Pulau Dewata Bali.. Pulau indah dan mempesona dengan arsitektur pura-pura dan budaya hindu yang sangat kental dan masih dijaga sampai sekarang. Akan tetapi terdapat 7 makam Awlia yang juga tetap dilestarikan disana.
Pawa wali di pulau bali ini biasa disebut Wali Pitu yaitu wali yang berjumlah 7 orang yaitu :
1. Pangeran Mas Sepuh alias Raden Amangkuningrat
2. Habib Umar Maulana Yusuf
3. Habib Ali Bin Abu Bakar Bin Umar Bin Abu Bakar Al Khamid
4. Habib Ali Bin Zaenal Abidin Al Idrus
5. Syeh Maulana yusuf Al Magribi
6. Habib Ali Bin Umar Bafaqih
7. Syeh Abdul Qodir Muhammad
Ketujuh wali tersebut tersebar di pulau bali. Ada didaerah pantai, ada juga diatas pegunungan dan didaerah utara serta selatan. Keberadaan makam2 wali pitu memang tidak seperti wali songo yang benar-benar dirawat dan dijaga dengan baik, akan tetapi kondisi makam tetap masih terawat bahkan ada juru kunci yang berasal dari pendeta hindu yang setia menjaga makam turun menurun.
Perjalanan ke Keramat Pantai Seseh
Salah satu dari wali pitu ini adalah Pangeran Mas Sepuh atau biasa disebut dengan keramat pantai seseh. Letak makanya yaitu di pantai Seseh di Desa Munggu Kec. Mengwi Kab. Badung. Lokasi pantai ini cukup dekat dengan pura tanah lot, yaitu sekitar 1,5 jam perjalanan dari kota Kuta Bali kearah utara menyusuri pantai barat.
Tidak banyak travel ataupun driver yang mengerti makam ini karena biasanya biro pariwisata hanya mengantar ke tempat-tempat wisata pada umumnya. Keberadaan pantai seseh sekitar 5 Km dari Tempat wisata tanah lot, yaitu disebuah pertigaan yang turun ke bawah di kecamatan Mengwi. Jalan yang ditempuh cukup kecil melewati sawah-sawah yang hijau menguning cukup indah, yang selanjutnya memasuki sebuah desa adat hindu yang sangat kultural. Di desa tersebut terdapat banyak pura-pura keramat yang berjejeran sampai ke Pantai. Makam Keramat pantai seseh terletak diujung jalan disamping pantai.
Sekilas kita bisa melihat makam ini seperti sebuah pura yang tertutup dan terkunci. Kita bisa meminta kunci kepada juru kuncinya seorang pendeta hindu yang berada tidak jauh dari makam. Keluarga pendeta tersebut atau biasa disebut Engku telah menjaga makam ini turun menurun. Dan ada satu hal yang menarik yaitu di keluarga mereka dilarang memakan babi sebagai perhormatan kepada makam pangeran mas sepuh.
Sejarah Pangeran Mas Sepuh
Tidak banyak sejarah yang bisa ditemukan dari kisah Pangeran Mas sepuh. Nama beliau sebenarnya adalah Pangeran Mangkuningrat atau Raden Mas Sepuh yang berasal dari Belambangan ( Jawa ). Beliau berketurunan dari ibunya yang beragama islam berasal dari Belambangan, dan ayahnya seorang Raja dari Kerajaan Mengwi di Bali yang masih beragama Hindu.
Pangeran Mas Sepuh merupakan gelar. Nama sebenarnya adalah Raden Amangkuningrat, yang terkenal dengan nama Keramat Pantai Seseh. Ia merupakan Putra Raja Mengwi I yang beragama Hindu dan ibunya berasal dari Blambangan (Jatim) yang beragama Islam. Sewaktu kecil, beliau sudah berpisah dengan ayahandanya dan diasuh oleh ibundanya di Blambangan. Setelah dewasa, Pangeran Mas Sepuh menanyakan kepada ibunya tentang ayahandanya itu. Setelah Pangeran Mas Sepuh mengetahui jati dirinya, ia memohon izin pada ibunya untuk mencari ayah kandungnya, dengan niat akan mengabdikan diri. Semula, sang ibu keberatan, namun akhirnya diizinkan juga Pangeran Mas Sepuh untuk berangkat ke Bali dengan diiringi oleh beberapa punggawa kerajaan sebagai pengawal dan dibekali sebilah keris pusaka yang berasal dari Kerajaan Mengwi.
Setelah bertemu dengan ayahnya, terjadilah kesalahpahaman karena baru sekali ini mereka berdua bertemu. Akhirnya, Pangeran Mas Sepuh beranjak pulang ke Blambangan untuk memberi tahu ibunya tentang peristiwa yang telah terjadi. Dalam perjalanan pulang, sesampainya di Pantai Seseh, Pangeran Mas Sepuh diserang oleh sekelompok orang bersenjata tak dikenal sehingga pertempuran tak dapat dihindari. Melihat korban berjatuhan yang tidak sedikit dari kedua belah pihak, keris pusaka milik Pangeran Mas Sepuh dicabut dan diacungkan ke atas dan seketika itu ujung keris mengeluarkan sinar dan terjadilah keajaiban, kelompok bersenjata yang menyerang tersebut mendadak lumpuh, bersimpuh diam seribu bahasa. Setelah mengetahui hal tersebut, Pangeran Mas Sepuh berkata, “Hai, Ki Sanak! mengapa kalian menyerang kami dan apa kesalahan kami?” Mereka diam tak menjawab. Akhirnya diketahui bahwa penyerang itu masih memiliki hubungan kekeluargaan, dilihat dari pakaian dan juga dari pandangan batiniah Pangeran Mas Sepuh. Akhirnya, keris pusaka dimasukkan kembali ke dalam karangkanya dan kelompok penyerang tersebut dapat bergerak kemudian memberi hormat kepada Pangeran Mas Sepuh. Tidak lama setelah kejadian tersebut, Pangeran Mas Sepuh meninggal dunia dan dimakamkan di tempat itu juga. Sampai sekarang, makamnya terpelihara dengan baik dan selalu diziarahi oleh umat Islam dari berbagai wilayah di Nusantara.
Kisah Pangeran Mas sepuh
Satu karomah yang diberikan Allah kepada Pangeran Mas Sepuh ialah kemampuan berjalan diatas permukaan air. Kesaktian yang luar biasa yang dimiliki Paneran Mas Seph ternyata memunculkan rasa kecemburuan dianara putra-putra Raja Mengwi. Bahkan suatu ketika saat Pangeran Mas Sepuh diperintahkan untuk menuju Taman Ayun (tempat peristirahatan keluarga Raja) di Mengwi. Taman Ayun dikelilingi danau mengitari bangunan lengkap dengan taman indahnya. Tanpa diduga, saat Pangeran Mas Sepuh berjalan diatas air danau dan bersila diatas bunga teratai, terlihat oleh prajurit kerajaan. Tentu apa yang disaksikan prajurit kerajaan tersebut sungguh menggegerkan seluruh Istana. Selain karomah tersebut, Panggran Mas Sepuh juga dikenal mampu mengobati berbagai macam penyakit. Bahkan, tak sedikit ‘dukun’ yang mencari ilmu untuk belajar cara pengobatan. Namun, yang paling mencengangkan serta sempat disaksikan pasukan kerajaan Mengwi ialah saat Pangeran Mas Sepuh dalam perjalanan menuju Bali dari Kerajaan Blambangan (Jawa) terlihat hanya berjalan diatas air laut. Pangeran Mas Sepuh tampak tenang beralan diantara deburan serta gulungan ombak.
Cerita lain adalah sewaktu Panegran Mas sepuh teh dewasa Setelah Pangeran Mas Sepuh dan mengetahui jati dirinya yang merupakan putra Raja Mengwi Bali , maka ia memohon izin pada ibunya untuk mencari ayah kandungnya, Raja Mengwi ke-I, dengan dibekali sebilah keris pusaka yang berasal dari Kerajaan Mengwi dan niat akan mengabdikan diri.
Namun, setelah bertemu dengan ayahnya, terjadilah kesalahpahaman. Akhirnya Pangeran Mas Sepuh beranjak pulang ke Blambangan untuk memberitahu ibunya tentang peristiwa yang telah terjadi. Namun dalam perjalanan pulang, sesampainya di Pantai Seseh, Pangeran Mas Sepuh diserang sekelompok orang bersenjata yang tak dikenal, sehingga pertempuran tak dapat dihindari lagi. Melihat korban berjatuhan yang tidak sedikit dari kedua belah pihak, keris pusaka milik Pangeran Mas Sepuh dicabut dan diacungkan ke atas, seketika itu ujung keris mengeluarkan sinar dan terjadilah keajaiban, kelompok bersenjata yang menyerang tersebut mendadak lumpuh, bersimpuh diam seribu bahasa. Akhirnya diketahui kalau penyerang itu masih ada hubungan kekeluargaan, hal ini dilihat dari pakaian dan juga dari pandangan bathiniyah Pangeran Mas Sepuh. Akhirnya keris pusaka dimasukkan kembali dalam karangkanya, dan kelompok penyerang tersebut dapat bergerak dan kemudian memberi hormat kepada Pangeran Mas Sepuh.
>> Cerita dari beberapa sumber
No comments:
Post a Comment