Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepadaMulah tempat kembali" (QS. Al Baqarah : 285).
Wajib bagi seorang mukallaf mengetahui sifat wajib, sifat mustahil den sifat jaiz bagi Rosul. Adapun sifat wajib bagi Rosul ada 4 yaitu :
1. Sifat Fathonah : dan dalil tentang hal itu adalah jika sifat fathonah itu tidak ada pada diri Rosul maka mereka (para Rosul tidak mampu berhujjah dalam berargumentasi, dan hal itu tidak mengkin terjadi, karena Al Qur'an menunjukkan mengenai kemampuan para Rosul berargumentasi itu banyak sekali. Firman Alloh Ta'ala : "Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Nabi Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui" (QS. Al An'am : 83).
"Mereka berkata, Hai Nuh sesungguhnya kamu telah berargumentassi dengan kami, dan kamu lelah memperpanjang berargumentasi terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar" (QS. Hud : 32).
" Dan berargumentasilah pada mereka dengan cara yang baik"
(QS. An Nahl : 125).
Dan juga kita diperintahkan mengikuti jejaknya dan orang yang mengikuti jejaknya tidak akan menjadi orang bodoh.
2. Sifat Shiddiq : dan dalil tentang sifat tersebut adalah firman Alloh Ta'ala : “ “. (QS.Al Ahzab : 22).
"Dan benarlah Rosul-rosulNya". (QS. Yaasin : 52).
"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Nabi Ismail di dalam Al Qur'an. Sesungguhnya dia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang Rosul dan Nabt" (QS.Maryam : 54).
Karena mereka (para Rosul) jika sifat bohong itu boleh pada diri mereka maka kebohongan itu ada pada kabar (risalah) Alloh Ta'ala dan hal itu tidak mungkin terjadi.
3. Sifat Tabligh : dalil sifat tersebut adalah firman Alloh Ta'ala “Hai Rosul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan maka kamu tidak menyampaikan amanatNya (risalahNya)" (QS. Al Maidah : 67).
"Selaku para Rosul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Alloh sesudah diutusnya para Rosul itu" (QS.An Nisa : 165).
Kabar gembira dan peringatan itu tidak sempurna kecuali bile disampaikan.
Karena jika mereka tidak menyampaikan syariat kepada manusia maka mereka berarti menyembunyikan syariat. Dan hal itu tidak mungkin terjadi karena menyembunyikan syariat merupakan aib/cacat yang besar. Yaitu ketika orang yang teledor dalam bersyariat memiliki alasan untuk membantah Alloh SWT atas dasar tidak adanya tabligh.

4. Sifat Amanah dalil tentang hal itu adalah firman Alloh Ta'ala : "Sesungguhnya Aku bagimu adalah utusan Alloh yang dapat dipercaya” (QS.Ad Dukhan : 18).
"Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang pengkhianat” (QS. Al Anfal : 58).
Karena jika mereka berkhianat dengan melakukan perbuatan yang haram atau makruh maka kita tidak dapat merubah/mengganti perbuatan haram dan makruh karma takut pada mereka (para Rosul). Alloh Ta'ala memerintahkan kita untuk mengikuti mereka baik ucapan, perbuatan den keadaan (sikapnya).

Mat Jaiz Para Nabi dan Rosul ‘Alaihi Sholatu Wassalam.

Pengarang nadhom berkata : ”Dan boleh didalam hak Rosul dari sifat beta tanpa mengurangi derajatnya,misalnya sakit yang ringan”.

Kosakata
- Arti Aradl : difathahkan huruf ro' nya adalah sesuatu yang bisa terjadi pada manusia seperti sakit dan yang lainnya.

Penjelasan
Dan sifat Jaiz pada haknya para Nabi dan Rosul Alaihi Sholatu Wassalam adalah adanya sifat-sifat (yang bisa terjadi) pada manusia yanag tidak menyebabkan terjadinya pengurangan pada martabat (kedudukan) mereka yang tinggi.
Maka wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa mereka Alaihi
Sholatu Wassalam bersifat seperti yang dimiliki oleh manusia yang lainnya
seperti makan, minum, jual beli, masuk pasar, kawin, mati, hidup, merasakan
' kelezatan, merasakan sakit, sehat dan sakit. Namun, sifat-sifat yang ada dalam diri mereka (para Nabi dan Rosul) tidak menyebabkan orang-orang menjauhinya. Tidurnya beliau hanya matanya saja tetapi hatinya tidak, dan beliau mengeluarkan mani hanya memenuhi tempatnya ( ) bukan ihtilam (mengeluarkan mani karena mimpi). Karena ihtilam adalah permainan syetan, maka syetan tidak dapat menguasai mereka (para Nabi dan Rosul) dan penguasaan syetan lainnya.
Adapun sifat Aradl yang mengandung sifat kekurangan seperti kusta, lepra, tuli, buts, bisu, lumpuh, pincang dan buta sebelah, maka itu sernua mustahil terjadi pads mereka (para Nabi dan Rosul). Dan cerita yang mengatakan bahwa Nabi Syuaib alaihissalam buts, maka cents tersebut tidak ads dasarnya dan ceritan Nabi Ya'qub alaihissalam tertimpa kebutaan dan kebutaan tersebut akhirnya hilang (dapat melihat), begitu pula cerita ulat yang- keluar dari tubuh Nabi Ayub alaihissalam ketika beliau sakit adalah cerita bohong yang tidak berdasar. Dalil yang menunjukkan sifat-sifat Aradl basyariah (sifat-sifat yang terjadi pada setiap manusia) pada diri Nabi dan Rosul adalah firman AIloh Ta'ala
"Dan mereka berkata, mengapa Rosul ini memakan makanan dan herjalan di pasar?" (QS.Al Furqan : 7)
"Dan Kami tidak mengutus Rosul-rosul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan drpasar pasar" (QS.Al Furqan 20).
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beherapa Rosul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka keturunan" (QS.Ar Ra'ad : 38).
"Dan ingatlah kisah Nabi Ayub ketika ia menyeru Tuhannya "Wahai Tuhanku sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara para penyayang", maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya padanya dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Alloh" (QS.Al Anbiya 83-84).
”Muhammad itu tak lain hanyalah seorang Rosul, sungguh telah berlaku sebelumnya beberapa orang Rosul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang maka ia tidak dapat mendatangkan madharat kepada Alloh sedikitpun" (QS. Ali Imran : 144).

Penjagaan Para Nabi dan Rosul Alaihi Sholatu Wassalam
Pengarang nadhom r.a. berkata: ”Mereka mendapat penjagaan Alloh (dari perbuatan dosa) seperti para malaikat seluruhnya. (Penjagaan itu) wajib bahkan para Nabi lebih utama dari para malaikat”.

Kosakata
Ishmatuhum Kata Al Ishmah menurut bahasa adalah penjagaan secara mutlak sedangkan menurut istilah adalah penjagaan Alloh pada mereka dari dosa dan mustahil perbuatan dosa itu dilakukannya.

Penjelasan
Wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa para Nabi dan Rosul 'Alaihi Sholatu Wassalam terjaga dari dosa-dosa (ma'shum) sebagaimana para malaikat terjaga dari dosa, mereka terhindar dari perbuatan maksiat, dann mereka meninggalkan maksiat itu wajib hukumnya den mereka tidak melakukan perbuatan yang diharamkan dan mereka tidak mernpunyai sprat kecuali dengan akhlak yang mulia. Karena mereka (para Nabi dan Rosul) adalah suri tauladan yang baik dan contoh yang tinggi sebagai kiblat manusia (tempat mengadu/menghadap) dan Alloh mendidik, membina dan mengajarkan mereka sehingga mereka (para Nabi dan Rosul) menjadi orang yang terdidik dan terpelajar. Dalil yang menunjukkan ishmah mereka adalah firman Alloh Ta'ala
"Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami” (QS.Ath thur :48)
"T'idak mungkin seorang Nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang" (QS.Ali Imran : 161)
"Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dariKu supaya kamu diasuh dibawah pengawasanKu” (QS.Thaha : 39).
Dan mereka (para Nabi dan Rosul) lebih utama dari para malaikat sebagaimana pendapat jumhur Al Asyairah. Dan dalil hal itu adalah finnan Alloh Ta'ala : "Dan ketika Kami katakan pada para malaikat sujudlah kalian kepada Adam, makes sujudlah mereka” (QS.AI Baqarah : 34). Perintah pada para malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam adalah sebagai penghormatan. Jika saja Nabi Adam tidak lebih utama maka mereka tidak perintahkan sujud kepadanya. Termasuk hal yang wajib diyakini bahwa sebagian para Nabi dan Rosul itu lebih utama dari sebagian yang lain, berdasarkan firman Alloh Ta'a1a, "Rosul-rosul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain" (QS. Al Bagarah : 253), dan firman Alloh Ta'ala, "Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian Nabi-nabi itu" (QS. AL Isra' 55). Dan nash ini tidak bertentangan dengan firrnan Alloh Ta'ala, "Kami tidak membedakan diantara seorangpun dari para Rosul-rosulNya" (QS. Al Baqarah : 285). Karena makna ayat ini tidak membeda- bedakan dalam risalah mereka dan mengimani mereka. Maka orang-orang yang beriman bukan seperti orang-orang yahudi dan nasrani yang hanya beriman pada sebagian para Nabi dan Rosul dan mengkafiri sebagian yang lainnya.
Maka Ulul Azmi (Nabi yang mempunyai kesabaran, ketetapan dan mampu menahan kesulitan), Alloh Ta'ala berfirman, "Bersabarlah sebagaimana para ulul azmi bersabar" (QS.Al Qof : 35). Termasuk ulul azmi adalah: junjungan kita Nabi Muhammad, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Nuh Alaihi Sholatu Wassalam merupakan paling utama diantara para Rosul yang lainnya. Dan paling utama diantara ulul azmi secara mutlak adalah junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan termasuk yang wajib diyakini bahwa sebagian dari para malaikat lebih utama dari sebagian yang lainnya seperti para Rosul berdasarkan firman Alloh Ta'ala, "Alloh memilih diantara para malaikat seorang utusan ( ) dan paling utama diantara mereka adalah malaikat Jibril alaihissalam.

"Sifat mustahil Alloh Ta'ala & RosulNya `Alaihi Sholatu Wassalam"

Pengarang nadhom berkata,”Dan sifat mustahil adalah lawan dari sifat yang wajib maka hafalkanlah 50 sifat itu sebagai ketentuan yang wajib”.

Penjelasan
Sifat mustahil bagi Alloh Ta'ala, den rosulNya adalah lawan dari sifat wajib bagi Alloh Ta'ala den rosulNya, maka jumlah sifat mustahil itu sama seperti sifat wajib dan setiap mukallaf wajib mengetahuinya. Sifat mustahil bagi Alloh Ta'ala itu berjumlah 20 sifat yang terperinci sebagai berikut ini:
1. Sifat Adam (tidak ada) lawan dari sifat wujud
2. Sifat Hudust (baru) lawan dari sifat Qwidam
3. Sifat Fana' (rusak) lawan dari sifat Baqa’
4. Sifat Mumatsilah lilhawaditsi (sama dengan makhluknya) lawan dari sifat mukholafatuhu lilhawaditsi (berbeda dengan makhiuknya)
5. Sifat A'damu Qiyamuhu binafsihi (tidak berdiri sendiri) lawan dari sifat Qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri)
6. Sifat Ta'dud (berbilang) lawan dari sifat Wahdaniyah (Esa)
7. Sifat A'juzn (lemah) lawan dari sifat Qudrat (berkuasa)
8. Sifat Al Karahah (terpaksa) lawan dari sifat Iradah (berkehendak)
9. Sifat Jahlun (bodoh) lawan dari sifat Ilmun (berilmu)
10. Sifat Mautun (coati) lawan dari sifat Hayat (hidup)
11. Sifat Shomamun (tuli) lawan dari sifat Same' (mendengar)
12. Sifat Umyun (buta) lawan dari sifat Basher (melihat)
13. Sifat Bukmun (bisu) lawan dari sifat kalam (berbicara)
14. Sifat Kaunuhu A'jizan (Dzat yang lernah) lawan dari sifat Kaunuhu Qoadiron (Dzat yang berkuasa)
15. Sifat Kaunuhu Kaarihan (Dzat yang terpaksa) lawan dari Kaunuhu Muriidan (Dzat yang berkehendak)
16. Sifat Kaunuhu Jaahilan (Dzat yang bodoh) larvan dari sifat Kaunuhu `Aliman (Dzat yang berilmu)
17. Sifat Kaunuhu Mayyitan (Dzat yang coati) lawan dari Kaunuhu Hayyan (Dzat yang hidup)
18. Sifat Kaunuhu Ashomma (Dzat yang tuli) lawan dari Kaunuhu Sami'an (Dzat yang mendengar)
19. Sifat Kaunuhu A'maa (Dzat yang buts), lawan dari sifat Kaunuhu Bashiran (Dzat yang melihat)
20. Sifat Kaunuhu Abkamu (Dzat yang bisu) lawan dari sifat Kaunuhu Mutakalliman (Dzat yang berbicara)
Dan sifat mustahil bagi para Nabi dan Rosul alaihimus Sholatu Wassalam ada 4 sifat yaitu
- Sifat Baladah (bodoh) lawan dari sifat Fathonah (cerdas)
- Sifat Kidzib (bohong) lawan dari sifat sidiq (jujur)
- Sifat Kitman (menyimpan) lawan dari sifat 'I'abligh (menyampaikan risalah)
- Sifat Khianat (berkhianat) lawan dari sifat Amanat (dapat dipercaya)
Aqidah-aqidah itu Wajib bagi kita menghafalkannya yaitu 50 sifat, perinciannya sebagai berikut ini:
- Sifat Wajib bagi Alloh ada 20
- Sifat Mustahil bagi Alloh ada 20
- Sifat Wajib bagi Rosul ada 4
- Sifat Mustahil bagi Rosul ada 4
- Sifat Jaiz bagi Alloh ada 1
- Sifat Jaiz bagi Rosul ada 1

Jumlah Para Rosul `Alaihimus Sholatu Wassalam dalam Al Qur'an

Pengarang nadhom r.a. berkata: "Adapun rincian nama para Rosul ada 25 itu wajib diketahui bagi setup mukallaf, maka yakinilah dan ambilah keuntungannya. Mereka adalah Nabi Adam, Idris, Nuh, Hud serfs Sholeh, Ibrahim ( yang masing-masing diikuti berikutnya)". "Luth, Ismail dan Ishaq demikian pula Ya'qub, Yusuf dan Ayyub dan selanjutnya". "Syuaib, Harun, Musa dan Alyasa', Dzulkifli, Dawud, Sulaiman yang diikuti". Ilyas, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa den Thaha (Muhammad) sebagai penutup, maka tinggalkanlah jalan yang menyimpang dari kebenaran". "Semoga sholawat dan salam terkumpulkan pada mereka den keluarga mereka sepanjang masa".

Kosakata
- Kata Haqqaqa berarti yakinilah.
- Kata Ightanama berarti usahalah dan carilah jumlah mereka (para nabi dan rosul)
- Kata kulla muttaba berarti Nabi/Rosul yang disebutkan itu, Alloh mewajibkan kepada umatnya untuk mengikuti jejak mereka (para nabi).
- Kata ihtadzaa berarti Nabi Ayyub mengikuti jejak pare nabi yang terdalahulu yang sudah disebutkan.
- Kata Da'ghayya berarti tinggalkan jalan yang menyimpang dari kebenaran.

Penjelasan
Wajib bagi tiap mukallaf mengetahui nama-nama rosul yang telah disebutkan di dalam Al Qur'an secara terperinci, dan jumlah mereka ada 25 yaitu:
1. Nabi Adam adalah bapak leluhur manusia.
2. Nabi Idris adalah kakek dari ayah Nabi Nuh sebagaimana diriwayatkan dalam hadist Bukhari.
3. Nabi Nuh adalah Nabi yang diselamatkan oleh Alloh Ta'ala den j uga kaumnya dari tenggelam dengan disertai badai topan. Hanya saja anaknya tenggelam bersama orang-orang yang tenggelam (akibat adzab Alloh) dan beliau terus berdakwah selama 950 tahun lamanya. Sebagaimana firman Alloh Ta'ala," Maka ia tinggal diantara mereka selama 1000 tahun kurang 50 tahun" (QS.Al Ankabut : 14). Beliau dinamakan bapak manusia kedua setelah nabi Adam karena keturunan beliau tersebar di seluruh penjuru dunia sejak masanya hingga masa kini.
4. Nabi Hud adalah Nabi dari keturunan Sam bin Nabi Nuh yang telah diutus Alloh ke kaum `Ad. Mereka (kaum `Ad) adalah kaum yang punya keahlian dalam bidang arsitek pembangunan (rumah) den mereka, tinggal di gunung-gunung di daerah Al Qof yang terletak di sebelah timur kota Hadramaut di negara Yaman. Tatkala mereka berbuat dusta kepada Nabi Hud, maka Alloh membinasakan mereka dengan angin shorshor. Alloh Ta'ala berfirman, "Adapun kaum Ad maker rnereka telah dibinasakan dengan angin sharshar (angin kencang lagi dingin dan keras suaranya) lagi amat kencang secara beruntun. Allah menimpakan angin itu kepada rnereka selama 7 malam den 8 hari secara beruntun, maka kamu lihat kaum `Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan rnereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah lapuk (tidak berisi)" ( QS. Al Haqqoh ; 2-6 ).
5. Nabi Sholih adalah Nabi dari keturunan Sam bin Nabi Nuh, Shohibun Naqoh (gelar Nabi Sholih karena beliau mempunyai mujizat berupa unta). Alloh mengutus Nabi Sholih ke kaum Tsamud den mereka (kaum Tsamud) adalah kaum yang punya keahlian memahat gunung-gunung menjadi rumah. Tempat tinggal mereka buat dari batu-batu yang dikenal di kota-kota Nabi Sholih yaitu antara Hijaz dan Syam di sebelah tenggara bumi (daerah) madyan yaitu daerah bersebelahan dengan teluk Agobah. Tatkala mereka mendustakan Nabi Sholih maka Alloh membinasakan mereka dengan suara teriakan malaikat Jibril. Alloh Ta'ala berfirman, "Adapun kaum tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan suara keras sekali yang melewatu batas (suara mengguntur)" (QS. Al Haqqah : 5).
6. Nabi Ibrahim adalah Kholilulloh (kekasih Alloh) dan Bapak para Nabi. Nasab beliau sambung dengan Sam bin Nabi Nuh, dan beliau adalah nabi yang diselamatkan oleh Alloh dari siksaan api raja Namrudz. Alloh Ta'ala berfirman,"Hai api jadilah dingin dan selamatkanlah alas Ibrahim, dan mereka hendak berbuat makar kepada Ibrahim, maka kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi "(QS. Al Anbiya' : 69-70).
7. Nabi Luth adalah anak dari saudara Nabi Ibrahim (keponakan Nabi Ibrahim) Kholilulloh yang diperintahkan oleh Alloh ke bumi "Yaduum" dimana telah hilang dari raut wajah kaumnya rasa malu (tidak punya malu), karena mereka mendatangi kaum lelaki yang sejenis (homoseks) bukan wanita yang lain jenis. Dan Alloh membinasakan mereka dengan cara negeri mereka yang diatas dijadikan di bawah (dibalik) dan dihujani dengan batu dari tanah dan Alloh menyelamatkan nabi Luth beserta pengikutnya kecuali istrinya yang dibinasakan beserta orang - orang yang telah dibinasakan (diadzab). Alloh Ta'ala berfirman, "Maka tatkala datang adzab kami, kami jadikan negeri kaum Luth itu yang diatas jadi dibawaha (dibalik) dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi yang diberi tanda oleh Tuhanmu dan siksaan itu tiada jauh dari orang-orang yang dzalim"(QS. Hud : 82-83).
8. Nabi Ismail bin Ibrahim adalah Nabi yang ibunya bernama Hajar, Alloh mengutusnya ke Qobilah Yaman dan Qobilah Amaliq (kata jamak dari kata Amlaqun yaitu qobilah yang orang-orangnya tinggi .tegak/gagah). Orang-orang Amaliq bertempat tinggal di jazirah Arab dari arah Syam. Kemudian mereka tersebar di berbagai arah setelah Nabi Ismail `alaihi sholatu wassalam mengeluarkan mereka (mengusir mereka).
9. Nabi Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Alloh mengutusnya sebagai Nabi ke kaum an'am.
lO. Nabi Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Rosululloh SAW bersabda, "Nabi mulia anak keturunan Nabi mulia anak keturunan Nabi mulia anak keturunan Nabi mulia yaitu Nabi Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim alaihimussalam" (HR Bukhori dari Ibnu Umar-pada bab awal penciptaan).
11. Nabi Ayyub adalah Nabi yang disebut oleh para pakar sejarah sebagai anak Aish bin Ishaq bin Ibrahim yaitu Nabi yang dijadikan contoh suri tauladan dalam kesabarannya.
13. Nabi Syuaib dikatakan sebagai anak keturunan Madyan bin Ibrahim, dan dikatakan pula bahwa beliau bukan dari keturunan Nabi Ibrahim. Sesungguhnya beliau adalah anak keturunan dari orang-orang yang beriman pada Nabi Ibrahim `alaihissalam dan ikut hijrah dengan Nabi Ibrahim ke negeri Syam. Tetap beliau (Nabi Syuaib) anak dari anak perempuan Nabi Luth (cucu perempuan Nabi Luth dari puteranya). Alloh Ta'a1a mengutusnya ke penduduk madyan dan mereka adalah penduduk yang mengkufuri Alloh dan jelek dalam bermuamalah dengan orang lain yaitu mereka mengurangi timbangan dan ukuran sesuatu dan mereka merusak (dalam mentasarufkan) harta mereka. Tatkala mereka mendustakan Nabi Syuaib, maka Alloh membinasakan mereka. Sehingga daerah mereka ditimpa kelaparan karena ulah mereka, seakan-akan mereka tidak dapat mendiaminya dan mereka tidak dapat hidup didalamnya. Alloh Ta'ala berfrman, "Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah- rumah mereka, yaitu orang-orang yang mendustakan Nabi Syuaib, mereka itulah orang-orang yang merugi"(QS.A1 A'raf 91-92). Kemudian Alloh mengutusnya ke penduduk Aikah dekat dari daerah Madyan. Tatkala mereka mendustakan Nabi Syuaib, maka Alloh menimpakan adzab pada mereka pada hari dinaungi awan yaitu Alloh menimpakan pada mereka rasa panas selama 7 hari, sehingga air-air mereka kekeringan, kemudian awan itu minggiring mereka. Kemudian mereka berlindung dibawah awan karena rasa panas sekali. Setelah itu awan itu menurunkan hujan api sehingga api itu membakar mereka dan membinasakannya. Dan hari itu disebut dengan Yaumud dzullah. Alloh Ta'ala berfirman, "Kemudian mereka mendustakan Syuaib, lalu mereka ditimpa adzab pada hari mereka dinaungi awan, sesungguhnya adzab itu adalah adzab hari yang besar"(QS. Asy syu'araa : 189).
14. Nabi Harun bin Imran bin Qoohit bin Laway bin Ya'qub.
15. Nabi Musa Kalimullah adalah saudara kandung Nabi Harun, Alloh mengutusnya supaya memberi petunjuk pada Fir'aun dan kaumnya.
15. Nabi Ilyasa' bin Akhtub bin 'Ajuuz terrnasuk para Nabi dari kalangan Bani Israil.
16. Nabi Dzulkifli bin Ayyub, namanya yang asli adalah Basyar. Alloh mengutusnya menjadi seorang Nabi setelah bapaknya dan memberi nama Dzulkifli.
17. Nabi Daud, nasabnya bersambung dengan Yahudza dan Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim, Alloh menjadikannya raja di kalangan Bani Israil.
18. Nabi Sulaiman bin Daud, Alloh menjadikannya raja dikalangan Bani Israil setelah bapaknya Nabi Daud.
19. Nabi Ilyas, nasabnya bersambung dengan Nabi harun bin. Imron saudara Nabi Musa. Alloh mengutusnya ke kaumnya yaitu Bani Israil.
20. Nabi Yunus bin Matta, Alloh mengutusnya ke kaumnya di Nainawa nama daerah di daerah maushil dan Beliau diselamatkan Alloh dari kesedihan yang menimpanya. Beliau disebut Dzun nun maksudnya prang yang ditelan ikan nun (ikan paus).
21. Nabi Zakaria adalah Nabi dari keturunan Nabi Sulaiman, dan beliau besar dikalangan Bani Israil, dan Beliau orang yang mendekatkan diri (pada Alloh) dengan cara berqurban di Baitul Maqdis dan membacakan kitab Taurat pada Bani Israil dan Beliau meninggal dunia secara syahid.
22. Nabi Yahya bin Zakaria dan disebutkan bahwa Beliau lahir sebelum Al Masih (Nabi Isa As) dan Beliau meninggal dunia secara syahid.
23. Nabi Isa bin Maryam dan Beliau adalah hamba Alloh dan RosulNya dan kalimatulloh (ucapan Alloh) yang dilontarkan pada ibunda Maryam dan sebagai ruhNya (Alloh), Beliau adalah Nabi dan Rosul Alloh yang terakhir dari Bani Israil. Dan Beliau mendapat gelar Al Masih. Nama Al Masih berasal dari bahasa Ibrani yang murni dan berjulukan Ibnu Maryam. Dan termasuk hikmah Ilahiyah yang jelas bahwasannya Alloh menciptakan Nabi Adam tanpa ayah dan ibu, dan Nabi Isa diciptakan tanpa ayah dan manusia lainnya secara normal dari ayah dan ibu.
25. Nabi kita Muhammad SAW adalah penutup para Nabi dan para Rosul dan termasuk pemimpin para umat terdahulu dan akan datang. Alloh mengutusnya kepada manusia secara keseluruhan dan memberi rahmat pada alam semesta. Alloh Ta'ala berfirman, "Dan tidak akan Kami utus kamu kecuali sebagai rahmat untuk sekalian alam ". Dan Rosululloh SAW bersabda, "Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum saya yaitu seperti seseorang yang membangun suatu bangunan kemudian saya menjadikannya bagus dan indah kecuali ada satu batu bata yang berada di pojok (belum terpasang), kemudian orang-oarng mengelilinginya (sambil memperhatikannya) dan mengaguminya dan mereka berkata, "T'idakkah anda meletakkan batu bata ini? Kemudian saya (Rosululloh) yang meletakkan satu batu bata itu dan sayalah penutup para Nabi. ( IIR.Muttafaq alaih dan lafadz dari Imam Muslim )
Dan mereka para Rosul Sholawatullohi Alaihim wa a'la alihim, mereka telah disebutkan di dalam Al Qur'an karim sebanyak 18 Rosul yang disebutkan dalam surat Al An'am da 7 Rosul lainnya dalam berbagai ayat.
Alloh Ta'ala berfirman
"Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk mengahdapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajata. Seseungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui"(QS. Al an'am : 83).
"Dan Kami telah anugerahkan Ishaq dan Ya'qub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk dan dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik"(QS.Al An'am : 84).
"Dan Nabi Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang sholih, dan Nabi Ismail, Alyasa’, Yunus dan Luth dan masing -masingnya Kami lebihkan derajatnya"(QS. Al An'am 83-84).
"Sesungguhnya Alloh telah memilih Adam, Nuh, keluarga Nabi Ibrahim dan keluargalmran melebihi segala umat"(QS. Ali Irnran : 33).
" Dan kepada kaum Aad (Kami utus) saudara mereka Huud”(QS. Huud 50).
"Dan ingatlah kisah Nabi Ismail, Idris dan Dzulkifli, mereka semua lermasuk orang-orang yang sabar. Dan Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang sholih" QS.AI Anbiya' : 85-86 ).
"Mohammad itu sekali-sekali bukanlah bapak dari seseorang laki-laki diantara kamu tetapi dia adalah Rosululloh dan penutup Nabi-naxbi"(QS. Al Ahzab . 40).
Dan ada diantara para Nabi dan Rosul yang tidak disebutkan dalam Al Qur'an. Alloh Ta'ala berfirman,"Dan (Kami telah mengutus) Rosul-rosul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu dan para Rosul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu"(QS. An Nisa' : 164). Telah terjadi perselisihan mengenai jumlah para nabi dan rosul. Dan yang dikenal mengenai hal itu adalah bahwa jumlah para Nabi yaitu 124.000 dan para Rosul termasuk para Nabi yaitu 313 ( Sebagaiman yang di riwayatkan oleh Ibnu Mardawiyah dari Abu Dzar r. a. Lihat Ibnu Katsir i/585 ). Syaikh Al Bajuri berpendapat : Pendapat yang shahih mengenai para Nabi dan Rosul adalah tidak membatasi jumlah dengan hitungan tertentu karena hal itu bisa menetapkan kenabian pada seorang yang realitasnya bukan Nabi atau sebaliknya menabikan kenabian pada seorang padahal realitasnya die benar-benar Nabi.
PASAL KETIGA
Mengenai para malaikat’alaihimussalam. Siapakah mereka itu dan
tabiat mereka-(para malaikat yang berjumlah 10).

Syaikh Nadhim r.a berkata : "Adapun para malaikat itu tetap tanpa bapak dan ibu, tidak makan den tidak minuet serta tidak tidur."

Pejelasannya :
Wajib bagi setiapmukallaf meyakini bahwa Alloh mempunyai para malaikat alaihimussalam. Alloh Ta'ala berfirman,"Rosul telah bersabda kepada Al Qur'an yang telah diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman semuanya beriman kepada Alloh, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya den Rosul-rosulNya "(QS, Al Baqarah 285). Dan mereka para malaikat tidak memiliki sifat sebagaimana yang dimiliki oleh manusia, dan oleh sebab itu mereka (para malaikat) diciptakan tanpa ada perantaranya (melalui) seorang bapak dan ibu. Dan mereka tidak makan, minum dan tidur. Dan mereka tidak bersifat (berjenis) laki-laki, perempuan dan banci, maka barang siapa yang meyakini jenis mereka laki- laki maka ia telah berbuat bid'ah yang fasik. Dan ada dua pendapat (mengenai para malaikat) yang dianggap kafir yaitu : (1) Barang siapa yang meyakini bahwa malaikat adalah banci maka dianggap kafir, karena keterangan tersebut sudah termasuk dalam firman Alloh Ta'ala,"Dan mereka menjadikan para malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Alloh Yang Maha Pemurah yang berjenis perempuan"(QS. Az Zukhruf : 19). (2) an dianggap lebih kafir yaitu barang siapa yang meyakini para malaikat adalah perempuan, karena hal itu menambah kekurangan sifatnya, sedangkan mereka (para malaikat adalah jisim yang bercahaya lembut dengan ruh-ruh yang mampu wajib membentuk dari bentuk yang satu kebentuk yang bermacam-macam. Nabi Mohammad SAW bersabda,"Para malaikat diciptakan dari cahaya, dan para jin diciptakan dari nyala api dan diciptakan Nabi adam dari sesuatu yang disifatkan kepadamu."(HRMuslirn). Alloh Ta'ala berfirman,"Lalu Kami mengutus kepadanya, maka ia menjelma dihadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna." (QS.maryam : 17). Dan sabda Nabi Muhammd SAW,"Dan terkadang malaikat itu menjelma menjadi seorang laki-laki padaku kemudian ia berbicara padaku maka aku paham apa yang diucapkannya."(HR. Bukhari).Dan para malaikat itu mempunyai sayap sebagian mereka mempunyai 2 sayap, ada yang 3 sayap, 4 sayap dan ada yang lebih dari itu. Alloh Ta'ala berfirman,"Segala puji bagi Alloh pencipta langit dan bumi yang menjadikan malaikat sebagai utusan yang punya sayap, ada yang dua, tiga dan empat. Alloh menambahkan paas ciptaanNya apa yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Alloh Maha Kuasa atas Segala sesuatu."(QS. F'aathir Imam Muslim meriwayatkan hadits dari sahabat ibnu Mas'ud r.a. bahwasannya Rosululloh melihat malaikat Jibril a.s mempunyai 600 sayap. Dan mereka (para malaikat) bertabiat taat secara sempurna, pada Alloh dan melaksanakan perintah-perintahNya, dan mereka bersih dari syahwat hewaniah dan terlepas dan kecenderungan seksual, dan terhindar dari dosa- dosa dan kesalahan. Alloh Ta'ala berfirman,"Mereka (para nurlaikat) takut pada Tuhan mereka dan atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan pada mereka. "(Q.S An Nahl). Alloh Ta'ala berfirman, "Mereka tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."(QS. At Tahrim : 6). Dan diantara mereka terdapat malaikat yang bertugas sebagai juru tulis (Al Kalabah), penjaga (Al Hafadlotu), penjaga Arsy (Hanurlatul Arsy), pembaca tasbih (AI Musabbihun), memintakan ampunan orang-orang mukmin (Al Mustaghfiruurur lilmukminiina), senantiasa sujud (As saajidun), mengatur shof (Ash shoofun), yang mengatur peredaran siang dan malam hari (Al Mutaa'gibirrra bil laili wan nahar), pemberi rahmat (malaikatur rahmah), malaikat yang berjalan mencari majelis dzikir (malaikat sayyaratu) dan lain sebagainya. Alloh Ta'ala berfirman,"Tiada seorangpun diantara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu."(QS. Ash Shaffaat 164).


==> Dari berbagai sumber