Di pondok pesantren ini, Habib abdurrahman Bilfaqih belajar ilmu agama dan tarekat dari tahun 1988- 1993. Di masa belajar itu, beliau melangsungkan pernikahan dengan Syarifah Laila binti Utsman Alaydrus pada tahun 1991 dan menetap dengan isterinya di dekat pondok pesantren.
Usai mondok di Darus Surur, beliau dan isterinya menetap di Indramayu, kota asal isterinya. Namun setahun kemudian, Habib Abdurrahman melanjutkan belajar lagi ke PP At-Tauhidiyyah Giren Talang Tegal, Jawa Tengah, di bawah asuhan Syaikh Akhmad Said dan Syaikh Muhammad Khasani. Beliau belajar disana selama lima tahun, 1994 - 2000."Saya tertarik belajar di pesantren ini karena pesantren ini menitikberatkan pelajaran tauhid.
Pendirinya dulu, Syaikh Ubaidillah, sudah dikenal sebagai ahli kajian tauhid, sehingga mendapat undangan Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, mufti Makkah pada abad ke-19, untuk bersama-sama membahas masalah tauhid bersama para ulama Timur Tengah waktu itu," tuturnya. Selepas belajar di Tegal, beliau dipanggil pulang ke Malang untuk memperkuat Dewan Pengasuh PP Darul Hadits. Dewan Pengasuh terdiri dari semua anak Habib Abdullah Bilfaqih, yaitu dua kakak lelakinya ( Habib Abdul Qodir dan Habib Muhammad ), baru kemudian dirinya dan dua adik perempuannya ( Syarifah Ummu Hani dan Syarifah Khadijah ).
Video Dakwah Habib Abdurahman di Jakarta bersama Majelis Nurul Mustofa
Namun karena sehari-hari tinggal di Indramayu,Jawa Barat, Beliau hanya beberapa hari datang ke Malang. Di Indramayu, Habib Abdurrahman mengasuh pesantren, yang diberi nama Ribath Rahmatul Muhammadiyah. Pondok pesantren yang beralamat di Jl. Nyi Resik RT 01 RW 01 Sindang Indramayu, Jawa Barat. "Menjadi santri disini gratis, yang penting bisa mencuci pakaian dan merawat kamarnya sendiri," ujar ayah empat anak ini. Di pesantren itu, selain diajarkan ilmu agama, juga diajarkan tarekat tingkat dasar. Dalam perjalanan dakwahnya, Habib Abdurrahman mendapati, umat Islam sekarang kurang memperhatikan pendidikan cinta dan mengikuti teladan Rosulullah SAW. "Saya gambarkan, dulu di zaman Rosulullah masih hidup, para sohabat cinta, tunduk, dan meneladani Rosulullah SAW.
Mereka setiap hari bisa bertemu junjungan mereka, dan mendengar pelajaran maupun bertanya tentang hal yang mereka tidak ketahui. Namun bisakah kita sekarang memposisikan diri sebagai para sahabat, yang setiap hari cinta, tunduk, dan meneladani Rosulullah SAW dalam kehidupan kita sehari-hari? Kalau kita ingin belajar dan bertanya , segeralah membaca A-lqur'an atau Hadits, atau bertanya kepada para ulama yang mengetahui kedua sumber Islam tersebut," katanya.
Menurutnya, sikap seperti itu kini kurang diajarkan para ustadz kepada santrinya. Karena itulah, kaum muslimin sekarang memahami Islam sebagaimana dirinya dipengaruhi oleh budaya sekitar. Mestinya, kaum muslimin memahami Islam sebagaimana para sohabat mendapat bimbingan dari rosulullah SAW. "
Apa yang kita petik dari meneladani cara para sohabat belajar kepada Nabi Muhammad SAW ? Mereka tidak ada satupun yang murtad hingga akhir hayatnya, dan hidup mereka selalu diterangi cahaya Islam. Dan saya yakin, semuanya masuk surga."Disamping mempelajari kitab kuning dan Tarekat Awaliyah, Habib Abdurrahman juga menerapkan kepada santrinya, yaitu membiasakan mereka berpuasa Senin Kamis, kemudian puasa Nabi Daud (sehari puasa sehari tidak), dan terakhir puasa Dahr (puasa setiap hari,selain lima hari terlarang-yaitu 'Idul fitri, Idul Adha, dan tiga hari setelah Idul Adha) Puasa ini dengan tujuan untuk membersihkan hati dan menghindar dari segala godaan yang sering muncul ketika kita tidak puasa.Selain menjadi Ustadz di dua pesantren itu, Habib Abdurrahman masih menyempatkan diri belajar lagi di luar negeri.
Tepatnya, pada tahun 2003 beliau belajar ke PP Darul Musthafa Tarim, yang di asuh oleh Habib Umar bin Hafidz. "Belia hanya tabarukan, sebab disana hanya 40 hari saja. Selain itu, beliau juga banyak berkunjung ke beberapa Habib sepuh, seperti Al-Maghfurlah Sayyid Muhammad Al-Maliki, Al-Maghfurlah Habib Abdurrahman Assegaf, Habib Zain bin smith, Habib Salim Asy-Syathiri, untuk mendapatkan ijazah beberapa aurad Alawiyin. Tentu saja tidak hanya itu, dengan mendekatkan diri kepada para Habaib dan Ulama, banyak ilmu dan teladan yang diperoleh dari mereka. Setelah banyak belajar dari berbagai guru, saatnya Habib Abdurrahman mengajarkan apa yang telah didapatkannya.
Selain memberikan kuliah umum kepada para santri Darul Hadits Malang, beliau juga mengasuh Ribath di Indramayu dan berbagai majlis ta'lim di berbagai kota. Pada malam Ahad pertama, pembacaan manaqib di majlis ta'lim Habib Muhammad bin Abdurrahman Assegaf di Indramayu. Sedang pada malam Ahad kedua, pembacaan kitab fiqih yang diikuti ratusan jamaah. Ada juga jadwal di Bandung, yaitu pada malam Selasa awal bulan. Kemudian di Jakarta, ada beberapa tempat. Pada Rabu kedua setiap bulan di Masjid Al-Bahri di jl.D.I Panjaitan. Pada Kamis malam di ribath yang terletak di Pondok Bambu. Belum lagi ta'lim yang sifatnya undangan khusus yang diselenggarakan di beberapa kota di Indonesia maupun luar negeri.
Istiqomah Berpuasa Dahr
Di tengah jadwal dakwah yang padat itu, Habib Abdurrahman mengamalkan puasa Dahr. Kebiasaan itu sudah berjalan sejak lima tahun lalu. Beliau merasa tidak berat, tetapi justru merasakan bahwa puasanya itu semakin mendukung kesehatan ruhani dan jasmaninya. Beliau mengaku tidak pernah terkena stres atau penyakit jasmani lainnya
NASAB BELIAU
Sayyid Abdurrahman Najlil Imamil Qurtbil Habib Abdullah Bilfaqih Al-Alawy RA.
▼
Sayyiduna Wa Maulana Al-Imam Al-Hafidz Al-Musnid Al-Qutub Al-Habib Abdullah Bilfaqih Al-Alawy RA
▼
Sayyiduna Wa Maulana Al-Imam Al-Habr Al-Qutub Al-Habib Abdul Qodir Bilfaqih Al-Alawy RA ▼
Sayyiduna Imam Al-Habib Muhammad bin Ibrahim Bilfaqih Al-alawy RA
▼
Sayyidunal Imam Isa bin Muhammad Az-zamzany RA
▼
Sayyidunal imam yahaya bin Muhammad jamalul lail RA
▼
Sayyidunal imam Abdullah bin ahmad al-alawy RA
▼
Sayyidunal imam al-allamtud dunya abdur rahman bin abdulloh bilfaqih Al-Alawy RA
▼
Sayyidunal imam ahmad bin umar bin mudlor al-alawy
▼
Sayyidunal imam al-gagihul muqoddam ats-tsany abdur rahman bin Muhammad as-assegaf RA
▼
Sayyidunal imam abdulloh ba’alawy
▼
Sayyidunal imam Muhammad bin isa bin abi fadhol RA
▼
Sayyidunal imam al-faqih muqoddam Muhammad bin ali ba’alawy RA
( Mursyid Pertama Thoriqoh Alawiyah )
Dari Sayyidunal Imam Al-faqih Muqoddam RA terbagi menjadi dua jalur yakni Jalur Ahlul Bait dan Bukan Ahlul Bait
Jalur Ahlul Bait
Sayyidunal imam al-faqih muqoddam Muhammad bin ali ba’alawy RA
▼
Sayyidunal Imam Ali Bin Muhammad Ba’alawy RA
▼
Sayyidunal imam Isa An-Naqib RA
▼
Sayyidunal Imam Muhammad bin ali ( Shohibul Marbath ) RA
▼
Sayyidunal Imam Ali Bin Alwy Kholi Qosam RA
▼
Sayyidunal Imam Muhammad Bin alwy bin Muhammad ba’alawy RA
▼
Sayyidunal imam Alwy RA ( Jaddu Bani Alawy )
▼
Sayyidunal Imam Ubaidillah bin ahmad Al-muhajir RA (Sultonul Wujud )
▼
Sayyidunal imam Ahmad Bin Isa An-Naqib RA
▼
Sayyidunal Imam Ali Al-Uraidhy Ra
▼
Sayiidunal Imam ja’far As-Shodiq RA
▼
Sayyidunal Imam Muhammad Al- Baqir RA
▼
Sayyidunal Imam Ali Zainal Abidin RA
▼
Sayyidunal Imam Abu Abdillah Al-Husain RA
▼
Sayyidunal Imam Ali Bin Abi Tholib KRW
▼
Sayyidunal Wa Maulana Muhammad Rasulullah SAW
Jalur Bukan Ahlul Bait
Sayyidunal Imam Al- Faqih Muqoddam Sayyiduna Muhammad Bin Ali Ba’alawy RA
▼
Sayyiduna As-Syekh Abu Madyan Bin Syu’eb Bin Al-Husein RA
▼
Sayyiduna As-Syekh Nuruddin Ali Bin Chizihim RA
▼
Sayyiduna As-Syekh Abu Bakar Muhammad Bin Abdillah Al-Ma’arifi RA
▼
Sayyiduna As-Syekh Abdul Malik RA
( Imamul Haromain )
▼
Sayyiduna As-Syekh Abdullah Bin Yusuf Al-Juwainy RA
▼
Sayyiduna As-Syekh Abu Tholib Muhammad Bin Ali Al-Makki RA
▼
Sayyiduna As-Syekh Abu Bakar Dullaf Bin Juhdur As-Subly RA
▼
Sayyiduna As-Syekh Abul Qosim Al-Junaid Bin Muhammad Al- Baghdad RA
▼
Sayyiduna As-Syekh Abul Hasan As-Sirri As-Siqthi RA
▼
Sayyiduna As-Syekh Abu Mahfudz Ma’ruf Al-Karkhi RA
▼
Sayyiduna As-Syekh Abu Sulaiman Daud Bin Nushoir At-Tho’iy RA
▼
Sayyiduna As-Syekh Abu Muhammad habib Bin Muhammad Al-Ajamy RA
▼
Sayyiduna As-Syekh Abu Said Al-Hasan Bin Abil Hasan Al-Bashry RA
▼
Sayyidunal Imam Ali Bin Abi Tholib KRW
▼
Sayyiduna Wa Maulana Muhammad Rasululloh SAW
▼
Sayyiduna Jibril Aminullah AS
▼
Rabbuna Rabbul Izzah Allah Swt
Perlu ditambahkan bahwa Al-Ustadzul Imam Al-hafidz RA menerima izin membai’at dalam thoriqoh Alawiyyah melalui pengangkatan langsung dari maha Guru Al-Ustadzul Imam Al-Habr RA dan Al-Habibul imam Al-Qutub Muhammad Bin Hadi As-Seggaf RA melalui perintah (Isyarah) dari Baginda Nabi Muhammad SAW. Beliau Al-Hafidz RA juga diperintahkan untuk mengasuh para santri di lembaga Pesantren “Darul Hadits” dan berdakwah ke pelbagai daerah.Dikutip dari Buku Ringkasan Boigrafi “As-Syaikhain Al-Imamain” yang disusun oleh : Ustd. Sayyid Abu Abdillah Abdul Qodir Najlil Imamil Qurtbil Habib Abdullah Bilfaqih Al-Alawy RA
Sumber : majelisremajacintasholawat
assalamualaikum....
ReplyDeletekepada yang terhormat pengelola sufi road,saya memohon izin untuk mengunduh artikel-artikel yang ada di sufi road,saya yakin artikel-artikel itu sangat bermanfaat bagi saya...
saya berharap sufi road ini bisa membantu saya semakin mendekatkan saya pada yang MAHA MEMBERI KEHIDUPAN
terima kasih
wassalamualaikum
Wassalamualaikum..
ReplyDeleteSilahkan akhi..
mudah2an bermanfaat
Amienn
Wassalam
asalamualaikum saya mau minta izin untuk mengunduh poto nya
ReplyDeletekarna berkat tausiah beliau saya semakin mendekatkan diri kepada rosulluloh saw
silahkan akhi.. semoga bermanfaat..
ReplyDeletesyukron
Ijin share ya akhi ini guru ana di darulhadits malang, semoga Allah memberikan barokah bwt antum.
ReplyDelete