Pages

Friday, January 6, 2012

Video Ceramah Majelis Nurul Mustofa 31 Des 2011

Assalamualaikum Wr. Wb.
Berikut adalah Link Video Ceramah Syeikh Muhammad Hisyam Kabbani di Majelis Nurul Mustofa 31 Desember 2011 di GOR Rawamangun.
Ceramah dalam bahasa Arab yang diterjemahkan kedalam bahasa indonesia. dibawah dilampirkan teks ceramah dalam bahasa Indonesia dan ingris. Wassalam


Mawlid an-Nabi (s): A Taste from the Realities of Sayyidina Muhammad (s) / Mawlana Shaykh Hisham Kabbani - Public Speech/Conference

Kalian Harus Mengetahui Kebesaran Nabi Muhammad (saw)!)!

Mawlana Shaykh Hisham Kabbani
31 December 2011 Jakarta Timur, Indonesia
Mawlid an-Nabi (s) with Habib Hasan bin Jafar Assagaf
Suhbah at Velodrome Rawamangun
As-salaamu `alaykum wa rahmatullahi wa barakaatuh.

A`oodhu billahi min ash-Shaytaani 'r-rajeem. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Raheem.
Alhamdulillahi Rabbi 'l-`Alameen, wa ’s-salaatu wa ’s-salaamu `ala ashrafa 'l-Mursaleen, Sayyidina wa Nabiyyina Muhammadin wa `alaa aalihi wa sahbihi ajma`een.

Nawaytu 'l-arba`een, nawaytu 'l-`itikaaf, nawaytu 'l-khalwah, nawaytu 'l-`uzlah,
Nawaytu 'r-riyaadah, nawaytu 's-sulook, lillahi ta`ala fee haadha 'l-masjid.

Maulid an-Nabi (saw) dengan Habib Hasan bin Jafar Assagaf (Majelis Nurul Mustafa)
Suhbah di Velodrome Rawamangun

As-salaamu `alaykum wa rahmatullahi wa barakaatuh. A `udzu billahi min asy-Shaytaani 'r-rajiim. Bismillahi 'r-Rahmaani' r-Rahiim. Alhamdulillahi Rabi 'l-`Alamin, wa' s-salaatu wa 's-salaamu` ala ashrafa' l-Mursalin, Sayyidina wa Nabiyyina Muhammadin wa alaa aalihi wa sahbihi ajmain.

Nawaytu 'l-Arba `in, nawaytu' l-` itikaaf, nawaytu 'l-khalwah, nawaytu' l-`uzlah, nawaytu 'r-riyaadah, nawaytu' s-suluk, lillahi ta `ala fi haadza 'l-masjid.

أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي الأمر منكم

Ati `ullaha wa` ati u 'r-Rasula wa' ulill-amri minkum.

Taatilah Allah, patuhi Nabi (saw), dan mematuhi mereka yang diberikan otoritas di antara kamu. (4:59)

Alhamdulillah, Siapapun yang datang berkumpul dimalam ini demi cintanya kepada Sayyidina Muhammad (saw) dan bersama dengan para Pecinta Al-Mustafa, Nurul-Mustafa (Cahaya Nabi Yang Terpilih), semoga Allah (SWT) mengumpulkan kita semua di surga kelak bersama dengan Sayyidina Muhammad (saw), karena dia (saw) adalah teladan bagi kita dan dia adalah seseorang dimana malaikat diperintahkan oleh Allah untuk bersujud kepada Sayyidina Adam (as) untuk menghormati dia (saw)! Kami berterima kasih kepadaMu Yaa Allah (swt) dan mencari bimbingan-Nya, dan mencari perlindungan kepada-Nya dari kejahatan ego diri kita serta perbuatan kita.

Ini adalah pertemuan dengan bimbinganNya dan ini adalah sebuah karunia yang besar dari Sayyidina Muhammad (saw), karena ketika kita mengingat Nabi Muhammad (saw), maka Nabi saw akan mengingat kita. Ketika kita mengingat Allah (SWT) maka Dia mengingat kita, dan ini adalah berkah dari para Haba'ib, terutama untuk Habib Hasan bin Jafar Assegaf. Semoga Allah (swt) membimbing kita semua.

Seluruh sendi Islam dibangun atas ketaatan dan cinta kepada Nabi Muhammad (saw). Ketaatan kepada Nabi (saw) akan membawa kita untuk mencintai dia, sehingga berdoalah dan berilah salam kepadanya sepanjang waktu! Kami berharap berkah-berkah ini tidak hanya menjangkau umat Muslim saja, tetapi juga umat non-Muslim.

Allah (swt) berkata:

إنا فتحنا لك فتحا مبيناليغفر لك الله ما تقدم من ذنبك وما تأخر ويتم نعمته عليك

innaa fatahnaa laka fathan mubiinaan, liyaghfira laka allaahu maa taqaddama min dzanbika wamaa ta-akhkhara wayutimma ni'matahu 'alayka wayahdiyaka shiraathan mustaqiimaan

Sesungguhnya (Muhammad), Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan ni'mat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus. (Al-Fath, 48:1,2)

Allah (swt) mengatakan, "Kami telah memberikan kepadamu sebuah pembukaan (kemenangan) yang besar dan memaafkan mu atas dosa yang kau lakukan dimasa lalu dan dimasa yang akan datang." Pertanyaannya adalah, apakah Nabi (saw) melakukan dosa dan ia harus diampuni? Tidak mungkin! Nabi (saw) adalah ma `sum, tidak memiliki dosa!

Nabi saw dinaikkan dalam Isra Miraj kemaqom sejarak dua busur panah dari Allah swt atau lebih dekat, Qaaba qawsayni aw adnaa, Nabi saw dibawa masuk kesurga dan keneraka dan melihat seluruh penghuninya, jadi bagaimana bisa bahwa ayat ini merujuk kepadanya?, Tidak mungkin! Oleh karena itu, makna dari ayat ini adalah, "Kau ditinggikan dan Allah (swt) mengampuni mu untuk dosa-dosa umatmu, hamba Allah, apapun dosa masa lalu mereka dan dosa masa depan mereka diampuni demi syafaatnya, Syafaat` dari Sayyidina Muhammad ( saw)! Sayyidina Adam (as) dan seluruh umat manusia berada di bawah Bendera Nabi saw pada Hari Penghakiman nanti! "

Kita semua adalah anak dari Sayyidina Adam (as), dan semua meminta Syafaat (perantaraan dan perlindungan) kepada Nabi (saw), Dan beliau saw akan bersujud dalam hadirat Tuhan-Nya dan membacakan doa untuk umatnya agar diampuni dan Allah akan membuka hatinya dan Allah (swt) kemudian akan mengatakan kepadanya," Angkatlah kepalamu dan mintalah apa saja yang kau minta maka akan Aku berikan. Nabi (saw) akan meminta umatnya untuk diselamatkan dan Allah akan mengabulkannya. Dia (swt) berfirman dalam Al-Qur'an:!

ألم نشرح لك صدرك

alam nasyrah laka shadraka

Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? (Asy-Syarh, 94:1)

Dan melapangkan yang tidak ada batasnya. Allah (SWT) telah melapangkan dadanya sejauh Qaaba qawsayni aw adnaa! Hingga berjarak hanya dua busur panah. Kemudian kami hapus darimu beban beratmu," yang berarti beban berat umat Nabi saw yang dibawanya. Dan mengacu pada ayat lain, "Kami memaafkan dosa umatmu, dosa sebelumnya dan dosa yang akan datang. Dan kita berdo'a:

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

Rabbana aatinaa fi 'd-dunya hasanatan wa fi' l-akhirati hasanatan wa Qina adzaaban nar.

Wahai Tuhan kami! Beri kami kebaikan dalam hidup ini dan kebaikan dalam Kehidupan Berikutnya, dan lindungi kami dari siksa neraka. (QS. Al-Baqarah, 2:201)

Apakah hasanah itu? Hasanah adalah sesuatu yang baik, keberkahan. Jika Allah (swt) ingin berbuat baik kepada hamba-Nya, maka Dia membuat hambaNya untuk mengetahui Nabi-Nya (saw). Jadi itu berarti, "Ya Allah! Berikan kami untuk dapat melihat Sayyidina Muhammad (saw) dan hasanah terbaik didunia adalah untuk dapat melihat Nabi saw dan hasanah terbaik di akhirat adalah bersama dengan Nabi saw disurga! "

Sesungguhnya Nabi (saw) tidak jauh dari kita, bahkan, dia hadir dan mendengarkan! Dia menyaksikan segala perbuatan umatnya dari kuburnya. Dia berkata, "Aku hidup di dalam kuburanku dan bila seseorang mengirimkan salam padaku, maka Allah akan mengembalikan ruhku, dan dari dalam kuburku aku membalas salaam mereka semua."

Dan setiap detik seluruh manusia didunia mengirimkan salam mereka kepada Nabi (saw) dan karena itulah setiap saat Allah mengirimkan kembali ruh Nabi (saw) untuk dia dalam kuburnya dan ia mengembalikan salam dari mereka dengan mengucapkan pujian dan salam padanya. Imam as-Suyuti (qs) mengatakan, "Berdasarkan ini, maka kita mengetahui bahwa Allah (SWT) telah mengembalikan ruh dan jiwanya secara permanen dalam kuburnya, artinya bahwa Nabi saw senantiasa hidup untuk menyaksikan seluruh umatnya."

Ini berarti, pujilah Nabi (saw)! Dan kita berkata, "Ya Allah! Kami mengirim pujian pada Nabi (saw)! Wahai rahmat bagi semesta alam! Kami menyerukan padamu Yaa Rasulullah saw, dari Indonesia ini Yaa Rasulullah saw! Wahai Nabi! Semoga Allah (swt) mendoakanmu dari pra-keAbadian sampai dengan keAbadian! "

Allah (swt) berfirman dalam Al-Qur'an:

إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما

inna allaaha wamalaa-ikatahu yushalluuna 'alaa alnnabiyyi yaa ayyuhaa alladziina aamanuu shalluu 'alayhi wasallimuu tasliimaan

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (Al-'Ahzaab, 33:56)

Ini berarti Allah (swt) memberikan salam pada Nabi (saw) dan memerintahkan semua malaikat-Nya - malaikat yang Dia ciptakan sebelumnya, malaikat yang akan Dia ciptakan - semua malaikat diciptakan untuk memuji Nabi Muhammad (saw)! Allah adalah al-Khaliq, "Sang Pencipta," yang berarti Dia terus menciptakan sesuatu yang baru dan juga malaikat baru, dan setiap malaikat baru, diperintahkan untuk memuji Nabi (saw), perintah itu untuk setiap saat! malaikat itu masing-masing memiliki tasbiih yang unik bagi diri mereka sendiri yang berbeda antara satu malaikat dengan yang lain, sehingga tidak ada pengulangan dari pujian-pujian tersebut.

Kalian harus mengetahui kebesaran Nabi Muhammad (saw)! Bagaimana Allah (swt) mengagungkan dia? Sayyidina Musa (as) adalah Kalamullah, "Dia yang berbicara dengan Tuhan-Nya," dan Musa as meminta, "Yaa Rabbii! Dapatkah saya melihat Mu. Nabi Musa as meminta kepada Allah untuk dapat melihatNya! Bagaimana kalian dapat menanyakan hal ini? Pencipta adalah diluar ciptaanNya, diluar batas dunia dan Surga, dan Dia tidak memiliki tempat dan waktu, melampaui semua hal itu! Wahai Musa, kau tidak akan dapat melihat Aku, tetapi Aku akan memberi kau kesempatan. Lihatlah gunung itu dan jika gunung itu tetap berada di tempatnya, maka kau akan dapat melihat Aku. "

Sebuah gunung sangat besar dan masif. Seperti disebutkan dalam tafsir tersebut, "Ketika Allah mengutus tajalli-Nya Nama Indah Nya dan Atribut/Sifat dan kebesaranNya melalui Sayyidina Mustafa (saw) di gunung itu, maka gunung itu hancur lebur. Sayyidina Musa (as) pingsan dan jatuh, karena ia terkejut. "



فلما تجلى ربه للجبل جعله دكا وخر موسى صعقا

falammaa tajallaa rabbuhu liljabali ja'alahu dakkan wakharra muusaa sha'iqan

Tatkala Tuhannya menampakkan diriNya kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh lantak bagai debu dan Musa pun jatuh pingsan. (QS. Al-A'raaf, 7:143)

Allah (swt) mengirimkan tajalli di gunung melalui FirmanNya (kata-kata SuciNya) dan karena itulah Sayyidina Musa (as) terus menerus mencari hikmat, maka Allah mengutus dia untuk bertemu dengan Khidr (as). Ketika tajalli muncul, gunung tersebutpun hancur luluh lantak.

Allah (swt) mengatakan dalam ayat lain:

لو أنزلنا هذا القرآن على جبل لرأيته خاشعا متصدعا من خشية الله

law anzalnaa haadzaa alqur-aana 'alaa jabalin lara-aytahu khaasyi'an mutashaddi'an min khasyyati allaahi

Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quraan ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk hancur lebur disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. (Al-Hasyr, 59:21)

"Jika Kami mengungkapkan hal ini, Al-Qur'an kepada gunung itu, maka ia akan dihancurkan dan dimusnahkan menjadi debu karena rasa takut kepada Allah." Tetapi Allah mengirimkan Al-Qur'an kedalam hati Sayyidina Muhammad (saw), dan beliau tidak hancur!

Wahai umat-Nabi al-Mustafa! Kalian adalah cahaya dari Nabi al-Mustafa Nabi Pilihan Muhammad (saw). Allah (swt) telah menurunkan Al Qur'an pada Nabi (saw), dan telah diberikan oleh Nabi saw kepada kalian. Apakah kalian menerimanya atau tidak, kalian adalah pembawa Al-Qur'an dan wajib untuk memberikan penghormatan kepada Al Qur'an dan juga kepada keturunan Nabi (saw)!

Muhammad al-Busayri (ra), adalah penulis al-Burda abu-Sharifa dan dia mengetahui Realitas Nabi (saw), beliau mengatakan, "Semua mengambil dari Nabi (saw) dan semua memiliki kekhususan dari dia, bukan hanya hambaNya, tapi bahkan seluruh planet-planet dan bintang-bintang! Sesungguhnya, semua Ciptaan diciptakan dari cahaya Sayyidina Mustafa (saw)! "

Kami akan akhiri dengan kalimat ini sebagai pengingat bagi kita semua

قل لا أسألكم عليه أجرا إلا المودة في القربى

Qul laa as-alukum 'alayhi ajran illaa almawaddata fii alqurbaa

Katakanlah (Wahai Muhammad): "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dan cinta kepada keluargaku". (Asy-Syura, 42:23)

Semua habaa'ib ini adalah keturunan Nabi (saw). Mereka tersebar di setiap wilayah dan disetiap sudut dunia, dan kewajiban kita semua adalah untuk menghormati mereka. Semoga Allah (swt) mendukung mereka karena mereka adalah berkah dan kebaikan bagi seluruh umat manusia.

Asy-hadu alaa ilaaha illAllah wa-asy hadu anna Muhammadan-Rasuulullah! Laa ilaaha illa llah-, laa ilaaha illa llah-, laa ilaaha illa-lLâh! (Dzikir)

Ya Allah! Buatlah bagian pertama malam ini sebagai perbaikan, dan tengahnya sebagai sukacita dan akhirannya' sebagai keselamatan. Ya Allah! Buatlah pertamanya sebagai Rahmat dan tengahnya sebagai Karunia, dan akhiran dengan keberkahan dan pengampunan! Yaa Sayyidii! Yaa RasuluLlah! Lihatlah kepada kami semua dan hubungkan kami denganmu!

Wa min Allahi at-Tawfeeq, bi hurmati' l-Habeeb, bi hurmati 'l-Fatihah.

Versi Bahasa Ingris

أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
Ati`oollaha wa ati`oo 'r-Rasoola wa ooli 'l-amri minkum.

Obey Allah, obey the Prophet, and obey those in authority among you. (4:59)

Alhamdulillah, Who has allowed us to gather this night in the love of Sayyidina Muhammad (s) with the Lovers of al-Mustafa, Nur al-Mustafa, may Allah (swt) gather them in Paradise with Sayyidina Muhammad (s), as he is our example and he was the one for whom the angels were ordered by Allah to make prostration to Sayyidina Adam (a) to respect him! We thank Allah (swt) and seek His guidance, and seek refuge in Him from the evil of our selves and our deeds.

This is a gathering of guidance and in it is a big gift from Sayyidina Muhammad (s), because as we remember him the Prophet (s) remembers us. We remember Allah (swt) and He recalls us, and this is a blessing for the haba’ib and especially for Habib Hasan. May Allah (swt) guide us. All of Islam is built on obedience and love to the Prophet (s). Obedience to the Prophet (s) will bring us to love him, so pray on him all the time! We hope these blessings reach not only Muslims, but non-Muslims as well.

Allah (swt) said:

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِينًالِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ

Inna fatahnaa laka fathan mubeena li-yaghfira laka Allahu maa taqaddama min dhanbika wa maa ta'akhkhar.

Verily (O Muhammad), We have laid open before you a manifest victory, that Allah may forgive you your faults of the past and those to follow. (al-Fath, 48:1,2)

Allah (swt) is saying, “We have granted you a great opening to forgive you what you did of former and latter sins.” But the question is, did the Prophet (s) commit any sins for which he needs to be forgiven? No! In fact, Prophet (s) is ma`soom, innocent of sins! He was raised to the Station of Two Bow’s-length or nearer, Qaaba qawsayni aw adnaa, he entered Paradise and Hell and beheld their inhabitants, so how could that refer to him, there is no way! Therefore, meaning of this verse is, “You were raised up and Allah (swt) forgave you for the sins of your Ummah, the servants of Allah; whatever past and future sins are forgiven for the shafa`ah, intercession of Sayyidina Muhammad (s)! Sayyidina Adam (a) and everyone else is under My Flag on Judgment Day!”

You are the Children of Sayyidina Adam (a), asking for his shafa`ah. Prophet (s) will make sajda in the Presence of His Lord and will recite du`a that Allah will open to his heart and Allah (swt) will then say to him, “Raise your head and ask (anything), for you will be granted!” Prophet (s) will ask for the Ummah to be saved and Allah will grant it, as He (swt) says in the Holy Qur'an:

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ

alam nashrah laka sadrak.

Have We not expanded for you your breast? (ash-Sharh, 94:1)

And that expansion has no limit; it may be that Allah (swt) has expanded his chest as far as Qaaba qawsayni aw adnaa! “We then removed from you your heavy burdens,” which means the heavy burden of this ummat that Sayyidina Muhammad (s) is carrying. And referring to the other verse, “We forgave your ummat whatever it sent forth of sins and what it will send forth.” And we make du’a:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Rabbana aatinaa fi 'd-dunya hasanatan wa fi ’l-akhirati hasanatan wa qina `adhaab an-naar.

O our Lord! Give us goodness in this life and goodness in the Next Life, and protect us from the punishment of the Fire. (Surat al-Baqara, 2:201)

What is a hasanah? It is something good, a blessing. If Allah (swt) wants to do good to His servant, He makes him to know His Prophet (s). So it means, “O Allah! Grant us to see Sayyidina Muhammad (s) in this dunya and to see him and be in his company in the Next Life!”

Verily the Prophet (s) is not far from us; n fact, he is present and listening! He is presented with our deeds in his grave. He said, “I am fresh alive in my grave and no one sends salaam on me except that Allah returns my soul to me in my grave and I return their salaam.”

And so all around the world people are sending their salaams on the Prophet (s) and, therefore, every moment Allah is sending back the soul of the Prophet (s) to him in his grave and he is returning the salaams of those reciting praise and greetings on him. Imam as-Suyuti (q) said, “Based on this, we know that Allah (swt) has returned his soul to him permanently in his grave.”

It means, praise the Prophet (s)! We say, “O Allah! We send praisings on your Prophet (s)! O Mercy to All the Worlds! We are calling on you from Indonesia! O Prophet! May Allah (swt) pray on you from pre-Eternity to post-Eternity!”

Allah (swt) said in the Holy Qur'an:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

inna-Llaha wa malaa'ikatahu yusalloona `ala 'n-nabi, yaa ayyuhal-ladheena aamanoo salloo `alayhi was sallimoo tasleema.

Verily, Allah and His angels send praise on the Prophet. O Believers! Pray upon him and greet him. (al-'Ahzaab, 33:56)

This means Allah (swt) is praying on the Prophet (s) and ordered all His angels-- those He created, those He is creating, and those He will create--to praise Prophet Muhammad (s)! Allah is al-Khalaq, “The Creator,” which means He continuously creates new things and new angels, and each new angel is ordered to pray on the Prophet (s), an order they fulfill every moment! They each have their own unique tasbeeh that differs from any other, so there is no repetition.

You must know the greatness of your Prophet (s)! How did Allah (swt) magnify him? Sayyidina Musa (a) was Kaleemullah, “Who Spoke with His Lord,” and he requested, “Yaa Rabbee! Let me see You!” Allah asked, “How can you ask this? The Creator is outside this world and Heavens, and has no place and no time beyond all that! O Musa, you will not see Me, but I will give you a chance. Look at the mountain and if it stays in its place, then you can see Me.”

A mountain is huge and massive. As mentioned in the tafseer, “When Allah sent His tajalli of His Beautiful Names and Attributes and the greatness of Sayyidina Mustafa (s) on that mountain, it came crashing down, shattered. Sayyidina Musa (a) fainted and fell down, as he was shocked.”



فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ موسَى صَعِقًا

Falammaa tajallaa Rabbuhu li 'l-jabali ja`alahu dakkan wa kharra Musa saa'iqaan.

But when His Lord revealed His Glory to the mountain, he made it crumble to dust and Musa fell down. (Surat al-A'raf, 7:143)

Allah (swt) sent that tajalli on the mountain through His Ancient Words and that is because Sayyidina Musa (a) continuously sought wisdom, so Allah sent him to meet with Khidr (a). When the tajalli appeared, the mountain came crashing down.

Allah (swt) said in another verse:

لَوْ أَنزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللَّهِ

law anzalnaa haadhaa al-Qur’ana `alaa jabalin la-ra'aytahu khaashi`aan mutasaddi`an min khashyatillah.

If We had caused this Qur'an to descend upon a mountain (O Muhammad), verily you would have seen it humbled, rent asunder by the fear of Allah. (Al-Hashr, 59:21)

“If We were to reveal this Holy Qur'an to a mountain, it would be crushed and destroyed, turning to dust out of fear of Allah.” But Allah sent the Holy Qur'an on the heart of Sayyidina Muhammad (s), who did not fall apart!

Yaa ummat an-Nabee al-Mustafa! You are the lights of al-Mustafa and an-Nabee (s). Allah (swt) has sent down the Qur'an on the Prophet (s), who has given it to you. Whether you accept it or not, you are the carriers of the Holy Qur'an and obliged to give respect to Holy Qur'an and to the descendants of the Prophet (s)!

Muhammad al-Busayri (r), author of al-Burda ash-Shareefa and a Knower of the realities of the Prophet (s), said, “All are taking from the Prophet (s) and all have a specialty from him, not just the servants, but even the planets and stars! Verily, all of Creation is created from the Light of Sayyidina Mustafa (s)!”

We will end with this reminder:

قُل لَّا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى

qul laa as’alukum `alayhi ajran illa al-mawaddata fi ’l-qurbah.

Say (O Muhammad), "I do not ask you for a reward except the love of my Family." (ash-Shura, 42:23)

All these habaa’ib are the descendants of the Prophet (s). They are in every part and every corner of the world, and our obligation is to respect them. May Allah (swt) support them as they are a blessing and good for our ummah!

Ash-hadu laa ilaaha illa-Llah wa ash-hadu anna Muhammadan rasoolullah! Laa ilaaha illa-Llah, laa ilaaha illa-Llah, laa ilaaha illa-Llah!

O Allah! Make the first of this night a restoration, and make its’ middle joy, and make its’ ending salvation. O Allah! Make the first of it mercy, the middle of it bounty, and its last part blessings and forgiveness! Yaa Sayyidee! Yaa Rasoolullah! Look to us and reach us!

Wa min Allahi 't-tawfeeq, bi hurmati 'l-habeeb, bi hurmati 'l-Fatihah.

No comments:

Post a Comment