Showing posts with label Risalah Al Muawanah. Show all posts
Showing posts with label Risalah Al Muawanah. Show all posts

Wednesday, July 1, 2015

Risalah Al Muawanah (3) : Tentang Niat

(SAYIID ABDULLAH AL HADDAD )

Dan wajib bagi kamu wahai saudaraku, untuk memperbaiki niat dan mengikhlaskan niat tersebut dan bertafakur akan niatmu sebelum engkau memasuki amal/sebelum mengerjakan sesuatu amal ibadah. Karena sesunggunya niat itu adalah pondasi atau dasar daripada mal. Dan amal mengikuti niat Mengenai baik dan buruknya, rusak dan selamatnya dll. . dan sungguh telah bersabda RasuluLlah SAW,Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya . dan bagi setiap manusia tergantung dari apa yang ia niatkan.

Dan wajib juga bagi kamu semua, untuk tidak mengucapkan suatu perkataan atau tidak mengamalkan suatu amal perbuatan atau berkehendak mengerjakan sesuatu apapun kecuali niatmu dalam hal itu semua adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari pahala yang baik di sisiNya. Dan ketahuikah sesungguhnya tidak akan dapat terjadi pendekatan diri kepada Allah Ta’ala kecuali dengan apa yang telah disyari’atkan oleh Allah melalui Lisan RasulNya dari beberapa perbuatan fardhu, dan sunnah, . Maka menjadilah perbuatan yang mubah akan tetapi karena niatnya baik, maka perbuatan itu menjadi sebab mendekatnya diri kepada Allah. Seperti orang yang ketika makan ia berniat untuk mendapatkan kekuatan dalam menjalankan ta’at kepada Allah Ta’ala atau ketika menikah diniatkan untuk mendapatkan keturunannya yang nantinya mereka akan menjadi orang yang ahli beribadah kepada Allah.

Dan disyaratkan di dalam niat yang baik dimana harus dilanjutkan dengan amal perbuatannya. Misal orang yang mencari ilmu dan ia bercita-cita akan mengamalkan ilmunya, maka apabila ia tidak mengamalkan ilmu yag telah pernah diperolehnya ketika dia mampu untuk mengamalkannya, maka niatnya yang demikian itu bukanlah niat yang benar / niyatushoodiqoh. Demikian juga orang yang mencari harta dunia dengan niat agar ia tidak merepotkan orang lain, dan menyedekahkannya kepada orang yang membutuhkan dari orang-orang yang miskin, atau untuk mempererat silaturrahmi dengan hartanya itu, apabila ia tidak melaksanakkannya apa yang ia niatkan ketika dia mampu maka niat yang demikian ini bukanlah termasuk niat yang benar atau niat yang Shoodiqoh.

Dan ketahuilah bahwa niat yang baik itu tidak dihitung dalam amal perbuatan yang buruk misalnya orang yang ikiut mendengarkan pembicaraan ghaibah kepada sesama muslim yang mana dalam mendengarkannya tersebut dia berniat untuk menyenangkan hati orang yang sedang ghaibah / membicarakan aib saudara se muslim, maka niatnya yang demikian ini bukanlah niat yang baik bahkan ia termasuk salah seorang diantara yang ikut ghaibah tersebut.

Dan barang siapa yang diam diri dari amar ma’ruf dan nahiii munkar dan dia mendakwakan bahwa niatnya itu agar tidak menyakiti hati orang yang melaksanakan perbuatan munkar, maka niat yang demikian ini bukanlah termasuk niat yang baik bahkan ia termasuk juga ke dalam golongan yang melaksanakan kemungkaran.

Demikian juga perbuatan yang baik, tetapi niatnya tidak baik juga tidak akan menghasilkan pahala yang baik di sisi Allah seperti orang yang melakukan amal salih akan tetapi niatnya untuk mendapatkan kedudukan atau biar dipuji oleh orang lain atau untuk mendapatkan keuntungan materi.

Maka bersungguh-sungguhlah wahai saudaraku, agar niatmu dalam melakukan amal salih sebatas untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari keridhoan Allah dan niatkanlah semua amal yang dibolehkan / Mubaahat hanya untuk menambah ketaatan kepada Allah Ta’ala. Dan ketahuilah sesungguhnya bisa terjadi juga satu amal shaleh di niatkan dengan beberapa niat yang baik dan mendapatkan pahala secara sempurna dari tiap-tiap niat tersebut semisal orang yang membaca Al-Qur’an dia niatkan untuk bermunajat kepada Rabb nya, atau ia niatkan agar orang yang mendengarkannya mendapat faidah atau manfaat dari apa yang ia baca. Dan semisal perbuatan mubah dalam hal makan, dimana ia niatkan dalam makan tersebut untuk menjalankan perintah Allah karena Allah telah berfirman di dalam Al-Qur’anul Kariim Wahai orang-orang yang beriman, makanlah kamu sekalian dari rizki yang baik yang Aku berikan kepada kamu semua. Dan berniat pula dalam memakan makanan adalah untuk mendapatkan kekuatan dalam menjalankan ta’at kepada Allah dan juga dapat diniatkan pula untuk melahirkan rasa syukur kepada Allah sesuai dengan firman Allah di dalam kitabNya makanlah kamu sekalian dari rizki yang diberikan kepadamu dan bersyukurlah kepadaNya.

Bersabda RosuuluLloohi SAW-Sesungguhnya Allah mencatat perbuatan baik dan buruk……dan selanjutnya RasuluLlah SAW menerangkan bahwa-barang siapa mempunyai tujuan baik sedangkan ia tidak melaksanakannya maka Allah mencatat di sisiNya sebagai satu amal kebaikan yang sempurna. Dan barang siapa yang mempunyai niat baik juga ia melaksanakannya maka Allah mencatatnya sebagai 10 kebaikan sampai 700 kebaikan bahkan sampai berlipat dengan kelipatan yang banyak. Dan jika ia berniat keburukan akakan tetapi tidak mengamalkannya, maka dicatatlah ia sebagai satu kebaikan, dan apa bila ia mengamalkannya maka hanya di catat sebagai satu keburukan saja.

Sumber: manakib.wordpress.com

Thursday, April 4, 2013

Risalah Al Muawanah (2) : Pengisian Waktu Luangmu

(SAYIID ABDULLAH AL HADDAD )

Dan wajib bagi kamu sekalian untuk memakmurkan segenap waktumu dengan berbagai macam amal ibadah sehingga tidak ada waktu yang kosong baik malam maupun siang kecuali engkau isi dengan berbagai amal kebajikan. Maka dengan demikianakan terlihatlah bagimu berkah waktumu dan akan menghasilkan faidah yang besar dari umurmu, dan kelanggenganmu dalam menghadap kepada Allah Ta’ala. Dan seyogyanya engkau jadikan waktu tersendiri untuk kebiasanmu sehari-hari seperti makan dan minum dan pergi bekerja. Dan waktumu adalah umurmu, dan umurmu adalah modal hidupmu dan dengan waktumu itulah engkau mulai berniaga-untuk akhirat yang akan mengantarkanmu kepada kebahagiaan yang abadi di dalam kedekatan dengan Allah. Maka setiap nafas dari seluruh nafas adalah mutiara yang tidak terhitung nilainya, dan apabila telah lewat –nafas itu- maka tidak ada gantinya. Dan tidak seharusnya engkau menggunakan seluruh waktumu dengan hanya satu wirid meskipun wirid tersebut termasuk wirid yang utama. Karena yang demikian itu akan menghilangkan berkahnya banyaknya bilangan bermacam-macam wirid karena pada setiap wirid mempunyai efek sendiri-sendiri di dalam hati. Dan mempunyai nur dan keistimewaan tersendiri dari Allah. Dan ketahuilah sesungguhnya bagi tiap-tiap wirid memiliki bekas yang bermacam-macam yang berguna untuk membersihkan hati dan memperbaiki tingkah laku lahiriah , dan jika engkau tidak termasuk orang ayng dapat mencurahkan semua waktumu untuk melakukan wirid, maka pilihlah pada waktu-waktu yang khusus/tertentu dan engkau bayar pada waktu yang lain apabila engkau sempat meninggalkannya –pada wakut yang telah ditentukan tersebut, yang demikian ini untuk mendidik nafsu dalam berdisiplin menjaga amalan wirid tersebut.

Sayyidy Syaikh Abdurrahman as-Saqaf telah berkata,”man lam yakun lahu wirdun fahuwa qirdun yang artinya-barang siapa yang tidak memiliki wirid maka ia tak ubahnya seperti kera-. Dan telah berkata sebagian orang ‘arifiin (orang yang sangat mengenal Allah) , “Al-Waarid (sesuatu yang datang dari Allah – seperti ilham dll) itu tergantung dari Wirid. Maka barang siapa yang tidak memiliki Wirid pada dhahiriahnya, maka tidak akan ada wariid pada bathiniahnya/sirrnya. Dan wajib bagimu untuk selalu jujur dan selalu adil dalam segala hal dan laksanakanlah amal yang sekiranya engkau dapat melanggengkannya / mudawwamah dan sungguh telah bersabda RasuluLlah SAW amal yang paling disenangi/dicintai Allah adalah yang terus menerus meskipun hanya sedikit. Dan RasuluLlah SAW juga telah bersabda ambilah dari amal apa yang engkau rasa mampu kaena sesungguhnya Allah tidak akan berpaling hingga mereka berpaling. Dan sebagian dari kebiasaan syaithan dala menipu murid/orang yang sedang belajar menempuh jalan Allah, adalah mengajak mereka bergegas melakukan amal yang banyak dan tujuan syaithon dari yang demikian ini adalah agar kelak mereka)para murid) meninggalkan amal baik tersebut pada akhirnya, atau melakukannnya akan tetapi tidak sesuai dengan tuntutanyang seharusnya. Maka kemudian dari beberapaa aurad / wirid /zikir, yang dapat engkau lakkukan adalah memperbanyak shalat sunah, membaca Al-Qur’an, atau membaca ilmu, atau bertafakur. Kemudian kami terangkan beberapa adab, oleh karena itu seyogyanya bagi kamu memiliki wirid semisal shalat sunnah sebagai tambahan dari shalat-shalat sunah yang lain, yang ditentukan waktunya dan di dikira kirakan jumlahnya sekiranya akan dapat dilakukan secara terus menerus. Dan sungguh sebagian para Ulama salafushalih rahimahumuLlaah telah melaksanakan shalat dalam sehari semalam sebanyak 1000 reka’at seperti Imam Ali bin Husein ra. Dan sebagian dari mereka ada yang melaksanakan 500 reka’at, ada yang melaksanakan 300 reka’at dan lain sebagainya.

Dan ketahuilah sesungguhnya di bagi amalan shalat ada benytuk lahir danhakekat bathinnya. Dan tiadalah shalat itu dihargai oleh Allah, hingga disempurnakan amaliahn lahiriahnya dan hakikat bathiniahnya. Adapun kesempurnaan bentuk shalat adalah kesempurnaan rukun-rukunnya, dan etika/adab lahiriah dari berdirinya, pembacaan Al-Qur’annya, dan ruku’ dan sujud dan tasbih dan sebagainya. Adapun hakekatnya adalah hadir bersama Allah, ikhlasnya niat, dan menjadikan Allah sebagai tujuan dan menghadap dengan kesungguhan kepada Allah demikian juga segenap hatinya ditujukan kepada Allah, dan hendaknya pikirannya di dikonsentrasikan / tidak banyak memikirkan sesuatu maka dirinya tidak bercakap-cakap dengan selain perkara shalat. Dan seyogyanga beradab sebagimana adabnya orang yang sedang bermunajat/berbisik-bisik dengan Tuhannya . telah bersabda RasuluLlah SAW, “sesunggunya orang yang shalat adalah orang yang seaedng bermunajat kepada Tuhannya. . dan Nabi SAW telah bersabda, “apa bila seorang hamba berdiri melaksanakan shalat, maka sesungguhnya Allah berhadapan dengan nya dengan wajahNya . dan sebaiknya ia tidak melaksanakan shalat shalat sunnah yang lain segingga ia telah melaksanakan amal sunnah yang telah dianjurkan oleh Nabi SAW secara sempurnna , diantara shalat sunnah yang dianjurkan itu aantara lain beberapa rekaat sebelum shalat maktubah/shalat wajib yang 5 waktu ataupun beberapa rekaat sedudahnya, dan diantaranya juga shalat witir yang termasuk shalat sunnah muakkad bahkan sebagian ulama mewajibkannya. RasuluLlah SAW telah bersabda.-Sesungguhnya Allah Ta’ala Iganjil dan senang dengan yang ganjil maka berwitirlah kamu semua wahai ahli Al-Qur’an. Dan RasuluLlah SAW bersabda sesungguhnya witir adalah sesuatu yang haq/benar maka barang siapa yang tidak berwitir maka bukanlah golongan kami. Dan banyaknya bilangan reka’at shalat witir adalah 11 reka’at sedangkan yang paling sedikit adalah hendaklah meringkas sampai tiga reka’at adapun pengerjaannya adalah pada akhir waktu malam bagi orang yang membiasakan diri mengerjakan shalat malam. RasuluLlah SAW bersabda Jaadikanlah akhir shalat kamu sekalaian dengan shalat witir. Dan bagi orang yang tidak memiliki kebiasaanmegerjakan shalat malam / qiyamul lail maka lebih utama mengerjakannya setelah habis shalat Isya .

Dan termasuk shalat sunah yang dianjurkan Nabi SAW adalah shalat dhuha dan dia/shalat dhuha adalah shalat yang banyak sekali manfaat dan barokahnya. Banyaknya bilangan reka’at adalah 8 reka’at dan ada pula yang mengatakan 12 reka’at. Dan paling sedikitnya adalah 2 rekaat. Telah bersabda RasuluLlah SAW hendaklah kamu sekalian menjadikan seluruh anggota badan sebagai sedekah. Maka sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, dan setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah, dan setiap takbir adalah sedekah, dan setiap amar ma’ryf adalah sedekah, dan nahi mungkar adalah sedekah. Dan telah mencukupi dari yang demikian itu semua 2 reka’at yang dilakukan pada waktu dhuha. Dan tremasuk shalat yang dianjurkan adalah shalat antara Maghrib dan Isya’. Adapun banyaknya adalah 20 rekaat, dan yang sedang adalah 6 reka’at. RasuluLlah SAW telah bersabda Barang siapa yang megerjakan shalat 2 reka’at antara dua Isya’ maka Allah akan membangunkan baginya rumah di dalam surga. Dan RasuluLlah bersabda Barang siapa mengerjakan shalat sunah setelah maghrib 6 reka’at dimana diantara keduanya dia tidak bercakap-cakap dengan sesuatu yang buruk maka yang demikian itu menyamai baginya dengan beribarah selama 12 tahun dengan menghidupkan saat antara maghrib dan isya’. Dan sungguh telah datang banyak keterangan tentang fadhilah atau keutamaan shalat diantara Maghrib dan Isya’ dan akan mencukupililah keterangan berikut ini yaitu bahwasanya Ahmad bin Abil Hawary ketika bermusyawarah dengan syaikhnya Abaa Sulaiman RohimahumaLlooh, apakah lebih baik ia berpuasa pada siang hari ataukah mendirikan shalat diantara waktu maghrib dan isya’, maka syaikh Abaa Sulaiman berkata, “kumpulkanlah keduanya-artinya laksanakan keduanya-. “. Kemudian ia bertanya lagi, “aku tidak mampu melaksanakan keduanya, karena apabila aku berpuasa maka aku akan disibukkan dengan berbuka puasa pada saat itu”. Maka Syaikh Abaa Sulaiman menjawab, ” jikalau engkau tidak mampu untuk mengumpulkan keduanya, maka tinggalkanlah puasa dan hidupkanlah shalat diantara dua ‘Isya’ (antara maghrib dan isya’)”. Sayyidatina ‘Aisyah RA berkata, “tidaklah masuk RasuluLlah SAW ke kediaman saya setelah shalat Isia’ yang akhir kecuali beliau SAW melaksanakan shalat empat reka’at atau enam reka’at dan Beliau SAW bersabda, “empat reka’at yang demikian telah menyamai daripada Lailatul Qadar. Dan suatu keharusan bagi kamu untuk mengerjakan Shalatul Lail /Shalat malam , sungguh telah bersabda RasuluLlah SAW, “Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam”. Dan bersabda RasuluLlah SAW, “Keutamaan shalat malam dibandingkan dengan shalat pada waktu siang hari adalah seperti kelebihannya sedekah secara tersembunya dibanding dengan sedekah secara terang-terangan”. Dan telah datang keterangan yang menyebutkan bahwa keutamaan sedekah secara tersmbunyi dibanding dengan sedekah secara terang-terangan adalah berlipat 70 lipatan dalam hal pahala dan keutamaannya. Telah bersabda RasuluLlah SAW, “Bagi kamu sekalian untuk mengerjakan shalat malam karena sesungguhnya shalat malam itu adalah amalan orang-orang shaleh sebelum kamu sekalian, dan tempat bermuqorrobah bagi kamu sekalian kepada Tuhanmu, dan saat bertafakur akan maksiyat yang dilakukan, dan membersihkan adri dos, dan penolak penyakit dari jasad kamu sekalian”.

Dan ketahuilah sesunggunya orang yang mendirikan shalat ba’dal Isya’ adalah sungguh telah menghidupkan seluruh malamnya. Dan telah terjadi pada sebagian Ulama salaf melaksanakan amalan shalat pada Awwal malam hari. Akan tetapi pengerjaannya pada saat setelah bangun tidur pada malam hari adalah lebih menghinakan syaithan dan menjadi perjuangan nafsu / mujahadatunnafsi dan sirr / rahasia yang sangat ‘aja’ib , dia itulah shalat tahajjud dimana Allah telah memerintahkan RasulNya SAW untuk mengerjakannya dengan firmannya, “Waminallaili fatahajjad bihii naafilatallak “. “Dan pada sebagian maalm maka bertahajudlah sebagai amalan sunnah bagi Kamu”. Dan sesungguhnya Allah Ta’ala mencintai seorang hamba manakala ia bangun malam diantara keluarganya yang lain yang sedang tidur lalu ia mengerjakan shalat dan Allah memamerkannya kepada MalaikatNya dan Allah menghadapinya dengan WajahNya yang Mulia.

Dan ketahuilah sesungguhnya termasuk suatu keburukan apabila orang menginginkan Akhirat akan tetapi meninggalkan shalat malam. Maka bagaimana ? bahwa seorang murid-orang yang menginginkan sampai kepada Allah- bahwa ia senantiasa mengharapkan tambahan rahmat pada setiap waktunya, telah bersabda RasuluLlah SAW, “Sesungguhnya pada setiap malam ada suatu saat yang apabila seorang hamba menjumpai saat itu kemudian ia meminta suatu kebaikan kepada Allah tentang urusan dunia maupun akhirat melainkan Allah akan memberikannya, dan yang demikian itu terjadi setiap malam HR Muslim. Dan pada sebagian kitan Allah yang diturunkan, Allah Ta’ala berfirman, “sungguh telah bohong orang yang mengaku mencintaiKu, apabila malam telah larut lantas ia tertidur dariKu. Bukankah setiap orang yang mencintai akan selalu ingin bersendirian dengan yang dicintainya”. Syaikh Ismail bin Ibrahim AL-Jibraani rahimahuLloohu berkata, “semua kebaikan akan terkumpul semuanya pada waktu malam”-tentu saja apabila digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT-. RasuluLlah SAW bersabda yang artinya, “sesungguhnya Allah Ta’ala turun paad tiap-tiap malam ke langit dunia ketika malam tinggal sepertiganya yang akhir. Maka Allah Ta’ala berifrman, ‘Adakah yang berdo’a akan sesuatu niscaya akan ijabahi, dan adakah yang meminta ampunan kepadaKu maka akan Aku ampuni, dan adakah yang meminta sesuatu niscaya akan Aku beri, dan adakah orang yang bertaubat maka akan Aku beri taubat kepadanya yang demikian itu hingga terbit fajar”. Dan bagi orang yang ‘Aarif biLlah pada mendirikan shalat malam terdapat / merupakan tempat turunnya rahmat Allah / manziilaat yang sangat mulia, yang banyak sekali dan beberapa kehebatan rasa (Dzauq) yang sangat lembut yang dapat mereka rasakan di dalam hati mereka akan ni’matnya berdekatan dengan Allah dan lezatnya bersama-sama Allah dan manisnya bermunajah dan indahnya bercakap-cakap kepada Allah / Muhadastah. Sebagian dari mereka / Aarifuu berkata, “seandaina ahli surga merasakan apa yang kami rasakan niscaya mereka merasakan hidup yang sangat menyenangkan”. Dan sebagian dari mereka Arifuun berkata, “sesungguhnya Ahlullail-orang yang ahli menghidupkan malamnya untuk beribadah kepada Allah-dalam menikmati malamnya seperti Ahlullahwi-orang yang senang bersendau gurau- dalam menikmati sendau guraunya”. Dan berkata sebagian dari mereka para Arifuun, “semenjak empat puluh tahun tidak ada sesuatu yang mengecutkan hatiku kecuali munculnya fajar”. Tentu saja nilmat yang demikian ini tidak akan terjadi kecuali setelah melalui usaha yang terus menerus dan menanggung penderitaan yang berat dalam menghidupkan ibadah di waktu malam, sebagaimana yang dikatakan oleh Utbatul Ghulam “telah datang malam selama dua puluh tahun dan selama itu pula aku merasakan kenikmatan”

(Dan jika apa yang harus di laksanakan untuk mendirikan shalat malam/ibadah malam hari dan berapa reka’at sebaiknya shalat malam dilakukan ?). maka ketahuilah sesungguhnya RasuluLlah SAW tidak mengajarkan dalam shalat tahajud akan bacaan surah-surah tertentu, akan tetapi baik juga dilakukan dengan membacanya sedikit demi sedikit ketika berdiri melakukan shalat sehingga dapat khatam dalam satu bulan, atau kurang atau lebih tergantung dari kemampuan. Adapun bikangan reka’at maka banyaknya adalah sebagaimana RasuluLlah SAW mendirikan shalat malam yaiut 13 reka’at, dan yang sedang bisa 9 atau 7 reka’at. Akan tetapi kebanyakan yang diajarkan adalah 11 reka’at . dan disunahkan ketika bangun dari tidur hendaklah engkau mengusap wajah dengan tangan seraya mengucapkan kalimat, “AlhamduliLlaahilladzii ahyanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaiHinnusyuur”. Yang artinya, “Segala puji bagi Allah yang telah manghidupkan aku setelah kematianku dan kepadaNyalah tempat kembali”. Dan kemudian membaca Inna fii kholqissamaawaati wal ardhi wakhtilaafillaili wannahaari la aayaatill li ulul albaab……dan seterusnya sampai akhir surah. Kemudian setelah itu bangun dari tepat tidur lalu ber wudhu dengan wudhu yang sempurna, kemudian shalat dua rekaat secara ringkas (tidak terlalu panjang) syukril wudhu, kemudian shalatlah setelah itu delapan reka’at dengan memanjangkannya, dengan salam pada setiap dua reka’at atau setiap empat reka’at, atau sekaligus delapan reka’at dengan satu salam. Dan apabila masih dirasa mampu, maka berdirilah mengerjakan shalat sunah menurut kemampuanmu, kemudian shalatlah tiga reka’at dengan niat mengerjakan shalat witir dengan sekali salam atau dua kali salam. Dan bacalah pada reka’at awwal surah Sabbihisma Robbikal A’la, dan reka’at ke dua surah Qulyaa ayyuhal kaafiruun, dan reka’at yang ke tiga surah Ikhlash dan Muawwidzatain

Sumber: Deli Sufi

Tuesday, April 2, 2013

Risalah Al Muawanah (1) : Muroqobah Kepada Allah

(SAYIID ABDULLAH AL HADDAD )

 Dan wajib bagi kamu wahai saudaraku untuk selalu bermuroqobah kepada Allah Ta’ala dalam segala gerak dan diammu dan pada setiap kedipan matamu dan pada setiap kehendakmu dan gurisan hatimu dan dalam segala Keadaanmu dan kesadaranmu akan kedekatanNya kapadamu dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Dia selalu melihat dirimu dan mengetahui segala ihwalmu dan tidak ada yang tersembunyi bagiNya segala sesuatu yang ada pada dirimu meskipun hanya sebesar zarrah baik itu di bumi maupun di langit . dan jikalaupun engkau mengeraskan suaramu ataupun melembutkannya maka sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala sesuatu yang sangat samar dan tersembunyi. Dan Dia selalu bersamamu di mana saja kamu berada dengan ilmuNya dan peliputanNya Jika engkau termasuk orang yang bagus, maka malulah kepada Tuhanmu dengan sebenar-benarnya malu dan bersungguh-sungguhlah agar Ia tidak meluhatmu pada tempat yang sekiranya Dia melarangmu, Dan berusahalah selalu Ia mendapatimu ketika Ia memerintahkan sesuatu kepadamu. Dan sembahlah Ia seakan-akan engkau melihatNya dan manakala engkau jumpai dirimu merasa malas mengerjakan ketaatan kepadaNya atau condong kepada bermaksiyat kepadaNya maka ingatlah bahwa sesungguhnya Allah mendengarmu dan melihatmu dan mengetahui rahasiamu dan ketersembunyianmu.

Apabila hal yang demukian belum berhasil membangkitkan semangatmu untuk ta’at kepadaNya disebabkan karena sedikitnya ma’rifatmu kepadaNya akan kebesaran Allah, maka ingatlah akan adanya dua malaikat yang sangat mulia yang keduanya mencatat kebaikan dan keburukan amal. Apabila yang demikian itu masih belum memberikan efek, maka langkah selanjutnya adalah ingatlah akan dekatnya maut atau kematian dimana maut adalah sesuatu yang paling dekat diantara yang terdekat yang selalu menanti dirimu dan takutlah akan hal yang demikian. Apabila pentakutan yang demikian ini belum juga berhasil menggerakkan dirimu untuk ta’at kepada Allah maka peringatkanlah dirimu dengan janji-janji Allah yang akan diberikan kepada orang yang ta’at kepadaNya dari beberapa pahala yang sangat besar dan ingatlah juga akan janjiNya yang disediakan bagi orang-orang yang durhaka kepadaNya dari beberapa azab yang sangat menyaktkan dan katakanlah kepada dia (nafsumu) wahai nafsu, tidak ada sesuatu setelah kehidupan dunia kecuali surga atau neraka., maka pilihlah untuk dirimu sendiri jika engkau menginginkan ta’at maka akibatnya adalah keselamatan dan keridhoan dari Allah dan abadi dalam kenikmatan surga dan memandang kepada wajah Tuhanmu yang maha Mulia. Dan jika engkau menginginkan yang lain maka bermaksiyatlah kepada Allah maka akhir yang akan engkau dapatkan adalah kehinaan dan kemarahan dari Tuhanmu dan tinggal abadi di dalam neraka. Jika yang demikian ini telah engkau lakukan maka akan hilanglah keinginan nafsumu untuk berdiam diri tidak melakukan ta’at kepada Tuhannya. Maka sesungguhnya yang demikian ini merupakan obat yang sangat bermanfaat bagi hati yang mengalami sakit . selanjutnya jika hatimu telah sadar bahwa Allah Ta’ala selalu melihatmu maka hatimu akan merasa malu untuk berlawanan dengan kehendaknya dan hatimu akan membimbngmu untuk ta’at kepadaNya dan yang demikian ini hatimu telah mulai bermuroqobah kepadaNya.

Dan ketehuilah sesungguhnya muroqobah adalah termasuk mqoomqt/kedudukan yang sangat mulia d dan termasuk kedudukan yang tinggi dan setinggi-tingginya derajad dan dia/muroqobah adalah maqom ihsan dimana RasuluLlah SAW telah memberi isyarat dalam sabdanya bahwa Al-ihsan adalah apabila engkau menyembahNya seakan-akan engkau melihatNya. Dan apabila engkau tidak dapat melihatNya maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Ia melihatmu. Dan setiap hamba yang beriman akan yakin dan percaya bahwa bagi Allah tidak ada sesuatupun yang tersembunyi baik di langit maupun yang di bumi dan mereka mengetahui bahwa Allah selalu menyertainya di mana saja, dan tidak ada yang tersembunyi bagi Allah dari segala gerak dan diamnya seorang hamba. Akan tetapi buah yang sedemikian ini akan dapat diperoleh dengan jalan mula-mula ia tidak melakukan amal perbuatan antara ia dengan Allah yang menyebabkan ia malu apabila amal ada orang saleh melihat apa yang ia lakukan tersebut . dan yang sedemikian ini adalah perbuatan yang mulia, dan dibalik semuanya adalah lebih mulia lagi, saampai seorang hamba hingga pada akhir umurnya tenggelam ke dalah HadratuLlah Ta’ala dan dia hilang/fana dari yang selain Allah. Dan sungguh baginya telah hilang pandangannya akan semua makhluk dikarenakan terpananya pandangannya kepada kebesaran Allah yang Maha Haq. Dan ia telah benar keyakinannya dihadapan Sang Raja yang maha kuasa. Dan wajib untukmu wahai saudaraku untuk selalu memperbaiki daen memperbagus bathiniahmiu agar lebih baik daripada lahiriahmu. Yang demikian itu dikarenakan bahwa yang bathiniah adalah tempat Allah melihat seorang hamba sedangkan lahiriah adalah tempat yang dilihat makhluk. . dan apa yang dijelaskan Allah di dalam kitabnya yang mulia / Al-Qr’an tentang masalah lahir dan bathin, maka Allah lebih mula menyebutkan kata bathin daripada lahir –berarti bathin lebih utama- sebagaimana do’a RasuluLlah SAW Yaa Allah jadikanlah bathiniahku lebih baik dari lahiriahku, dan jadikanlah lahiriahku dalam keadaan bagus. Dan manakala bagus bathiniah, maka akan bagus jugalah keadaan lahiriah tidak boleh tidak. Karena sesungguhnya yang lahir selamanya mengikuti yang bathin dalam hal baik dan buruknya. RasuluLlah SAW telah bersabda sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal darah, apabila ia baik maka baiklah seluruh jasad, dan apabila ia buruk maka akan buruklah seluruh jasad. Ketauhilah sesungguhnya dia adalah hati.

Dan ketahuilah apabila ada seseorang yang mengaku /mendakwakan bahwa kondisi bathinnya telah bagus akan tetapi lahiriahnya rusak dengan meninggalkan ketaatan kepada Allah, maka apa yang ia dakwakan tersebut adalah bohong belaka. Dan barang siapa yang bersungguh-sungguh memperbaiki/membeguskan lahiriahnya dengan mempercantik penampilannya, pembicaraannya, demikian juga mempercantik gerak geriknya , dan cara duduknya , dan cara berdirinya, dan cara ia berjalan, akan tetapi ia membiarkan bathiniahnya dalam keadaan yang buruk dengan akhlak yang buruk pula serta dengan tabiat yang kotor, maka ketahuilah bahwa ia termasuk min ahlil Tashonnu’ /orang ayng suka di buat-buat dalam hal tingkah lakunya,dan termasuk orang yang riya’ dan orang yang termasuk berpaling dari Tuhannya. Maka takulah wahai saudaraku jika engnkau menutupi / menyembunyikan sesuatu apabila orang banyak mengetahuinya niscaya engkau akan malu. Sebagian orang arifiin berkata Seorang Sufi belum termasuk golongan para Sufi hingga seandainya seluruh isi hatinya ditaruh dalam sebuah nampan dan di perlihatkan di tengah pasar maka ia tidaklah malu jika semua orang melihat isinya. Jiak engkau tidak mampu membuat bathinmu lebih baik daripada lahiriahmu, maka usahakan agar keduanya sama antara lahir dan bathinnya , maka apa yang engkau lakukan dalah hal melaksanakan perintahNya dan menjauhi larangannNya dan dalam mengagungkanNya, dan usahamu mencari keridhoanNya , semua itu dalam keadaan sama (antara lahirr dan bathinnya). Dan apa yang disampaikan ini adalah langkah awal bagi orang yang melangkah jalan ma’rifat yang khos maka ketahuilah yang demikian itu semoga Allah selalu memberi taufik.

Sumber: Deli Sufi