
Ya, hari itu tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sang Pembawa Risalah Ilahi. Pembawa perubah kebodohan menjadi pencerahan.

Di dalam masjid Hussein terdapat makam (kepala) Sayyidina Hussein, cucu Nabi Muhammad SAW yang semula dimakamkan di Asqalan (Palestina) kemudian oleh Dinasti Fathimiyah dipindah ke Kairo. Versi lain dari sejarah mengatakan bahwa makam ini dipindahkan ke Turki oleh Dinasti Usmani.
Pawai ini diikuti berbagai aliran Thoriqoh besar dan kecil dari penjuru negeri ini. selepas sholat Ashar, semuanya sudah bersiap di lapangan kecil (kalau hari biasa tempat ini menjadi tempat parkir), kemudian per kelompok berkumpul sambil membawa panji-panji dan spanduk serta tak henti-henti bershalawat dan memuji Sang Nabi, tak jarang pula membawa alat musik semacam rebana dan lain-lain.
Saya melihat ada banyak kesamaan disini dan di Indonesia dalam cara memuji Sang Nabi, lantunan Shalawat dan berbagai pujian terus menggema selepas shalat Jum'at di Masjid Hussein. ada yang melagukan Thala'al Badru, Barzanji, Burdah dan lain sebagainya. tak berbeda dengan Masjid Ja'fariyyah (markas Thoriqoh Ja'fariyyah, posisinya persis disebelah terminal Darrosah, disini juga terdapat makam Syeikh Ja'fari, sang pendiri thoriqoh juga seorang Imam Masjid Al-Azhar dahulu). dari selepas Dhuhur sampai menjelang waktu Ashar tak henti-henti melantunkan Shalawat, dipenuhi oleh ratusan Jama'ahnya.
Semuanya sudah berkumpul, siap mengikuti parade
setelah shalat Ashar, kemudian berbondong-bondong menuju area lapangan disebelahnya yang sudah dipenuhi panji-panji dan tabuhan genderang Thoriqoh lain. tak lama setelah itu semuanya saling merapat dan mulai berjalan ber-iringan, Thoriqoh-per-Thoriqoh dengan khasnya masing-masing. sambil berjalan kaki, serta tak henti-henti ber-Shalawat tentunya. ribuan orang merayap dengan khas masing-masing, tua muda, besar kecil, semuanya bersorak beriringan dengan satu tujuan, ber-Dzikir pada Ilahi, memuji Sang Nabi.
"Ada Banyak Cara Menuju Jalan-Nya
Sumber : masoed.blogspot.com
No comments:
Post a Comment