Saturday, March 30, 2013

Sholawat Sulthon

Assalamualaikum.
Berikut adalah sholawat sulthon yang diambil dari muhibbun naqsybandi.
semoga kita mendapatkan berkah dari mengamalkan sholawat ini. Amin

Bismillahirrahmanirrahim.
ALLAHUMA SHOLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALAA ALII SAYYIDINA MUHAMMAD BI ‘ADAADI RAHMATILLAH.
ALLAHUMA SHOLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALAA ALII SAYYIDINA MUHAMMAD BI ‘ADAADI FADHLILLAH
ALLAHUMA SHOLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALAA ALII SAYYIDINA MUHAMMAD BI ‘ADAADI KHOLQILLAH.
ALLAHUMA SHOLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALAA ALII SAYYIDINA MUHAMMAD BI ‘ADAADI MAA FI ILMILLAH.
ALLAHUMA SHOLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALAA ALII SAYYIDINA MUHAMMAD BI ‘ADAADI KAROMILLAH.
ALLAHUMA SHOLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALAA ALII SAYYIDINA MUHAMMAD BI ‘ADAADI HURUFI KALAMILLAH.
ALLAHUMA SHOLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALAA ALII SAYYIDINA MUHAMMAD BI ‘ADAADI KALIMATILLAH.
ALLAHUMA SHOLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALAA ALII SAYYIDINA MUHAMMAD BI ‘ADAADI QOTHRIL AMTHOR.
ALLAHUMA SHOLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALAA ALII SAYYIDINA MUHAMMAD BI ‘ADAADI WAROQIL ASY,JAR.
ALLAHUMA SHOLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALAA ALII SAYYIDINA MUHAMMAD BI ‘ADAADI ROMLIL QIFAR.
ALLAHUMA SHOLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALAA ALII SAYYIDINA MUHAMMAD BI ‘ADAADI HUBUBI WA TSIMAR.
ALLAHUMA SHOLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALAA ALII SAYYIDINA MUHAMMAD BI ‘ADAADI MAA ADHLAMA ALAIHIL LAIL W ASYROQ ALAIHIN NAHAR.
ALLAHUMA SHOLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALAA ALII SAYYIDINA MUHAMMAD BI ‘ADAADI MAN SHOLA ALAIH
ALLAHUMA SHOLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALAA ALII SAYYIDINA MUHAMMAD BI ‘ADAADI MAN LAM YUSHOLLI ALAIH.
ALLAHUMA SHOLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALAA ALII SAYYIDINA MUHAMMAD BI ‘ADAADI ANFASIL KHOLQ.
ALLAHUMA SHOLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALAA ALII SAYYIDINA MUHAMMAD BI ‘ADAADI NUJUMIS SAMAAWAT.
ALLAHUMA SHOLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALAA ALII SAYYIDINA MUHAMMAD BI ‘ADAADI KULLI SAIY,IN FID DUNY WAL AKHIRAH.
SHOLAWATULLAHI WA MALAIKATIHI WA ANBIYAIHI WA RUSULHI WA JAMI’I KHOLQIHI ALA SAYYISIL MURSALIM WA IMAMIL MUTTAQIN WA QOIDIL GHURIL MUHAJJALIN WA SYAFI’IL MUDZNIBIIN SAYYIIDINA MUHAMMADIN WA ALAA ALIHI WA SHAABIHI WA AZWAJIHI WA DZURRIYATIHI WA AHLI BAITIHI WAL A,IMMATIL MAADHIYYIN WA MASYAIKHIL MUTAQODDIMIN WA SHUHADA’I WAS SHOLIHIN WA AHLI THOATIKA AJMAIN MIN AHLI SAMAAWATI WAL ARDHIYN BI ROHMATIKA YA ARHAMARROHIMIN WA YAA AKROMAL AKROMIN WALHAMDULILLAHI ROBBIL ALAMAIN WA SHOLLA ALLAHU ALA SAYYIDINA MUHAMADIN WA ALAA ALAHIH WA SHOHBIHI WA SALLAM..

“Ya Allah limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya sebanyak jumlah rahmatnya Allah.
Ya Allah limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya sebanyak jumlah keutamaan dari Allah.
Ya Allah limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya sebanyak jumlah ciptaan Allah.
Ya Allah limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya sebanyak jumlah apa-apa yang ada dalam pengetahuan Allah.
Ya Allah limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya sebanyak jumlah kemuliaan dari Allah.
Ya Allah limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya sebanyak jumlah huruf Kalamullah (Kitab-Kitab Allah).
Ya Allah limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya sebanyak jumlah kalimat Allah.
Ya Allah limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya sebanyak tetesan air hujan.
Ya Allah limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya sebanyak jumlah daun-daun pepohonan.
Ya Allah limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya sebanyak jumlah butir pasir di gurun. Ya Allah limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya sebanyak jumlah biji-bijian dan buah-buahan.
Ya Allah limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya sebanyak jumlah yang dinaungi kegelapan malam dan diterangi oleh benderang siang.
Ya Allah limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya sebanyak jumlah orang yang telah bershalawat kepadanya.
Ya Allah limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya sebanyak jumlah orang yang belum bershalawat kepadanya.
Ya Allah limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya sebanyak jumlah napas-napas makhluk ciptaan.
Ya Allah limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya sebanyak jumlah apa yang ada di seluruh langit.
Ya Allah limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya sebanyak jumlah tiap-tiap sesuatu yang ada di dalam dunia dan akhirat.
Dan segenap shalawat dari Allah beserta para malaikat-Nya, dan para Nabi-Nya, dan para Rasul-Nya, dan seluruh ciptaan-Nya, semoga tercurah atas junjungan para Rasul, pemimpin orang-orang yang bertaqwa, pemuka para ahli surga, pemberi syafa’at orang-orang yang berdosa, Nabi Muhammad dan juga atas keluarganya, para sahabatnya, istri-istrinya, keturunannya, ahli baitnya, para pemimpin yang telah lampau, para guru yang terdahulu, para syuhada dan orang-orang soleh, dan yang senantiasa taat kepada Allah seluruhnya, dari penghuni bumi dan langit, dengan rahmat-Mu, wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang, dan Engkau Yang Maha Mulia dari semua yang mulia, segala pujian bagi Allah Tuhan alam semesta. Dan shalawat serta salam atas Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabatnya.”

====================================================

Ada seorang Sulthon (Raja) yang bernama Sulthon Mahmud Al Ghaznawi. Sepanjang hidupnya Raja ini selalu menyibukkan dirinya dengan membaca shalawat kepada nabi Muhammad SAW. Setiap selesai shalat subuh, sang raja membaca shalawat sebanyak 300.000 kali. Begitu asyiknya raja membaca shalawat sebanyak itu, seolah-olah beliau lupa akan tugasnya sebagai seorang raja, yang di pundaknya tertumpu berbagai tugas negara dan berbagai macam harapan rakyatnya yang bergantung padanya. Sehingga kalau pagi tiba, sudah banyak rakyatnya yang berkumpul di istana menunggu sang raja, untuk mengadukan persoalannya.

Namun sang raja yang ditunggu-tunggu tidak kunjung hadir. Sebab sang raja tidak akan keluar dari kamarnya, walau hari telah siang, jika belum menyelesaikan wirid shalawatnya. Setelah kejadian ini berlangsung agak lama, pada suatu malam beliau bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW. Di dalam mimpinya, Rasulullah SAW bertanya, “Mengapa kamu berlama-lama di dalam kamar? Sedangkan rakyatmu selalu menunggu kehadiranmu untuk mengadukan berbagai persoalan mereka.” Raja menjawab, “Saya duduk berlama-lama begitu, tak lain karena saya membaca shalawat kepadamu sebanyak 300.000 kali, dan saya berjanji tidak akan keluar kamar sebelum bacaan shalawat saya selesai.” Rasulullah SAW lalu berkata, “Kalau begitu kasihan orang-orang yang punya keperluan dan orang-orang lemah yang memerlukan perhatianmu. Sekarang aku akan ajarkan kepadamu shalawat yang apabila kamu baca sekali saja, maka nilai pahalanya sama dengan bacaan 100.000 kali shalawat. Jadi kalau kamu baca tiga kali, pahalanya sama dengan 300.000 kali shalawat yang kamu baca.” Rasulullah SAW lalu membacakan lafazh shalawat yang kemudian dikenal dengan nama shalawat sulthon. Akhirnya, raja Mahmud lalu mengikuti anjuran Rasulullah SAW tersebut, yaitu membaca shalawat tadi sebanyak “TIGA KALI”.

Dengan cara demikian,shalawat dapat beliau baca dan urusan negara dapat dijalankan dengan sempurna. Setelah beberapa waktu mengamalkan shalawat itu, raja kembali bermimpi bertemu Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW bertanya kepadanya, “Apa yang kamu lakukan, sehingga malaikat kewalahan menuliskan pahala amalmu?” Raja menjawab, “Saya tidak mengamalkan sesuatu, kecuali mengamalkan shalawat yang anda ajarkan kepada saya itu.”

Sumber: Muhibbun Naqsybandi Haqqani

Thursday, March 21, 2013

Selamat berpulang Syeikh Muhammad Said Ramadhan Al-Buti

INNALILLAHI WA INNA ILAIHI RAJI'UN

Kabar duka telah meninggalnya seorang ulama besar dunia, pemikir dari Damaskus Dr. Muhammad Said Ramadhan al-Bouthiy (Penulis Kitab Fiqh as-Sirah) yang menjadi korban ledakan bom bunuh diri pada tanggal 21 Maret 2013 saat Maghrib waktu setempat. Terlepas dari sikap beliau terhadap keadaan politik Syria akhir-akir ini.

Kata Al-Habib Ali-Al-Jufri "Aku telah menelefonnya dua minggu lepas dan beliau (Dr Ramadhan Al-Buti) berkata pada akhir kalamnya " "Tidak tinggal lagi umur bagi aku melainkan beberapa hari yang boleh dikira. Sesungguhnya aku sedang mencium bau syurga dari belakangnya. Jangan lupa wahai saudaraku untuk mendoakan aku" Pada beberapa hari sebelum kewafatannya, beliau berkata "Setiap apa yang berlaku padaku atau yang menuduhku daripada ijtihadku, maka aku harap ia tidak terlepas dari ganjaran ijtihad" (yang betul mendapat dua ganjaran dan yang tidak mendapat satu ganjaran) *Sheikh Ramadhan Al-Buti Syahid setelah dibom beberapa jam lepas di dalam Masjid Iman di Dimasyq. Beliau akhir-akhir ini mendoakan kehancuran kepada rejim Syiah Nusairiah, dan sedang dikawal ketat oleh pihak tentera. Dalam usahanya untuk keluar dari Syria beliau bersama pengikutnya dibom dan mendapat ganjaran Syahid. Moga Allah merahmati dan memberi ganjaran yang sebanyak- banyaknya kepada Guruku dan Mujtahid Ummah Dr. Muhammad Said Ramadhan Al-Buti. Hidupnya sebagai ulama, matinya sebagai syuhada



SEKILAS TENTANG ASY-SYAHID ASY-SYEIKH DR. RAMADHAN AL-BOUTHIY (1929-2013)

Muhammad Said Ramadhan al-Bouthiy, seorang ulama yang mutakhashish dalam ilmu Islam. Beliau sangat dihormati oleh banyak ulama terkemuka di dunia Islam. Bahkan pengaruhnya telah tumbuh secara signifikan di dunia Islam, terutama dengan kaum muda Muslim.

Beliau menimba ilmu pendidikan di madrasah Damaskus, kemudian ke Mesir untuk belajar di Universitas al-Azhar asy-Syarief dan mendapatkan gelar doktor Fakultas Syari’ah. Beliau telah menulis lebih dari 60 buku tentang isu-isu Islam dan menjadi uswah dalam menjaga Madzhab Arba’ah (madzhab yang empat) dan aqidah Ahlussunnah dalam manhaj Asya’irah.



Beliau berasal dari Kurdi, lahir pada tahun 1929 di Botan, Turki. Kemudian hijrah bersama ayahnya, Mulla Ramadhan al-Bouthiy ke Damaskus pada tahun 1933, pada saat itu beliau masih berumur 4 tahun.

Syeikh al-Bouthiy merupakan ulama Sunni yang ahli dalam bidang akidah dan falsafah madiyah. Beliau telah menulis sebuah buku kritik materialisme dialektis, tetapi dalam pandangan fiqih yang dijadikan benteng untuk madzhab fiqih Islam dan akidah Sunni Asy’ariyah dari pandangan salafi.

Beliau menulis sebuah buku yang berjudul, “اللامذهبية أكبر بدعة تهدد الشريعة الإسلامية” artinya: Tidak bermadzhab adalah sebesar-besar bid’ah yang mengancam syari’ah islamiyah dan buku yang lain berjudul “السلفية مرحلة زمنية مباركة وليست مذهب إسلامي”

Dalam salah satu bukunya yang paling populer “الجهاد في الإسلام” artinya: Jihad dalam Islam (tahun 1993): al-Bouthiy menunjukkan bagaimana pemahaman yang buruk tentang istilah jihad telah menyebabkan pelecehan terhadap Muslim maupun non-Muslim. Mereka telah memanipulasi ide jihad untuk keuntungan mereka sendiri, dengan kedok bahwa jihad harus dilakukan sesuai dengan dasar fiqh Islam.

Beliau adalah seorang ulama yang tidak berpolitik. Terlihat beliau sangat menjauhi hal ini, serta menyarankan pada ulama yang lain untuk meninggalkan perpolitikan.

Shiekh al-Bouthiy telah memberikan dampak besar pada dunia Muslim, khususnya melalui karya ilmiahnya. Beliau menulis untuk berbagai jurnal. Dia juga telah mengembangkan reputasi karena kemampuannya menangani dan menanggapi pertanyaan isu-isu yang berkenaan dengan hukum Islam.

Beliau menyelesaikan dirasah Tsanawiyah asy-Syar’iyah di Ma’had at-Tawajjuh al-Islamiyyah di Suriah. Pada tahun 1953 beliau mengambil Fakultas Syariah di Universitas al-Azhar dan memperoleh syahadah ‘alamiyah pada tahun 1955.

Pada tahun berikutnya beliau masuk Fakultas Bahasa Arab Universitas al-Azhar, dan memperoleh Diploma Pendidikan di akhir tahun itu.

Beliau diangkat dosen di Fakultas Syariah Universitas Damaskus pada tahun 1960. Beliau dikirim ke Fakultas al-Azhar untuk menyelesaikan program doktoral dalam ushul syari’ah islamiyah dan memperoleh syahadah pada tahun 1965.

Beliau diangkat sebagai dosen Fakultas Syariah di Universitas Damaskus pada tahun 1965 dan juga sebagai wakil dekan. Selang beberapa waktu beliau kemudian diangkat menjadi dekan Fakultas Syari’ah.

Beliau masih aktif dalam berbagai muktamar dan seminar internasional. Beliau merupakan anggota Majma’ al-Maliky untuk Penelitian Peradaban Islam di Amman. Beliau juga anggota Dewan Tertinggi dari Akademi Oxford.

Beliau adalah Dewan Penasehat tinggi Anggota untuk Yayasan Tabah di Abu Dhabi. Beliau mampu berbicara dalam bahasa Turki dan Kurdi, dan lancar dalam berbahasa Inggris.

http://themuslim500.com/profile/sheikh-muhammad-said-ramadan-al-bouti Al-Bouti, Sheikh Muhammad Sa’id Ramadan | The Muslim 500 themuslim500.com