Pages

Sunday, November 2, 2008

Nasehat Syeikh Bahauddin an-Naqsyabandy


Sumber : Sufinews.com

1. Mengamalkan tareqat berarti berkekalan di dalam melaksanakan ‘ubudiyyah kepada Allah, secara zahir dan batin, dengan kesempurnaan komitmen (iltizam) mengikuti as-Sunnah, dan menjauhkan segala bid’ah dan segala kelonggaran (rukhsah), pada setiap gerak dan diam.
2. Jalan kita ialah dengan menuruti jejak langkah baginda Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Aku telah dibawakan ke jalan ini melalui Pintu Kurnia, karena dari permulaan jalan hingga ke akhirnya, tiada yang aku lihat melainkan pengaruniaan-pengaruniaan dari Allah.
3. Di dalam tarekat ini, pintu-pintu kepada ilmu-ilmu langit akan dibukakan kepada as-Salikin yang teguh menuruti jejak langkah Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam. Mengikuti as-Asunnah adalah cara yang paling utama untuk membuka pintu-pintu ini.

4 Orang-orang ahli hikmah mempunyai tiga cara untuk mencapai Kebenaran (al-haqiqah), iaitu melalui muraqabah, musyahadah dan muhasabah.Muraqabah itu ialah tidak melihat makhluk karena seseorang itu senantiasa sibuk melihat Sang Pencipta makhluk. Maksud musyahadah ialah memandang kecemerlangan nur yang diterima di dalam hati. Dan maksud muhasabah ialah tidak mengizinkan segala ahwal yang telah diperoleh, menjadi batu penghalang bagi mencapai maqam-maqam yang lebih tinggi.
5 Para ahlullah itu tidak pernah merasa kagum dengan amalan-amalan mereka. Mereka sentiasa beramal demi cinta kepadaNya.
6 Siapa yang mengambil daripada tangan kami, dan menuruti jejak langkah kami, dan mencintai kami, apakah dia itu dekat ataupun jauh, berada di Timur atau di Barat, maka akan kami minumkan dia dari Sungai Kecintaan, dan akan kami berikan dia cahaya pada setiap hari.
7 Jalan kita ialah melalui pergaulan yang baik. Mengutamakan diri bisa mengakibatkan seseorang itu menjadi masyhur dan ini ada bahaya. Kebaikan terletak di dalam bersahabat. Siapa yang mengikuti jalan ini akan memperolehi banyak manfaat dan barakah melalui pertemuan-pertemuan yang ikhlash dan yang benar.
8 Siapa jua yang menziarahi kami tanpa memperolehi faedah yang mereka perlukan dibanding kami, sebenarnya, tiadalah mereka menziarahi kami. Mereka tidak akan merasa berpuas hati. Siapa yang mempunyai keinginan untuk berkata-kata dengan kami, kami tidak akan mendengar apa-apa. Dan siapa pula yang ingin mendengar daripada kami, kami tidak mempunyai apa-apa untuk diperdengarkan. Siapa yang menerima apa yang diberikan tanpa menganggapnya remeh, akan diberikan tambahan. Siapa pula yang tidak dapat menerima apa yang telah diberikan di sini, tidak akan berupaya menerima apa-apa pun, di mana-mana pun jua tempatnya.

Ingatkah engkau kepada kisah seorang manusia yang meminta dirham (duit perak), tetapi dia telah diberikan dinar (duit emas), karena tidak ada dirham untuk diberikan kepadanya? Dia telah berkata, “Apalah gunanya benda ini? Aku tidak boleh membelanjakannya. Ini bukan dirham!”.
9 Dari satu segi, setiap Insan Kamil itu adalah sama. Ini berarti yang apabila si murid sudah benar-benar sealiran dengan usaha tarekat ini, dia boleh berkomuniksai dengan para masayaikh terdahulu, sebagaimana mereka sendiri sering berkomuniksai sesama sendiri, menempuh jarak masa dan tempat.
10 Tugas-tugas dan amalan-amalan sebuah tarekat membentuk satu unit. Kebenaran, cara mengajar dan para murid, membentuk rupa satu tangan, yang tidak dapat dilihat oleh si jahil. Karena dia hanya melihat ketidaksamaan jari-jari, dia tidak dapat melihat kepada pergerakan padu dari tangan itu (yakni pergerakan tangan sebagai satu entitas, sebenarnya terjadi dari pergerakan bersaingan tetapi berpadu dari jari-jari tangan itu)..

4 comments:

  1. Siapa pertama kali diciptakan tuhan..?
    Sebagian ulama mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam dari cahaya. Mereka berdalil dengan hadits yang diriwayatkan dari Jabir, bahwa dia berkata “Aku berkata, “Wahai Rasullullah, beritahukanlah kepadaku tentang sesuatu yang pertama kali Allah Ta’ala ciptakan sebelum segala sesuatu?” Rasulullah bersabda, “Wahai Jabir, sesungguhnya Allah Ta’ala telah menciptakan sebelum segala sesuatu yang lain adalah cahaya Nabimu dari cahaya.”
    Sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas dan ahli bid’ah, mereka mengatakan bahwa Nabi diciptakna dari cahaya, dan dari cahaya Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam, Allah menciptakan para nabi, surga dan neraka, ‘Arsy dan Kursi, dan lain-lain sebagainya.
    Pernyataan itu adalah kebohongan dan kepalsuan yang jelas dan terang. Bersamaan dengan itu, mereka melakukan pertentangan terhadap dalil-dalil Al-Quran dan sunnah. Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam adalah manusia keturunan nabi Adam ‘alaihis salam, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
    “Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku” (QS al-Kahfi: 110)
    “Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar.” (QS al-Furqan: 20)
    Sesuai dengan sifat manusiawi, mereka para nabi juga mengalami sifat-sifat yang dating pada diri manusia. Mereka tidur, bangun, sehat, sakit, dan mereka juga menghadapi cobaan sebagaimana manusia yang lain menghadapi cobaan, bahkan mereka adalah manusia yang paling berat menerima cobaan.
    Sesuai dengan sifat kemanusiawiannya, para nabi juga melakukan pekerjaan sebagaimana yang dilakukan oleh manusia. Diantra pekerjaan Rasulullah adalah berdagang sebelum diangkat menjadi rasul. Para nabi juga menggembala kambing. Bahkan nabi Daud sebagai pandai besi. Begitu pula nabi Zakaria sebagai tukang kayu. Tetapi mereka adalah manusia yang paling utama. Allah Ta’ala telah menunjuk dan memilih mereka serta menjadikan mereka (sebagai manusia utama) sesuai dengan kehendak-Nya.
    Rasulullah mengabarkan bahwa para malaikat dicptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan kepada diri kita, yaitu tanah. Hadits mengenai ini diriwayatkan olehh Imam Muslim.
    Dengan demikian barang siapa yang menganggap bahwa Nabi tercipta dari cahaya, mak ia telah menganggap Muhammad adalah malaikat, dan menyerupai kaum musyrikin. Mereka menganggap tidak mungkin dan mengingkari seorang manusia menjadi rasul. Allah Ta’ala berfirman,
    “Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman tatkala datang petunjuk kepadanya, kecuali perkataan mereka, ‘Adakah Allah mengutus manusia menjadi rasul?” (QS al-Isra’: 94)
    Rasulullah adalah seorang manusia, bukan malaikat. Tidak ada dalam al-Quran maupun assunnah yang mengharuskan keluar dari kenyataan ini, yaitu dia (Muhammad) adalah seorang menusia dari keturunan nabi Adam, dan Allah telah menciptakan nabi Adam dari tanah, bukan dari cahaya.
    Adapun hadits yang disebutkan, yang mereka bersandar atasnya, adalah hadits palsu, mayoritas manusia mengetahui permulaan hadits ini tetapi tidak mengetahui akhirnya. Seandainya mereka telah meneliti akhir hadits tersebut, mereka tidak akan meragukan lagi akan kebathilan hadits tersebut.
    Syekh Abu al-Faidh Ahmad al-Ghumari berkata dalam kitabnya al-Mughayir ‘ala al-Hadits al-Maudhu’ah fil Jami’ish Shaghir, “Hadits tersebut adalah palsu, seandainya menyebutkan secara sempurna, maka tidak akan ragu lagi akan kepalsuannya, dan sebagainya terdapat sekitar dua lembar keterputusan yang mencakup atas lafadz-lafadz yang tidak beraturan dan makna yang tidak masuk akal.”
    As-Suyuti ditanya mengenai hadits tersebut diatas, sebagaimana dalam kitab al-Hawi lil Fatawa, juz 1, halaman 323, maka beliau menjawab, “Hadits yang disebutkan dalam pertanyaan, tidak memiliki sanad-sanad yang bisa dijadikan sandaran.”
    Kita memohon kepada Allah, semoga memberi petunjuk kepada sebagian manusia agar terhindar dari keyakinan yang rusak ini, dan menunjukai kita dan mereka kepada yang haq dan jalan kebenaran.
    Sumber: majalah-Qiblati Vol.01/No.08 1427 H

    ReplyDelete
  2. Syukron atas tambahan ilmunyamm mudah2an kita bisa terus berbagi ilmu

    ReplyDelete
  3. khutbah khutbah pilihan . menuduh bid"ah orang lain. padahal yang mengatakan" nabi diciptakan dari cahaya " adalah dia sendiri. orang lain tdk ada yang ngomong begitu. khutbah khutbah pilihan. salah / tdk lengkap dalam menterjemah hadis ini. nah ! ternyata anda [khutbah khutbah pilihan ] sendiri yg AHLI BID"AH.

    ReplyDelete
  4. Kutbah kutbah pilihan.. kurang paham..dan kurang mngerti jd akhirnya salah dlm menulis..

    ReplyDelete