Pages

Tuesday, October 26, 2010

Sufi Road : Hati vs Nafs

Jadilah manusia hati,- atau paling tidak menjadi muridnya.
Jika tidak, engkau hanya berjalan di tempat, bagaikan keledai terperangkap lumpur.
Jika tak punya hati, manusia tak punya guna;
Dalam kesengsaraan, ia akan dikenal dunia.

Apabila nafsu telah mencapai tingkat kesempurnaan, dia akan sampai pada tingkat perkembangan hati. Pada kenyataannya, nafsu yang tenang adalah hati yang paling dalam, yang oleh para filosof di sebut sebagai nafsu rasional (nafis al natiqa). Namun demikian, sebagian besar manusia masih berada pada maqam sifat sifat kebendaan (tab'), tingkat nafsu, dan belum memiliki hati.
Hati adalah sebuah tempat antara wilayah Kesatuan (ruh) dan daerah keanekaragaman (nafsu). Jika hati mampu melepaskan selubung nafsu yang melekat padanya dia akan berada di bawah pengaruh ruh; itulah yang dikatakan telah menjadi hati dalam makna yang sebenarnya, telah bersih dari segala kotoran keanekaragarnan. Sebaliknya, jika hati dikuasai oleh nafsu, dia menjadi keruh oleh kotoran keanekaragaman nafsu.
Ruh adalah sumber semua kebaikan, dan nafsu adalah sumber semua kejahatan. Cinta menjadi tentara ruh, dan hasrat membentuk tentara nafsu.
Ruh mewakili keberhasilan melalui Allah, sedangkan nafsu mewakili kegagalan melalui Allah juga. Hati terletak antara keduanya, dan pemenang dari keduanya akan mengendalikan hati.

Bila cinta memanggil hati
untuk datang kepadanya,
Hati akan terbang lepas
dari semua makhluk ciptaan.
(Rumi)

Hati adalah tempat dari semua pengetahuan dan kesempurnaan ruh serta tempat terlihatnya penyingkapan Perwujudan Ketuhanan melalui tingkat Esensi yang berbeda beda. Inilah aspek yang memberinya istilah Arab qalb, yang menunjukkan kedudukan tengah antara nafsu dan ruh. Hati membentuk jembatan antara keduanya, yang mewujudkan kesempurnaan dari kedua tingkat yang mengapitnya, yang mendapatkan karunia dari ruh dan menyebarkannya kepada nafsu.
Cangkir yang menggambarkan dunia
adalah hati dari orang yang sempurna
Cermin yang merefleksikan Allah pada kenyataannya adalah hati yang dalam. (SGR3)

Tanah asal Adam diciptakan terolah dengan embun kasih sayang; akibatnya, ratusan kesengsaraan dan kekacauan terlihat di dunia.
Pisau cinta
menusuk pembuluh ruh.
Setetes yang jatuh,
lahirlah hati
(Majdud Din Baghdad)

Dalam komentarnya tentang Fushush al Hikam, jami' menulis:
"Hati adalah haqiqat yang meliputi haqiqat-haqiqat kejasmaniahan serta indera indera pembentuk fisik di satu sisi, dan haqiqat spiritualitas serta karakter karakter nafsu, di sisi yang lain."

Dalam terminologi Sufi, hati menggambarkan substansi spiritual yang terletak antara ruh dan nafsu, yaitu suatu substansi yang merupakan tempat terwujudnya sifat-sifat kemanusiaan. Para filosof menyebut substansi tersebut dengan nafsu rasional, dan menganggapnya sebagai pelengkap nafsu hewani. (KF 1170)

Dalam wilayah ini,
hati adalah raja;
Pada jalan menuju langit tertinggi,
hati adalah pintunya.
Badan bukanlah apa apa,
esensi seseorang adalah hati;
Penghuni "antara dua jari"
Allah adalah Hati.
Dia mampu berperan
sebagai agama ataupun keingkaran;
Dia dapat berputar dari kebajikan dan keburukan.

Engkau pernah mendengar cerita tentang piala Jamsyid yang sering diceritakan kembali,
Dan dalam cerita itu engkau mendengar sumur yang penuh, sebagai barang yang berharga sekaligus sia sia.
Sadarlah bahwa cangkir Jamsyid itu adalah hatimu sendiri,
Hatimu itulah yang telah membentuk sandaran maupun kesedihan.
Jika engkau mempunyai keinginan untuk melihat dunia,
Engkau bahkan akan mampu melihat semua hal di dalam hatimu.

Semak semak bunga mawar telah ditanam dengan harapan tumbuhnya tunas tunas bunga mawar hati.
Ketika belukar mawar menghasilkan kuncup-kuncup bunga segar mawar hati, terselubung dalam tunas itu kelopak kelopak yang penuh daya cipta, baik partikular ataupun universal.
Indahnya keindahan adalah tanda karunia Nya;
Alam kehidupan ruang dan waktu adalah catatan keanekaragaman Nya.
Alam dan apa yang di dalamnya,
Apa saja yang disebut hikmah yang membentuk dunia Nya
Akan hilang dalam hati, Semuanya kecuali yang setetes
dalam hati, Laut Merah.

Bagaimana engkau dapat mengukur apa yang berada di dalam Allah?
Hati yang terletak di dalam selubung badan yang utama bagi kehidupan dan kematian.
Perwujudan rahasia rahasia ketuhanan dan refleksi cahaya cahayanya,
Terletak tidak di dalam hati jasmani tapi dalam hati yang sesungguhnya.

Andai hati hanyalah sebuah benda dari tanah, maka tak ada perbedaan
Antara hati ini dan hati keledai.
Berapa lama engkau akan merasa bangga dengan benda yang terbuat dari tanah ini?
Keledai juga memiliki bagian tubuh seperti ini.

Siapa saja, yang mirip seekor keledai, bangga dengan bagian tubuh ini,
Telah mengganti sebuah mutiara yang berharga untuk sebuah manik dari tanah.
Engkau harus tunduk, kepada seseorang yang berhati seperti lautan
Andai engkau ingin menemukan hati bagaikan mutiara.
Engkau harus mencari naungan di sisi sang guru,
Andai engkau ingin mendapatkan sebuah hati darinya.
Hatimu adalah telur
dari seekor burung kecil;
Tak ditemukan jejak jejak perpindahan,
dari penerbangan yang berasal dari dalamnya.
Untuk mendorongnya, membuatnya bisa terbang,
Berikanlah telur itu kepada sang guru, yang akan menetaskannya.


Sumber : Dr. Javad Nurbakhsy

No comments:

Post a Comment