Sholawat ini adalah salah satu karya agung dari Imam Bushiri selain qashidah Burdah, yang disambut baik oleh para ahli syair ulung dari Ma-syriq sampai Maghrib di seluruh dunia.
Seperti halnya di Hadhramaut, di daerah-daerah lain di Yaman, qashidah Burdah biasa dibaca setiap Jumat subuh atau Senin sore (ashar). Bahkan para ulama Al-Azhar, Mesir, meluangkan waktu khusus pada hari Kamis untuk membaca, mempelajari, dan menerang-kan makna-makna yang terkandung didalamnya. Hingga saat ini pengajian Burdah masih terns dilakukan di masjid-masjid besar di Mesir, seperti Masjid Al-Husain dan Masjid Zainab.
Shalawat Mudhariyah adalah salah satu syair shalawat karya Imam Al-Bu-shiri yang sangat besar keutamaannya. Shalawat ini dibaca secara rutin oleh ulama besar di banyak tempat. Keberkah annya banyak dirasakan para pembaca-nya dari waktu ke waktu.
Disebut Shalawat Mudhariyah karena salah satu datuk Nabi Muhammad, yang bernama Mudhar disebutkan dalam shalawat ini, hingga kemudian menjadi nama populer qashidah ini. Biasa-nya shalawat ini dibaca setelah pembacaan qashidah Burdah, sebelum majelis diakhiri dengan pembacaan qashidah Al-Muhammadiyah yang juga salah satu syair karya beliau.
Shalawat Mudhariyah juga bagus bila dibaca sendiri, dan lebih bagus lagi bila dibaca bersama-sama setelah mendengarkan pengajian rutin mingguan atau bulanan. Baik juga dibaca pada waktu-waktu utama, seperti Jumat sore sesudah ashar atau pada malam Jumat-nya.
Salah satu keistimewaan shalawat ini disebutkan dalam kitab Bughyah Ahl Al-'Ibadah wa Al-Aurad Syarh Ratib Quthb Zamanih Al-Haddad, karya Al-Habib Alwi bin Ahmad Al-Haddad. Dikisahkan, Al-Imam Muhammad Al-Bushiri menyusun shalawat ini di pinggir pantai. la memulai tulisanya dengan kata-kata shalawat seperti yang terdapat mulai pada bait pertama sampai kedua dan seterusnya. Ketika sampai pada syair nomor 34 yang berbunyi "Tsummash-shalatu ‘alal-mukhtari ma tala’at, syamsun-na-hdri wa ma qad syasya’al-qamaru, kemudian sebagai penutup cucurkan shalawat-Mu imtuk Al-Mukhtar (rasul pilihan) selama masih terbit matahari dan selama bulan masih memancarkan cahaya sinarnya", tiba-tiba dari tengah laut datang seorang laki-laki yang ber-lari di atas air menghampirinya sampai berdiri di hadapannya, lalu berkata, "Cukup, akhirilah shalawatmu sampai bait ini, karena kamu telah membuat lelah para malaikat yang mencatat ke-utamaan pahala shalawat ini."
Imam Bushiri pun segera menutup shalawatnya dengan permohonan ridha Allah untuk keluarga Rasulullah dan para sahabatnya.
Al-Imam Al-Bushiri mengembuskan napasnya yang terakhir di kota Iskan-dariyah, Mesir, pada tahun 696 H atau 1296 M. la dimakamkan di samping sebuah masjid besar yang bersambung dengan makamnya, tak jauh dari masjid dan makam sang guru, Syaikh Al-Imam Abu Al-'Abbas Al-Mursi.
Di tembok kubah makamnya terda pat tulisan-tulisan syair qashidah Burdah karya beliau dengan kaligrafi yang indah menawan. Sampai sekarang makam beliau masih ramai diziarahi umat Islam dari berbagai penjuru dunia.
Berikut dibawah adalah sholawat Muhdariyan untuk kita amalkan, Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya untuk Imam Bushiri, guru-gurunya, dan umat Islam pada umumnya. Amin
No comments:
Post a Comment