Friday, July 29, 2011

Marhaban Yaa Ramadhan...


Sufi Road : Hadit Arba'in (3)

HADITS KETIGA
Terjemah hadits :
Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Alh Khottob radiallahuanhuma dia berkata: Sayamendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: "Islam dibangun di atas lima perkara;Bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa
Ramadhan. (Riwayat Turmuzi dan Muslim).

Kandungan Hadist :
1. Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam menyamakan Islam dengan bangunan yang kokoh dan tegak di atas tiang-tiang yang kuat.
2. Pernyataan tentang keesaan Allah dan keberadaan-Nya, membenarkan kenabian Muhammad shallallahu`alaihi wa sallam , merupakan hal yang
paling mendasar dibanding rukun-rukun yang lainnya.
3. Selalu menegakkan shalat dan menunaikannya secara sempurna dengan syarat rukunnya, adabadabnya dan sunnah-sunnahnya agar dapat
memberikan buahnya dalam diri seorang muslim yaitu meninggalkan perbuatan keji dan munkar karena shalat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar.
4. Wajib mengeluarkan zakat dari harta orang kaya yang sudah terpenuhi syarat-syarat zakat lalu memberikannya kepada orang-orang fakir dan yang
membutuhkan.
5. Wajibnya menunaikan ibadah haji dan puasa (Ramadhan) bagi setiap muslim.
6. Adanya keterkaitan rukun Islam satu sama lain. Siapa yang mengingkarinya maka dia bukan seorang muslim berdasarkan ijma’.
7. Nash di atas menunjukkan bahwa rukun Islam ada lima, dan masih banyak lagi perkara lain yang penting dalam Islam yang tidak ditunjukkan dalam hadits ini. Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda:
“ Iman itu memiliki tujuh puluh lebih cabang “
8. Islam adalah aqidah dan amal perbuatan. Tidak bermanfaat amal tanpa iman demikian juga tidak bermanfaat iman tanpa amal.

Tuesday, July 26, 2011

Sufi Road : Sholawat Badawi Kubro




Sholawat Badawiyah Kubro, adalah sholawat yang dinisbatkan kepada waliyullah Sayid Ahmad Badawi. Diantara nama-nama gelaran yang telah diberikan kepada beliau ialah Syihabuddin, al-Aqthab, Abu al-Fityah, Syaikh al-รข€˜Arab dan al-Quthab an-Nabawy

Sebagian ulama berkata :
"Barang siapa membaca Sholawat Badawi Kubro ini sebanyak seratus kali disertai suci dari hadas, ia akan diberi rizki yang mudah oleh Allah dalam segala urusan perkaranya"


Menurut Al Arif Billah Habib Ali bin Abdurahman Al Habsy dalam kitabnya : Keutamaan Sholawat:
"Berkata sebagian ulama " Siapa yang membaca Sholawat Badawy Kubro sebanyak 3x maka fahalanya seperti orang membaca "dalail Khoirot" hingga khatam ".


Monday, July 25, 2011

Sufi Road : Pengelanaan Seorang Sufi



Kompas : Ilham Khoiri

Syekh Muhammad Hisyam Kabbani (66) bisa dibilang adalah seorang sufi yang paling aktif berkelana saat ini. Tinggal di Amerika Serikat, tetapi dia terus berkeliling ke banyak negara di Benua Eropa, Afrika, Australia, dan Asia demi menyebarkan Islam yang moderat.
Kami ingin memperkuat pemahaman Islam yang moderat. Kami ingin mempermudah ajaran ini bagi masyarakat umum agar bisa diterapkan sesuai dengan pekerjaan masing-masing orang dalam kehidupan sehari-hari. Intinya, bagaimana membangun karakter sebagai Muslim yang baik sekaligus warga negara yang baik,” katanya.
Kami berbincang di salah satu rumah muridnya di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, pertengahan Juni lalu. Dengan sorban hijau melilit kepala dan jenggot panjang putih-bersih, lelaki itu menebar wibawa kepada sejumlah murid yang mengelilinginya. Cara bicaranya ramah, meneduhkan dan santai.
Syekh Hisyam punya otoritas untuk membahas Islam moderat. Dia adalah wakil dari mursyid Tarekat Naqsyabandi Haqqani, yang berkedudukan di Amerika. Ini tarekat yang menekankan pengembangan spiritualitas melalui pembentukan karakter positif manusia. Ajaran ini pula yang menjadi ceramahnya kepada para pemimpin negara, tokoh, dan masyarakat di seluruh dunia.
Dia mendirikan dan memimpin Islamic Supreme Council of America, organisasi keagamaan yang menyebarluaskan perdamaian. Beraliran Ahlusunah dan bermazhab Syafi’i sebagaimana banyak dianut Muslim di Indonesia, lelaki ini diterima secara luas di Nusantara. Terakhir, dia tampil sebagai salah satu narasumber dalam Al-Multaqo As-Shufy Al-Alamy atau Konferensi Sufi Internasional di Jakarta, pertengahan Juli lalu.

Sebenarnya, apakah Tarekat Naqsyabandi Haqqani itu?
Tarekat Naqsyabandi dipelajari dari para pemimpin tarekat masa lalu. Tarekat ini merujuk kepada Sayidina Ali, kepada Abu Bakar As-Shiddiq, lalu tersambung kepada Nabi Muhammad SAW. Tarekat ini sebenarnya berkembang di Indonesia, terutama di kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Intinya, mengajak kaum Muslim mempraktikkan ajaran Islam.
Awalnya, kita pelajari Al Quran dan hadis, lalu mendalami prinsip-prinsip, seperti syariah, mu’amalat, dan ibadat. Ada rukun Islam, yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Ada juga enam rukun Iman (yaitu percaya kepada Allah, para malaikat, para rasul, kitab-kitab suci, hari akhir, serta kada dan kadar).
Semua itu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan itu membentuk karakter, yang terus ditingkatkan sehingga mencapai maqam ihsan, yaitu semacam terminal istimewa. Acuannya adalah akhlak Nabi Muhammad.

Apa tujuan tarekat?
Tujuannya, bagaimana kita berusaha menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang berkarakter baik. Tidak boleh berbohong, tidak curang, tidak mencuri, jangan marah, jangan sombong. Semua karakter buruk harus dihindari. Dengan begitu, kita menjadi baik hati kepada orang lain.
Dalam keluarga, kita suami atau istri jangan bertengkar, melainkan saling menginginkan satu sama lain, mendidik anak, dan menumbuhkan mereka dengan baik. Itu pendidikan sosial bagi semua orang.
Kita mengembangkan diri untuk membentuk karakter terbaik manusia. Bagaimana menjadi manusia yang baik, warga negara yang baik, pemimpin yang baik, atau pelayan Tuhan yang baik.
Kepada orang lain, kita harus mencegah berbuat kekerasan, seperti membunuh, merusak, atau tidak acuh terhadap kesulitan orang lain. Islam mendorong kita membantu sesama manusia.
Tarekat itu jalan. Semacam titik berangkat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan
Islam moderat
Syekh Hisyam selalu menekankan pemahaman Islam yang moderat. Dalam arti, Islam tengah yang memegang ajaran Al Quran, hadis, dan para ulama terdahulu, tetapi tetap bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ajarannya cenderung praktis dan mudah ditangkap semua kalangan.
”Islam adalah bekerja; pergi bekerja dan pulang ke rumah kepada keluarga. Semua orang bertindak sesuai dengan pekerjaannya. Politisi, presiden, pengusaha, atau apa saja, jika dikerjakan dengan baik, akan bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat,” katanya.
Tekanan lain, ajaran cinta. Dengan mencintai Allah dan Nabi Muhammad, kita akan mengikuti ajarannya. Kepada sesama manusia, kita harus mencintai mereka sebagaimana kita mencintai diri sendiri. Manusia bisa berhubungan baik dengan siapa saja yang mencintainya.
Jika Islam menekankan cinta, lalu bagaimana dengan kelompok yang menggunakan kekerasan atas nama Islam?
Itu bukan ajaran Islam. Mereka tidak mengikuti ajaran Islam yang benar. Itu minoritas warga yang ingin mempertahankan kekuasaan dengan memaksakan pemahaman mereka. Mereka mengklaim diri memperjuangkan Islam, tetapi tidak berhasil, bahkan malah memberikan citra buruk kepada Islam.
Jangan rusak lagi citra Islam yang sudah dirusak kelompok teroris itu. Kita harus menyuguhkan citra Islam yang mencintai manusia dan perdamaian. Itulah misi yang kami bawa saat bepergian ke sana kemari.
Tetapi, mereka mengklaim jalannya sebagai kebenaran?
Ketika kita sudah mengatakan mereka sebagai teroris, sebenarnya mereka sudah menyimpang dari ajaran Islam. Mereka ingin tetap berdiri di panggung, bahkan merebut kekuasaan negara agar bisa memerangi semua orang. Minoritas garis keras itu bukan model kita.
Kita harus mengikuti mayoritas Muslim yang moderat. Mayoritas kita adalah Ahlusunah yang mencintai perdamaian. Ajaran yang benar adalah apa yang disampaikan Nabi Muhammad, yaitu cinta dan saling membantu kepada sesama manusia.
Indonesia
Syekh Hisyam termasuk tokoh sufi internasional yang rajin mengunjungi Indonesia. Pertama kali datang ke sini tahun 1997, dia kemudian terus berkunjung hampir setiap tahun sampai sekarang.
Tokoh-tokoh penting nasional pernah ditemuinya. Di antaranya pernah berjumpa dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, mantan Wakil Presiden Hamzah Haz, dan mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Dia juga mengunjungi sejumlah menteri, ulama, tokoh sufi, pesantren, berdiskusi, memberi ceramah di perguruan tinggi, bahkan pernah tampil di televisi di Indonesia.
Apa yang selalu Anda kerjakan di Indonesia?
Saya mengunjungi teman-teman, bersilaturahim, bertemu masyarakat, dan memberikan ceramah. Kami ingin membangun hubungan yang baik dengan masyarakat Muslim di Indonesia.
Saya bertemu dengan sebagian besar pemimpin di negeri ini. Beberapa kami baiat. Harapannya, mereka mengikuti ajaran Islam yang benar. Mereka bisa memecah hambatan kekuatan ego demi meningkatkan spiritualitas dan mencapai spirit ketuhanan.


Bagaimana Anda melihat kondisi Islam di Indonesia?
Islam di sini punya dua sisi. Satu sisi, Islam sangat bagus karena mempromosikan cinta kepada Tuhan, Nabi Muhammad, dan sesama manusia. Itu dilakukan para ulama dan organisasi Islam, termasuk pesantren.
Di sisi lain, sangat Barat. Kaum Muslim suka pergi ke night club, disko, dan lain-lain. Namun , sebagian besar masih mengikuti jalan Islam.

Apakah praktik Islam di sini berbeda dengan di Timur Tengah?
Ini negara yang paling baik dalam mencintai Islam, Nabi Muhammad, negara, dan masyarakat. Saya tak pernah lihat seperti ini di negara lain, termasuk di Timur Tengah. Di masjid-masjid ada zikir dan mengajarkan cinta. Indonesia adalah negara terbaik dalam pengajaran Islam. Mungkin karena banyak ulama, ahlul bait, tokoh sufi, dan keturunan Nabi yang berdiam di Indonesia, serta ada berkah dari Tuhan.
Semua itu membuat negara ini kuat dan bertahan dalam persatuan ketika banyak negara lain ambruk. Barakah Allah yang mengalir lewat para tokoh sufi membuat negara ini tetap bersatu. Mungkin persatuan ini bukan hasil kerja para politisi, melainkan lebih karena perlindungan Allah.

Bagaimana Anda melihat demokrasi di Indonesia?
Semua orang bicara demokrasi seolah demokrasi itu sesuatu yang datang dari surga. Padahal, demokrasi itu punya sisi baik sekaligus sisi buruk. Apa itu yang baik, ya jika berhasil memilih pemimpin yang baik dan berhasil membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
Islam sebenarnya telah mempraktikkan demokrasi ratusan tahun sebelum demokrasi dikenal di Barat. Ketika Nabi Muhammad meninggal dunia, kaum Muslim bermusyawarah untuk memilih pengganti Nabi atau khalifah. Ada semacam kompetisi antara Abubakar Ashiddiq yang didukung kaum Muhajirin (pendatang), Saidina Ali didukung kaum Ahlul Bait, dan calon lain didukung Anshor.
Mereka bermusyawarah, lalu terjadilah pemilihan suara. Abu Bakar terpilih menjadi khalifah. Begitu pula pemilihan Umar bin Khatab, Usman bin Affan, dan Saidina Ali. Mereka berempat dipilih karena kesepakatan bersama, bukan karena hubungan bapak-anak. Inilah musyawarah sebagai esensi demokrasi.
Sayangnya, setelah khalifah keempat, tradisi itu berubah. Muawiyah mengambil kekuasaan, lalu diturunkan kepada anak- anaknya. Kita tidak mengacu pada kerajaan semacam Muawiyah itu, tetapi pada semangat pemilihan khilafah yang demokratis.
Pendek kata, tradisi Islam sebenarnya sudah mempraktikkan esensi demokrasi pada empat khalifah pertama itu. Jadi, apa yang dibawa oleh budaya Barat sebagai demokrasi itu sebenarnya sudah berlangsung lama dalam sejarah Islam.
Demokrasi akan baik jika bisa mengantarkan orang yang tepat ke kursi kekuasaan yang tepat. Sisi buruk demokrasi muncul jika pemilihan mengantar para tokoh yang tidak beretika, tetapi punya banyak uang untuk duduk di kursi parlemen. Mereka tidak tahu apa-apa dan tidak menggunakan kekuasaan itu untuk kepentingan rakyat.
Jika punya uang, politisi bisa beli suara pemilih. Sebagian praktik demokrasi saat ini diwarnai politik uang. Siapa yang punya uang, ia akan menang. Uang beli suara. Ini bukan demokrasi, melainkan money-crazy.


Sufi dengan Jutaan Murid
Syekh Muhammad Hisyam Kabbani belajar Tarekat Naqsyabandi sejak berusia lima tahun. Pemimpin Naqsyabandi datang ke rumahnya dan mengajarkan tarekat. Dia terus melanjutkan pelajaran itu hingga dewasa. Salah satu gurunya adalah Syekh Muhammad Nazim Adil, pemimpin Tarekat Naqsyabandi Haqqani dunia.
Pendidikan formalnya dari Jurusan Kimia American University di Beirut, Kedokteran di Louvain di Belgia, serta Jurusan Syariah dari Damaskus. Namun, Syekh Hisyam lebih menekuni Tarekat Naqsyabandi Haqqani.
Tahun 1991, dia pindah ke Amerika Serikat dan kemudian mendirikan yayasan Tarekat Sufi Naqsyabandi Haqqani. Dia mendirikan puluhan pusat sufi di Kanada dan AS serta memberi kuliah di banyak universitas. Setelah itu, dia terus menjelajahi berbagai negara di dunia. Kepergian itu membuat dia memiliki jutaan murid. ”Tak hanya kepada masyarakat Muslim, saya juga bepergian ke negara sekuler. Banyak yang datang, berdiskusi, dan akhirnya sebagian ada yang masuk Islam,” katanya.
”Kami punya 23 pusat tarekat di sana (AS). Kami pergi ke seluruh penjuru Amerika, berbicara kepada pemerintahan Amerika, ke Gedung Putih, Pentagon, dan Washington. Kami menjelaskan tentang pemahaman Islam yang moderat. Tugas ini memang menjadi lebih berat, terutama setelah ledakan bom 9 September 2001,” ujarnya.
Beberapa waktu lalu ada pembakaran Al Quran di Florida, Amerika Serikat. Bagaimana respons Anda?
Ada orang yang nekat dan gila. Kenapa Anda harus mendatanginya dan berkelahi dengannya sehingga membuatnya lebih terkenal? Jangan buat pembakar itu menjadi terkenal dan penting. Kalau diperhatikan, dia mungkin akan berulah lagi. Dia ingin menjadikan peristiwa itu sebagai isu politik demi kepentingan sendiri. Biarkan saja. Nanti dia akan menemukan hukuman sendiri dari Allah. (IAM)

Sunday, July 24, 2011

Video Ziarah Kubro Palembang







http://ziarahkubrapalembang.wordpress.com

Ziarah Kubro Palembbang Darussalam 2011

Ribuan orang umat Islam di Palembang melakukan ziarah kubra di pemakaman Aulia dan Habaib Kambang Koci. Tradisi menjelang bulan Ramadan ini dihadiri Ketua FPI Habib Riziq Syihab yang memberikan tausyiah.

Hadir pula Walikota Palembang Eddy Santana Putra dan Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin. Acara berlangsung di di areal peti kemas Pelabuhan Boom Baru, 3 Ilir, Palembang, Minggu (24/7/2011).

Di dalam sambutannya, Eddy Santana, mengatakan acara ziarah qubro dilestarikan agar masuk dalam kalender kunjungan wisata di Sumsel. Selain itu juga dianggarkan biaya kegiatannya dalam APBD Kota Palembang.

Ziarah kubra merupakan tradisi turun temurun yang diwariskan para salafus sholeh, baik dari kaum alawiyyin maupun para muhibbin di Palembang. Selain untuk mengamalkan anjuran Rasulullah Muhammad SAW untuk mengingat kematian, ziarah kubra ini juga bertujuan untuk mendoakan para salafus sholeh serta mengharap keberkahan dari mereka yang memiliki kedekatan dengan Allah.

Ziara kubra dimulai Haul Al-‘Arif Billah Al-Habib Abdullah bin Idrus Shahab dan Al-‘Arif Billah Al-Habib Abdurrahman bin Hamid. Haul diadakan di rumah panggung peninggalan Habib Abdullah bin Idrus Shahab dan Habib Abdurrahman Al-Bin Hamid di perkampungan Alawiyyin Sungai Bayas, Kuto Batu Palembang.

Kemudian, sekitar lima ribu massa menuju ke Pemakaman Pangeran Syarif Ali Syeikh Abubakar, di Kelurahan 5 Ilir Boom Baru. Dari sana mereka menuju pemakaman Kawah Tengkurep. Sebuah pemakaman yang dibangun pada tahun 1728 M oleh Sultan Mahmud Badaruddin I (1724-1758 M).

Ziarah berakhir di pemakaman keluarga kesultanan dan auliya Kambang Koci. Konon, makam ini bermula pada 1735 M, Sultan Mahmud Badaruddin I mewakafkan sebidang tanah yang cukup luas untuk pemakaman anak cucu serta menantunya.

Tanah pemakaman tersebut dinamakan Kambang Koci yang berasal dari kata-kata kambang (kolam) dan sekoci (perahu), karena jauh sebelumnya tempat itu merupakan tempat pencucian perahu.

www.detiknews.com

"The Role of Tariqah in Developing World Civilization" / Mawlana Shaykh Hisham Kabbani - Public Speech/Conference

"The Role of Tariqah in Developing World Civilization" / Mawlana Shaykh Hisham Kabbani - Public Speech/Conference

Friday, July 22, 2011

Foto Penutupan AL-MULTAQO AL-SHUFY AL-ALAMY

Haqqani Indonesia

Acara Penutupan AL-MULTAQO AL-SHUFY AL-ALAMY Sabtu 16 Juli 2011

1. Whirling Dervish by Haqqani Indonesia (Rumi Cafe)
2. Tawassul and Dhikr oleh Habib Luthfi bin Yahya
3. Mawlid ad-Daybae oleh Al-Khidmah Indonesia
4. Tausiyah oleh Shaykh Abdurrohim al-Rukainy (Sudan)
























Kami memempersilahkan para Muhibbun sekalian untuk mendownload, Tag foto & menshare link foto2 Mawlana. Sesuai dengan perintah beliau, menyebarkan foto-foto ini ke khalayak merupakan salah satu cara menyebarkan Barakah. Maka kami mohon para Muhibun sekalian untuk tidak menyalahgunakan foto-foto yang kami sebarkan. Terimakasih atas perhatiannya.
Haqqani Indonesia



Tuesday, July 19, 2011

Foto Harlah NU 85 di Gelora Bung Karno, 17 Juli 2011

Haqqani Indonesia

Berikut adalah foto-foto Puncak Acara Harlah NU 85 di Gelora Bung arno diahridiri Oleh Presiden RI Soesilo Bambang Yudoyono.
Mawlana Syeh Hisyam Kabbani mengucapkan salam kepada presiden sehabis acara selesai.







--------------------------​-----------------------
Catatan dari Haqqani Indonesia

Kami memempersilahkan para Muhibbun sekalian untuk mendownload, Tag foto & menshare link foto2 Mawlana. Sesuai dengan perintah beliau, menyebarkan foto-foto ini ke khalayak merupakan salah satu cara menyebarkan Barakah. Maka kami mohon para Muhibun sekalian untuk tidak menyalahgunakan foto-foto yang kami sebarkan. Terimakasih atas perhatiannya.

Sufi Road : Foto Multaqo al-Shufy al-`Alamy Sabtu 16 Juli 2011

Haqqani Indonesia

AL-MULTAQO AL-SHUFY AL-ALAMY
(Pertemuan Ulama Tingkat Dunia)
adalah salah satu dari rangkaian acara yang diselenggarakan oleh PBNU dalam merangka Harlah NU ke 85. ertemuan ini dihadiri para pimpinan organisasi dan mursyid tarekat se-Indonesia dan para ulama tarekat dari berbagai negara.

Tokoh tokoh ulama dunia yang hadir adalah Sayyid Rojab Dib al-Naqsabandi (Syiria), Habib Zaid bin Abdurrahman bin Yahya (Yaman) , Shaykh Mahmoud (mureed of Sayyid Rojab Dib), Sayyid Muhammad Kabir al-Tijani , & Mawlana Syeh Hisham Kabbani Rabbani.

Nadwah Sufiyah Sesi 1
Mawlana Shaykh Hisham Kabbani (q): The role of Tariqah in Developing World Civilization

Pembicara:
1. Prof. Dr. K.H. Said Agil Siradj (Chairman of Nahdlatul `Ulama Board Committee)
2. Sayyid Rojab Dib al-Naqshbandi (Syiria)
3. Mawlana Shaykh Hisham Kabbani (q)



















--------------------------​--------------------------​------------------
Catatan dari Haqqani Indonesia

Kami memempersilahkan para Muhibbun sekalian untuk mendownload, Tag foto & menshare link foto2 Mawlana. Sesuai dengan perintah beliau, menyebarkan foto-foto ini ke khalayak merupakan salah satu cara menyebarkan Barakah. Maka kami mohon para Muhibun sekalian untuk tidak menyalahgunakan foto-foto yang kami sebarkan. Terimakasih atas perhatiannya.